Di Lantai 13, Toiletnya Bagus Dan Layak Pakai

Ratusan Toilet Di DPR Dilaporkan Rusak

Sabtu, 10 November 2012, 09:34 WIB
Di Lantai 13, Toiletnya Bagus Dan Layak Pakai
ilustrasi
rmol news logo Proyek renovasi toilet di gedung Nusantara I DPR pernah ditolak. Menjelang akhir tahun,  proyek ini kembali digarap. Dana Rp 1,4 miliar siap digelontorkan untuk memperbaiki ratusan toilet yang disebutkan rusak.

Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR Nining Indra Saleh, ada 127 toilet yang rusak ringan dan 18 rusak berat.

Toilet yang disebutkan rusak ada di lantai-lantai yang ditem­pati anggota-anggota fraksi.  Be­narkah ada ratusan toilet yang ru­sak? Yuk kita intip.

Rakyat Merdeka mendatangi lantai 13 yang ditempati Fraksi Partai Golkar.  Di lantai ini ada 10 toilet yang tersebar di empat su­dut. Di setiap sudut ada dua hing­ga toilet. Toilet berukuran 1,5x2 meter ini dibagi jadi dua ruangan.

Begitu pintu dibuka terlihat rua­ngan tempat wastafel. Di sam­ping ada pintu untuk masuk ke ruang untuk buang air. Di sini ter­dapat kloset duduk dan urinoir untuk kencing.

Toilet di sini terlihat bersih dan layak pakai walaupun modelnya agak ketinggalan zaman. Hanya tiga toilet yang ditemukan rusak. Ke­rusakannya tak parah. Dua toilet wastafelnya bocor. Air me­ne­tes di bagian bawah wastafel saat keran dibuka untuk mem­basuh tangan.

“Rusaknya sudah dua bulan lalu. Perbaikannya cuma perlu mengganti sedikit pipa yang berada di bawah wastafel agar tidak bocor,” kata Soni, petugas cleaning service di lantai ini. WC duduk dan urinoir di dua toilet ini masih berfungsi baik.

Toilet yang berada di sudut kanan terlihat rusak di bagian langit-langitnya. Plafonnya ke­hi­tam-hitaman. Bekas kena rem­besan air dari toilet di lantai atas.

Lantaran air dari lantai atas ke­rap merembes, toilet ini tak di­gu­nakan. “Mungkin perbaikannya agak makan biaya, karena harus mengganti pipa yang bocor,” kata Soni mengira-kira.

Beranjak ke lantai 15. Di lantai yang ditempati anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini disebutkan ada toilet yang rusak. Penelusuran Rakyat Merdeka, hanya menemukan satu toilet yang rusak. Itu pun hanya wastafelnya. WC dan uri­noir­nya masih berfungsi baik.

Keran di wastafel itu tak bisa me­ngeluarkan air. Di dinding de­pan wastafel ditaruh kertas pu­tih bertuliskan “Maaf!!! Was­ta­fel rusak tidak dapat digunakan.”

Naik ke atas ke lantai 16, tem­pat anggota Fraksi Partai Hanura berkantor. Ada dua toilet yang rusak. Toilet pertama, air di uri­noir terus mengucur sete­lah bilas. Di depan tempat kecing ini di­pasang kertas putih bertu­lis­kan “rusak”. Mungkin ini sebagai pemberitahuan agar tak dipakai.

Tak jauh dari sini ada toilet yang dilaporkan klosetnya rusak. Di penutup kloset ditempel kertas putih bertuliskan “Maaf, toilet rusak.”

Dodi, petugas cleaning service mengungkapkan, kloset itu sudah rusak sejak dua minggu lalu. Tapi, menurut dia, tidak parah. “Ha­nya perlu memperbaiki pipa­nya. Setelah itu bisa dipakai lagi,” kata pria yang mengenakan se­ra­gam warna biru ini.

Di lantai 17 yang ditempati anggota Fraksi Partai Gerindra hanya ditemukan satu toilet yang rusak. Di lantai ini ada 10 toilet. Kerusakannya hanya di was­ta­felnya. WC dan urinoir berfungsi.

Dari sini Rakyat Merdeka naik ke lantai 20, tempat anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN). Ada dua toilet yang di­temukan rusak. Satu wastafelnya. Satu lagi klosetnya selalu ter­ge­nang air. “Paling ada pipa di ba­wah kloset yang mampet,” kata pe­rempuan petugas cleaning service di lantai ini.

Nining mengatakan perbai­kan toilet yang rusak ringan meng­ha­bis­kan biaya Rp 2 juta sampai Rp 4 juta. Untuk rusak berat Rp 20 juta.

Bila ditotal, dana untuk mem­perbaiki toilet-toilet itu mencapai Rp 1,4 miliar.  “Nilai Rp1,4 miliar ini sesuai identifikasi dari kon­sultan. Misalnya keran bocor, sho­wer tidak memadai, meng­ganti kloset, wastafel, keramik, plafon. Itu semua tergantung ting­kat kerusakannya,” katanya.

Kenapa baru dilaksanakan men­jelang tutup tahun? Nining ber­dalih pihaknya perlu menung­gu persetujuan dari Badan Pe­ngawas Keuangan dan Pem­ba­ngu­nan (BPKP).

“Sebetulnya kami mengi­ngin­kan awal tahun, tapi ada me­ka­nisme rasionalisasi dari BPKP, se­hingga baru Juni disetujui un­tuk dilakukan pelaksanaan,” katanya.

Nining berharap pada minggu keempat November sudah ada pemenang tender perbaikan toi­let. Sehingga proyek bisa segera dimulai. Ditargetkan selesai 31 Desember.

“Berdasarkan hasil kajian waktunya masih cukup sampai 31 Desember. Kita sudah ada lang­kah-langkah antisipasi supaya ter­laksana tepat waktu. Pe­lak­sa­naan akan kita perketat pe­nga­wa­sannya,” kata Nining.

Marzuki Minta 2 Proyek Ditunda Sampai 2014

Masyarakat Kecewa Sama DPR

Ketua DPR Marzuki Ali me­merintahkan Sekjen Nining Indra Saleh membatalkan proyek reno­vasi ruang anggota Dewan dan penggantian pagar pembatas Ta­man Ria Senayan.

Kedua proyek ditunda sampai masa keanggotaan DPR ber­akhir pada 2014. Untuk proyek per­baikan toilet silakan di­teruskan.

Menurut Marzuki, proyek per­baikan toilet ini jangan dinilai dari anggarannya yang sampai mi­liaran. Tapi juga perlu dike­ta­hui bahwa ada ratusan toilet yang rusak di gedung Nusantara I. “Jangan dilihat dari Rp1,4 mi­liar­nya,” katanya.

Marzuki mengatakan per­bai­kan toilet ini demi kepentingan umum. “Kalau toilet bolehlah di­perbaiki. Kalau buntu per­bai­kilah. Masak toilet nggak bisa dipakai? Kan nggak mungkin,” katanya.

Sementara untuk proyek yang lain sebaiknya ditinjau ulang. Apa­lagi tingkat kepercayaan rak­yat terhadap DPR menurun.

“Saya harap pagar jangan. Ya semualah karena menurut saya ma­syarakat sedang kecewa de­ngan DPR. Karena itu perlu meng­hemat anggaran. Gunakan­lah anggaran itu untuk ke­pen­tingan lain yang berguna untuk rak­yat,” kata Marzuki.

Ia mengakui bahwa Setjen DPR berwenang untuk mela­ku­kan renovasi. Namun proyek re­no­vasi itu tperlu memperhatikan penilaian masyarakatan.

“Saya menyarankan untuk tidak renovasi. Ini kewenangan sek­jen. Tapi sekjen bisa konsul­tasi pada pimpinan,” katanya.

Anggota DPR Dewi Aryani menilai banyak toilet di gedung Nusantara I yang perlu diper­baiki. “Kondisi sekarang sangat memprihatinkan, bocor, selang ti­dak berfungsi, dan bau,” katanya.

Menurut dia, kerusakan toilet ini karena kualitas bahannya yang tak bagus. Ditambah lagi usia bahan itu yang sudah lama.

Namun Dewi memuji kondisi toilet di lantai 1 gedung Nusan­tara I. Toilet-toilet ini dekat de­ngan ruang rapat komisi. “Kon­disi toilet di komisi sudah baik,” katanya.

Anggota DPR dari Partai De­mokrat Sutan Bhatoegana me­minta anggaran perbaikan toilet disesuaikan dengan tingkat ke­ru­sakannya. “Yang penting harus bisa dipertanggung jawabkan dan bukan hanya sekadar proyek,” katanya.

Ongkosnya Kelewat Mahal, Awas Dikorup

Setjen DPR menganggarkan dana Rp 2 juta sampai Rp 4 juta untuk memperbaiki toilet yang rusak ringan. Untuk kerusakan be­rat Rp 20 juta. Total biaya yang bakal dihabiskan Rp 1,4 miliar.

Menurut Koordinator Inves­tigasi dan Advokasi Forum In­do­nesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Uchok Sky Khadafi, anggaran proyek ini kelewat mahal.

“Seharusnya untuk yang toilet yang rusak ringan Rp 500 ribu sudah cukup termasuk ongkos pemasangan tukang se­lama sehari,” katanya.

Dengan mengajukan angga­ran yang lebih besar dari harga perbaikan, Uchok meng­kha­wa­tirkan, proyek ini berpotensi dikorup. Ia menilai pelaksanaan lelang proyek ini janggal. Se­bab, me­pet dengan waktu pe­nan­­da­ta­nga­nan kontrak dan pe­ngerjaannya.

“Adanya pekerjaan pada ak­hir tahun 2012 ini mengon­fir­masi kepada publik bahwa ada kesengajaan yang dilakukan oleh DPR agar pekerjaan ini ti­dak menjadi sorotan tajam oleh publik,” kata Uchok.

Menurut dia, kalaupun Setjen DPR mau melakukan renovasi toilet sebaiknya diprioritasnya di area-area yang bisa diakses publik. Misalnya toilet di ge­dung Nusantara III. “Saya lihat toilet di lantai satu dengan press room DPR banyak yang nggak berfungsi,” katanya.

Ada tiga proyek yang dimulai tahun ini. Selain renovasi toilet, ada proyek penggantian pagar batas dengan Taman Ria dengan anggaran Rp 1 miliar, dan reno­vasi ruang kerja anggota DPR Rp 6,2 miliar.

Uchok mendapat informasi bahwa kontrak ketiga proyek akan diteken antara tanggal 22 sampai 30 November. “Berarti maksimal hanya satu bulan un­tuk melaksanakan tiga peker­ja­an tersebut,” katanya.

Ia menyangsikan ketiga pro­yek ini akan selesai pada akhir tahun 2012. Ia khawatir proyek ini bakal molor seperti proyek par­kir molor yang belakangan dihentikan. Ada spesifikasikan yang  tidak sesuai.

Perbaikan Ringan Rp 2 Juta, Rusak Berat Rp 20 Juta

Ada 220 toilet di gedung Nu­santara I. Hampir setengahnya disebutkan rusak. Pejabat Setjen DPR menganggap per­baikan toilet ini mendesak.

Kepala Biro Pemeliharaan Ba­ngunan dan Instalasi DPR Erry S Achyar menyebut, ba­nyak ang­go­ta DPR yang ngeluh toilet rusak.

“Kami juga pusing karena keluhan ini selalu ada setiap rapat. Kami sebagai pelayan di sini, ya mau tidak mau me­la­ku­kan perbaikan karena ini ke­mau­an dari anggota DPR yang juga sudah dibahas di Badan Uru­­san Rumah Tang­ga,” katanya.

Menurut Erry, toilet-toilet yang perlu diperbaiki itu ada di lantai yang ditempati anggota fraksi. Umumnya pipa bocor, plafon, keramik dan keran ru­sak serta lampu penerangan yang pecah.

Tapi saat ditanya di mana saja toilet yang rusak, dia tidak tak bisa menyebutkannya. “Itu kan bukan kami yang m­er­en­ca­na­kan. Bagian Perencanaan yang membuat detailnya dan sudah melakukan kajian investigasi secara profesional,” elaknya.

Erry menandaskan, anggaran 1,4 miliar untuk memperbaiki ratusan toilet itu wajah. “Kalau ditanya anggaran begitu besar, disesuaikan dengan kondisinya. Jumlahnya banyak,” katanya.

Setjen DPR menargetkan per­baikan itu selesai dalam waktu 1,5 bulan. Sehingga pada awal ta­hun 2013 semua toilet berfungsi.

Kepala Biro Humas dan Pem­beritaan DPR Djaka Dwi Wi­nar­ko menambahkan, proyek ini ada­lah kelanjutan dari renovasi toilet awal tahun 2012. Per­bai­kan toilet belum bisa dilakukan me­nyeluruh karena ada rasio­na­lisasi anggaran.  [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA