Keluarga besar Bung Hatta bersyukur atas penganugerahan pahlawan nasional kepada Wakil Presiden pertama tersebut.
“Bung Hatta memang sudah seÂpantasnya menerima gelar pahÂlawan nasional. Kami sekeluarga sangat berterima kasih kepada peÂmerintah dan embaga tinggi negara,†kata Putri Bung Hatta, Meutia Hatta, kepada Rakyat MerÂdeka, di Jakarta, kemarin.
Seperti diketahui, Presiden SBY memberikan gelar pahlaÂwan nasional kepada Bung Karno dan Bung Hatta, di Istana Negara, kemarin.
Penghargaan diterima keluarga Bung Karno yang diÂwaÂkili Guntur Soekarnoputra. SeÂdangÂkan Keluarga Bung Hatta diwakili Meutia Hatta.
Meutia Hatta selanjutnya meÂngatakan, pemberian gelar terseÂbut akan membuat generasi muda mengingat kedua tokoh besar bangsa Indonesia itu.
“Saya kira bukan hanya keÂluarga yang berbahagia, tapi juÂga rakyat Indonesia,†kata beÂkas Menteri Negara PemberÂdaÂyaan Perempuan itu.
Berikut kutipan selengkapnya:
Seberapa besar dukungan rakÂyat itu?
Bung Hatta itu kan pejuang unÂtuk rakyat dan bangsa, seÂhingga banyak rakyat mengÂharÂgai jasa-jasanya. Hari ini (keÂmaÂrin), saya banyak mendapatkan SMS yang mengucapkan selaÂmat.
Bukankah Bung Hatta sudah dapat gelar pahlawan proÂklaÂmaÂtor?
Bung Karno dan Bung Hatta memang telah mendapatkan gelar sebagai proklamator kemerdeÂkaan Indonesia. Namun makna gelar itu masih sempit, sehingga keÂÂdua tokoh ini hanya diingat anak muda sekarang sebagai orang yang memproklamasikan KemerÂdeÂkaan Indonesia.
Padahal, perjalanan menuju proÂklamasi itu sangat panjang dan penuh perjuangan.
Bung Hatta sudah berjuang sejak usia muda, 23 tahun. Pada 1921 pergi ke Belanda dan aktif daÂlam organisasi Perhimpunan HinÂdia Belanda di Belanda. BahÂkan, mengubah organisasi terseÂbut menjadi Perhimpunan InÂdonesia.
Apa keluarga mendesak agar Bung Hatta diberikan gelar pahÂlawan nasional?
Kami tidak pernah intervensi soal itu. Namun pemberian gelar pahÂlawan nasional ini sangat beÂrarti bagi kami. Selama ini kalau ada acara-acara kepahlawanan kami tidak diundang.
Sama sekali tidak pernah diundang?
Memang kami pernah sekali diundang dan Ibu saya bergabung dengan ibu-ibu atau janda-janda pahlawan nasional. Saat itu Ibu saya pernah disindir bukan terÂmasuk istri pahlawan nasional. Itu dikatakan di depan saya. Jadi ada semacam pemetaan.
Karena itu, dengan gelar ini kaÂmi sangat bersyukur. Saya yakin Presiden SBY sudah tepat memÂberikan gelar itu. Sebab, memang sudah seharusnya diberikan.
Anda yang menilai seharusÂnya Bung Hatta diberikan geÂlar itu sejak lama, komentar Anda?
Bung Karno itu ada sedikit maÂsalah dengan TAP MPRS. Tapi saya lupa tepatnya nomor berapa. Bung Hatta kebawa-bawa, paÂdahal tidak ada masalah. Kedua pahlawan ini selalu disebut sebaÂgai pahlawan proklamator dan dwi tunggal. Padahal tidak perÂnah diangkat, apa sih sebenarnya dwi tunggal itu.
Akhirnya, Bung Hatta yang seÂharusnya sudah bisa diberikan geÂlar pahlawan nasional sejak lama, terus terbawa-bawa dan dikaitkan dengan Bung Karno. Tapi kami Alhamdulillah, saya tidak pernah mempermasalahkannya. Bung Hatta itu kan perjuangannya panÂjang sekali.
Anda kecewa?
Kami tidak kecewa. Tetapi Bung Hatta ini sebenarnya kasiÂhan karena terbawa-bawa oleh pahlawan proklamator itu dan orang berpikir hanya pahlawan proklamator saja. Padahal, perÂjuangannya sejak umur 23 tahun.
Harapan Anda dengan dibeÂriÂkannya gelar tersebut?
Saya berharap, semuanya bisa mengetahui bagaimana perjuaÂngan Bung Hatta. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: