WAWANCARA

Said Aqil Siradj: Era Obama, Tokoh Islam Pernah Berdoa Di Gedung Putih

Jumat, 09 November 2012, 08:46 WIB
Said Aqil Siradj: Era Obama, Tokoh Islam Pernah Berdoa Di Gedung Putih
Said Aqil Siradj
rmol news logo Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyambut sukacita terpilihnya kembali Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

”Saya pribadi dan atas nama war­ga besar Nahdlatul Ulama me­nyambut gembira dan me­ngucapkan selamat atas keme­nangan Obama,” katanya ke­pada Rakyat Merdeka, di Ja­karta, kemarin.

Said Aqil menilai, kepemim­pi­nan dan kebijakan Obama ter­hadap umat Islam, khususnya di Timur Tengah, jauh lebih baik da­ri­pada pemimpin AS sebe­lum­­nya.

Meski belum mencapai se­perti yang diharapkan.

Berikut kutipan selengkapnya;

Harapannya seperti apa?

Umat muslim tentunya meng­ha­rapkan Obama mampu me­nye­lesaikan konflik di Timur Tengah dan tidak terjadi lagi pe­perangan untuk selamanya.

AS sebagai negara yang sudah terkenal sebagai champion demo­krasi, liberal, betul-betul bisa ber­buat seadil-adilnya, seobyektif mungkin terhadap umat Islam, ter­­tutama Palestina, Irak, Af­ghanistan.

Apa buktinya Obama lebih baik?

Misalnya, saat Obama pi­dato di Mesir. Beliau menga­takan bahwa Amerika tidak memusuhi umat Islam dan Islam bukanlah agama teroris. Saya juga menga­takan bahwa teroris itu hanyalah oknum.

Obama mengaku tidak memu­suhi umat Islam. Bahkan di era Oba­ma, pernah tokoh-tokoh Islam berdoa di gedung putih.

Kenapa Anda bilang  Obama sudah berbuat adil di Timur Tengah?

Memang masih banyak yang harus dilakukan Obama untuk ber­buat adil. Karena seperti yang kita ketahui, belum lama ini Israel ngebom gudang senjata Sudan, dan Amerika diam saja. An­dai saja Sudan yang ngebom gu­dang senjata Israel, kira-kira Amerika diam nggak? Kan masih jadi pertanyaan.

Hal semacam itulah yang harus kita dorong agar Amerika bisa me­lihat umat Islam di Timur Te­ngah dengan seadil-adilnya. Pa­les­tina ini sebagai bangsa yang ti­dak pernah menjajah dalam se­jarahnya, dan sekarang dijajah te­rus. Nah, penjajahnya ini kok didukung.

Kalau begitu kenapa Anda gembira?

Kita harapkan ke depan itu Amerika bisa lebih dinamis lagi, lebih adil lagi terhadap umat Is­lam. Tetapi, bagaimana pun juga da­lam kepemimpinan Obama se­lama empat tahun memimpin Amerika jauh lebih baik daripada pemimpin sebelumnya.

Apakah Obama bisa menye­lesaikan konflik di Timur Tengah?

Mau tidak mau, Obama harus bisa menyelesaikan perang di Ti­mur Tengah. Obama harus lebih berani lagi, lebih obyektif dan bersikap seadil-adilnya. Siapa yang benar harus dikatakan benar dan siapa yang dzalim harus di­katakan dzalim.

Saya rasa, jangan sampai na­ma baik Amerika ini dirusak  kepentingan Yahudi. Bukan saya anti Yahudi, jangan disangka saya ini anti Yahudi, saya ini tidak anti Ya­hudi. Tapi saya ini anti ke­dza­li­man, penindasan, permu­su­han, dan penjajahan.

Saya rasa, semuanya harus sa­ling menghormati. Penjajahan, penindasan, dan permusuhan ha­rus dihentikan. Seharusnya, Pa­les­­tina dan Yahudi itu bisa hidup ber­­sama-sama dengan damai.

Obama menilai ancaman ter­besar negaranya adalah teroris, komentar Anda?

Harus diketahui juga bahwa te­roris itu merusak Islam. Jangan di­kira teroris itu membesarkan Islam, justru mengotori dan mencoreng Islam itu sendiri. Ka­rena jelas, itu dilarang.

Apa untungnya bagi Indone­sia atas terpilihnya kembali Obama?

Tentunya kita berharap, Ame­rika ketika berinvestasi di Indo­ne­sia harus benar-benar me­mentingkan dan mengun­tung­kan kedua pihak. Jangan hanya demi kepentingan sendiri.

Misalnya, soal PT Freeport. Si­la­­kan saja mereka berinves­tasi di si­ni sebesar-besarnya, asalkan pembagiannya masuk akal. Arti­nya, saling meng­un­tungkan. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA