PILKADA BEKASI

Kampanye Hitam Untungkan Korban

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Minggu, 02 Desember 2012, 20:24 WIB
rmol news logo Mantan Rektor Universitas Islam 45 (Unsima) Bekasi, Haris Budiyono, menyayangkan maraknya aksi black campaign (kampanye hitam) untuk menjatuhkan pasangan tertentu dalam Pilkada kota Bekasi. Upaya meraih simpati masyarakat dengan cara demikian tidaklah elok.

"Mestinya semua pihak mampu menjaga kondisi yang ada sehingga perhelatan pesta demokrasi di Bekasi tetap berkualitas," kata Haris, Minggu (2/12).

Menurut dia munculnya opini yang bernuansa black campaign tidak mempengaruhi sikap masyarakat. Masyarakat sudah mampu membedakan mana yang kampanye hitam, mana yang memang memiliki kapasitas dalam memimpin Bekasi ke depan.

"Black campaign dalam Pemulukada, termasuk yang terjadi di Bekasi, muncul karena pada umumnya para kandidat maupun tim sukses mencoba mencari kelemahan lawan-lawannya terlebih kepada lawan yang dianggap punya kekuatan dan peluang lebih kuat," katanya.

Namun, Haris yang kini aktif sebagai Kepala Pusat Kajian Otonomi dan Pembangunan Daerah (Puskopda) Unisma Bekasi ini mengatakan, semakin offensif kampanye hitam yang dilakukan, maka akan semakin menguntungkan kandidat yang diserang.

"Masyarakat kita lebih iba dan simpatik kepada sosok yang dizolimi," imbuhnya.

Dia menilai sebagai incumbent Rahmat Effendi telah berhasil memimpin Kota Bekasi hingga periode berakhir sampai terjadinya pelaksanaan Pilkada.

"Kemenangan seorang kandidat diukur dari sejauh mana content dan program konkret yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Selebihnya, pendekatan kandidat ke masyarakat dan kreatifitas pencitraan," ulas Haris.

Pilkada Kota Bekasi yang akan digelar 16 Desember mendatang diikuti lima pasang calon. Yakni, pasangan independen Shalih Mangara Sitompul-Anwar Anshori Mahdum (nomor urut 1), pasangan Sumiyati Mochtar Mohamad-Anim Imamudin (nomor urut 2), pasangan Dadang Mulyadi-Lucky Hakim (nomor urut 3), pasangan Rahmat Effendi-Ahmad Syaikhu (nomor urut 4), dan pasangan Awing Asmawi-Andi Zabidi (Azib).

Sumiyati adalah istri mantan Walikota Bekasi Mochtar Mohamad yang lengser karena dipenjara akibat terjerat kasus korupsi. Pencalonan Sumiyati dinilai sebagai salah satu contoh politik dinasti di negeri ini. Tampilnya sang istri di ajang pilkada, dinilai tidak pantas. Terlebih, Mochtar berniat mengawal kemenangan istrinya dari balik penjara.

Sementara Dadang adalah Sekda Kabupaten Bekasi, sedangkan Lucky dikenal sebagai artis. Jejak rekam Dadang Mulyadi sebagai birokrat di Kabupaten Bekasi, dinilai tidak mulus karena sejumlah kasus pernah menerpanya dan hingga kini masih menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja. [dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA