WAWANCARA

Rhoma Irama: Seribu Kali Dikejar, Jika Bukan Takdir, Tak Bisa

Rabu, 05 Desember 2012, 08:36 WIB
Rhoma Irama: Seribu Kali Dikejar, Jika Bukan Takdir, Tak Bisa
Rhoma Irama
rmol news logo Rhoma Irama yang dielus PKB menjadi capres 2014 tidak merasa dijadikan alat untuk menaikkan perolehan suara dalam pemilu legislatif.

“Parpol tidak peralat saya de­ngan iming-iming capres. Tapi ke­inginan mereka serius men­ja­di­kan saya menjadi capres. Walau be­gitu, kita lihat saja perkem­ba­ngan­nya nanti,’’ ujar Rhoma Ira­ma ke­pada Rakyat Merdeka, kemarin.

Raja dangdut itu mengaku ti­dak hanya didukung PKB, tapi ada beberapa partai sudah mela­kukan pendekatan.

“Ada beberapa partai yang men­­dukung saya. Tapi belum bisa disebutkan partai mana saja,” ujarnya.

Seperti diketahui,  Rhoma ber­te­mu dengan Ketum PKB Muhai­min Iskandar, Minggu (2/12) un­tuk  memberikan dukungan men­jadi capres.

“Saya ditugasi DPP melirik se­mua pihak, termasuk Rhoma Ira­ma. Nanti kita bawa ke Dewan Syuro,” kata Muhaimin.

Rhoma Irama selanjutnya menga­takan, tidak berambisi menjadi presiden. Sebab, jabatan itu sangat berat karena banyak permasalahan bangsa ini.

Berikut kutipan selengkapnya;

Bukankah dalam beberapa survei, nama Anda tidak mun­cul?

Mungkin yang dilakukan lem­baga survei itu adalah kaum in­te­lektual. Sementara pemilih itu kan rakyat. Hasil survei itu bu­kan re­presentatif suara rakyat, se­hing­ga belum bisa dijadikan indikator.

Banyak pihak memprediksi Anda tidak serius menjadi capres, apa tanggapannya?

Kalau diminta dan didukung, saya bukan pada posisi untuk me­no­lak. Saya menyatakan demi­ki­an, karena ada desakan dari ka­langan ulama dan habib dan te­man-teman politisi. Saya akan me­rasa berdosa kalau meno­lak­nya.

Para ulama dan habib mana yang mendukung Anda?

Terutama ulama dan habib di Ja­karta sudah banyak yang me­minta saya untuk maju sebagai capres.

Kalau ulama dan habib di daerah lain?

Saya rasa sama. Saat saya ke Su­rabaya, disambut para ulama de­ngan baik. Mereka menyatakan dukungannya.

Sejak kapan ada dukungan itu?

Sebenarnya Pemilu 2004, saya diminta untuk masuk. Begitu juga pada Pemilu 2009. Tapi saat itu saya tidak terobsesi.

Kenapa sekarang terobsesi?

Karena selalu diminta, tentu mau saja. Kan nggak enak selalu menolaknya.

Bukannya Anda yang mera­pat ke parpol?

Saya tidak datang ke parpol. Waktu pertemuan dengan PKB pun bukan saya yang minta. Ka­lau saya yang ngajak, berarti saya ambisi.

Apa yakin parpol yang men­dekati itu mencalonkan Anda?

Kita lihat saja nanti. Masalah ja­ba­tan itu takdir dari Allah SWT. Seribu kali dikejar pun, kalau bu­kan takdir, ya tidak bisa.

Sebaliknya, kalau ada rin­ta­ngan dari mana saja. Kalau su­dah takdir, bisa saja.

Optimistis bakal dipilih rakyat?

Saya tidak pernah merasa opti­mistis dan pesimistis. Tapi biasa-biasa saja. Sebab, saya tidak am­bisius.

Anda bilang masalah bangsa ini begitu banyak, apa saja itu?

 Masalah bangsa saat ini adalah akhlak, kesatuan, sosial dan hu­kum. Dari berbagai aspek kehi­dupan berbangsa, sudah jauh dari nilai-nilai Pancasila.

Akhlak sudah mulai menurun, sehingga tiada hari tanpa hujatan dan konflik. Baik konflik antar etnik, agama, dan antar warga. Be­gitu juga penegakan hukum. Ini harus benar-benar lebih dite­gak­kan lagi. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA