WAWANCARA

Benny Mamoto: Tes Urine Hakim Dilakukan Mendadak, Seperti Pencuri Di Tengah Malam...

Selasa, 06 November 2012, 08:48 WIB
Benny Mamoto: Tes Urine Hakim Dilakukan Mendadak, Seperti Pencuri Di Tengah Malam...
Benny Mamoto
rmol news logo Badan Narkotika Nasional (BNN) siap menindaklanjuti permintaan Komisi Yudisial (KY) melakukan tes urine para hakim.

“Ini penting dilakukan. Sebab, ha­kim pemakai narkoba bisa mempengaruhi putusannya saat menangani perkara,’’ kata Kepala Deputi Pemberantasan Narkoba BNN, Benny Mamoto, kepada Rak­yat Merdeka, kemarin.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu BNN menangkap ha­kim PN Bekasi Puji Wijayanto saat pesta narkoba. Hakim Puji pun berkicau kepada Komisi Yu­disial (KY) bahwa banyak hakim di Jakarta kecanduan narkoba.

Kicauan itu disampaikan ke­pada Wakil Ketua KY Imam An­shari Saleh dan komisioner KY Su­parman Marzuki. Makanya KY menggandeng BNN untuk mem­berantas narkotika di lembaga pe­negak hukum, terutama  hakim. Ingin  memberikan shock therapy dengan melakukan tes urine.

Benny Mamoto selanjutnya mengatakan, waktu untuk mela­kukan tes urine bagi para hakim ini tidak bisa diberitahu sebelum­nya. Harus mendadak, tidak bisa di­jadwalkan.

Berikut kutipan selengkapnya:

Kenapa harus mendadak?

Kalau dikasih tahu, me­­reka bisa tidak pakai dulu, bisa puasa dulu kan. Artinya, tes urine dilakukan mendadak seperti pencuri di tengah malam. Kalau di­­ka­sih tahu ada pencuri, tentu orang sudah siap-siap.

Memangnya banyak penya­lah­gunaan narkoba yang dila­kukan hakim?

Penyalahgunaan narkoba oleh hakim belakangan ini semakin meningkat. Makanya perlu me­ningkatkan pengawasan terha­dap hakim. Dari informasi yang kami terima, penyalahgunaan nar­koba oleh aparat penegak hu­kum, khu­susnya hakim penga­dilan negeri terus meningkat. Bah­kan di ting­kat lebih atas pun ada.

Apa hakim agung juga mela­kukannya?

Itulah yang perlu kami lakukan tes urine. Kalau nanti ketahuan po­sitif menggunakan narkoba, se­cara internal bisa diambil lang­kah-langkah. Apakah nantinya di-assessment untuk direhabili­tasi atau diberikan sanksi.

Saya rasa, hal itu sangat pen­ting supaya tidak menimbulkan dampak yang dapat merugikan ba­gi institusinya dan tentunya ba­gi masyarakat banyak.

Apa langkah yang perlu dila­kukan MA?

Kami mendorong agar ada ini­siatif dari masing-masing ketua Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, dan MA melakukan tes urine para hakim.

Seharusnya dengan tertangkap­nya hakim Puji, ada upaya mak­simal memerangi narkoba. Se­bab, adanya perilaku hakim se­perti itu tentu mencoreng lem­ba­ga tersebut.

Apalagi dengan mengkonsum­si narkoba para hakim ini bisa mengambil keputusan ngawur, me­rugikan masyarakat, dan me­nimbulkan perilaku me­nyim­pang.

Perlikau menyimpang se­perti apa?

Perilaku menyimpang itu bisa sa­ja hakim tersebut main wanita, melakukan korupsi, mencuri, ter­masuk melakukan kekerasan. In­tinya, akibat  menggunakan nar­ko­ba ini sangat berbahaya.

Apakah tes urine ini bisa mem­­buat hakim yang meng­gu­na­kan narkoba jera?

Imbasnya tidak hanya itu. Tapi bagi orang yang mau mencoba-co­ba menggunakan narkoba, bisa ng­gak jadi. Sebab, takut keta­huan. Sebenarnya tes urine ini lang­­kah sederhana, tapi sangat pen­ting. Harus diketahui juga bahwa harga tes urine ini nggak seberapa jika dibandingkan de­ngan resi­konya.

Apakah keinginan tes urine itu sudah ada tanggapan dari MA?

Sampai sekarang belum ada. Kami akan coba menunggu. Him­bauan sudah kami berikan, lebih baik mencegah dini, dan men­deteksi dini. Daripada nanti BNN harus turun dan menang­kap.

Namun, yang jelas BNN tidak akan berhenti di hakim Puji. Sela­gi ma­sih ada yang menggunakan nar­koba, kami akan ambil tin­da­kan.

Apakah tes urine ini akan di­la­kukan terhadap seluruh ha­kim di Indonesia?

Kita mulai di Jakarta dulu. Ka­mi berharap dengan langkah ini men­jadi pelajaran bagi hakim se­lu­ruh Indonesia. Masa sudah tahu begini, masih diam saja. Kalau ada yang tertangkap lagi kan ma­lu sendiri.

Kalau saya sebagai pimpinan­nya di lembaga itu, ketika ada war­­ning se­perti ini dari BNN, ma­­ka saya akan cepat-cepat me­la­kukan lang­kah-langkah. Jangan sampai ins­titusi ini jadi malu. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA