"Bangsa Indonesia memiliki teknokrat dan insinyur yang pintar-pintar sehingga tidak akan kehabisan akal. Hanya teknokrat yang bermental
inlander yang selalu menganggap bangsa kita tak memiliki kemampuan dan nyaman dengan dominasi BP (British Petroleum)," ujar Ketua Umum Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi, Lamen Hendra Saputra, dalam pernyataan resmi, Selasa (6/11).
Namun, LMND juga yakin bahwa para pekerja pribumi di BP Indonesia tidak semuanya bermental
inlander, sehingga jika kelak BP berhasil "diusir" dari Indonesia dan akhirnya para pekerja tersebut dirumahkan, Pertamina dengan tangan terbuka harus menampung dan mempekerjakan mereka. Untuk itu, LMND pun berharap ada solidaritas dari para pimpinan serikat pekerja yang progresif di seluruh Indonesia.
Lamen menerangkan, sebagai contoh solusi, Pertamina atas nama bangsa Indonesia bisa meminta bantuan untuk mengatasi semua kendala modal dan teknologi dalam pengelolaan Blok Tangguh tersebut kepada negeri-negeri yang rela bekerjasama dengan posisi lebih setara dan berkeadilan, misalnya Venezuela dan Bolivia di Amerika Latin, ataupun juga Rusia dan Norwegia di Eropa Utara yang memiliki teknologi terdepan dalam pengeboran di laut dalam.
LMND menyerukan agar pemerintah dan rakyat Indonesia tidak gentar jika kelak perusahaan tambang asal Inggris itu mempermasalahkan secara hukum bila ada tindakan politis berbasis Pasal 33 UUD 1945 (nasionalisasi atau terminasi kontrak kerjasama sepihak).
"Kita akan katakan: 'jangankan ke Arbritase Internasional di Den Haag, ke neraka pun akan kami layani setiap gugatan hukum kalian, jika itu semua untuk rakyat Indonesia'. Kami yakin Indonesia masih memiliki ahli-ahli hukum yang pintar dan juga nasionalis," tutupnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: