WAWANCARA

Zulkieflimansyah : Gaya Dahlan Memang Unik, Nggak Bisa Dianggap Lebay

Kamis, 25 Oktober 2012, 09:05 WIB
Zulkieflimansyah : Gaya Dahlan Memang Unik, Nggak Bisa Dianggap Lebay
Zulkieflimansyah

rmol news logo Citra naik, kinerja menukik. Kira-kira begitu kritik terhadap Menteri BUMN Dahlan Iskan yang belakangan menguat di Senayan.

Baik secara langsung maupun sem­bunyi-sembunyi, politisi DPR mendorong Dahlan Iskan di­eva­luasi bahkan di-reshuffle.

Keluhan di DPR diduga terkait Pilpres 2014. Pasalnya, kritik di­ketahui banyak datang dari Ko­mi­si VI yang dimotori para poli­ti­si Partai Golkar.

Semua dugaan politis tadi dini­lai wajar oleh Ketua DPP PKS yang juga Wakil Ketua Komisi XI DPR Zulkieflimansyah.

“Populer di masyarakat belum ten­tu populer bagi elite. Biasa sa­ja, itu normal secara sosial dan po­li­tik,” kata Zulkieflimansyah ke­­pada Rakyat Merdeka, di Ja­karta, kemarin.

Selain Komisi VI DPR, siapa saja sih di Senayan yang ken­cang minta Dahlan Iskan dievaluasi?

Detilnya saya tidak terlalu ta­hu.Kalau selentingan sih me­mang komunikasi Pak Dahlan dan teman-teman Komisi VI agak kurang hangat. Ini masih bisa diperbaiki. Pak Dahlan kan cukup punya kerendahan hati untuk mengaku salah kalau memang ada jembatan pengertian yang selama ini sulit dibangun.


Bagaimana dengan Komisi XI DPR?

Berkenaan dengan BUMN, pro­ses di Komisi XI cepat karena setiap diundang ya datang. Con­toh rencana right issue BTN, kelar segera dan nggak bertele-tele pembahasannya.


Kabarnya Komisi VI gerah Dahlan over acting tapi kinerja BUMN malah anjlok, tangga­pan Anda?

Kalau ada yang gerah karena ter­kesan Dahlan one man show, ya bisa dimengerti. Ini refleksi sa­ja buat Pak Dahlan untuk juga me­merhatikan prosedur serta atu­ran main yang ada dan sudah di­se­pakati bersama. Maklum Pak Dah­lan kadang spontan-spontan saja. Tapi biasanya yang tersing­gung ini karena komunikasi yang ku­rang baik. Ya diperbaiki saja ko­munikasinya.


Istana dan kabinet pun ka­bar­nya gerah karena Dahlan mem­prioritaskan kegiatan pen­citraan ketimbang acara ke­negaraan, apa benar begitu?

Karena gaya dan gebrakannya cepat tentu ada resistensi untuk berubah bahkan seperti melawan kebijakan Dahlan sebagai men­teri BUMN. Ini suatu yang wajar saja karena memang resisten un­tuk berubah itu selalu ada di se­tiap organisasi.


Kritik DPR terkesan dimo­tori oleh politisi Golkar. Murni kritik kinerja atau politis je­lang 2014?              

Saya tidak tahu. Kalau ada yang terganggu dan merasa yang dila­kukan Dahlan ada kaitannya de­ngan Pemilu 2014, ya wajar ju­ga, karena memang figur Pak Dah­­lan cukup populer di ma­sya­rakat.

Tapi mudah-mudahan adanya kecuri­gaan dan komentar miring itu di­maknai  Pak Dahlan sebagai feedback positif untuk bekerja le­bih baik lagi.


Apakah Dahlan pantas dini­lai lebay?

Gaya Dahlan memang unik. Ja­rang atau malah tidak ada ka­musnya dalam kerja menteri yang sudah-sudah. Kalau begitu, ng­gak bisa langsung dianggap lebay kan. Spontanitasnya layak kita hargai.

Misalnya, turun langsung ke lapangan. Ada semangat pemim­pin ingin dekat dengan rak­yat­nya. Tentu setelah ke rakyat, Pak Dah­lan diharapkan kembali be­kerja meningkatkan kinerja BUMN.


Sebagai pimpinan PKS, Anda masih menilai positif ki­nerja Dahlan? 

BUMN itu aktor penting dalam pembangunan ekonomi kita. Pak Dahlan sudah membawanya ke arah yang benar. Mudah-muda­han terobosannya terus berlanjut dan berkesinambungan.


Sejauh mana Dahlan meng­ge­brak di kabinet?              

Setidaknya ada desakralisasi terhadap pemaknaan posisi men­teri dan eksekutif di BUMN kita. Orang-orang yang berpikir out­si­de the box kini banyak mendapat tempat sebagai pimpinan puncak BUMN kita. Saya juga tidak me­lihat perombakan direksi BUMN oleh Pak Dahlan untuk kepen­tingan elite tertentu. Semua dida­sar­kan pada kapasitas dan penga­laman. So far so good.


Sepertinya PKS siap mela­mar Dahlan untuk 2014 nih?

Di PKS pencapresan itu ada me­kanismenya. Masih terbuka bagi siapa saja yang kami lihat mampu membawa Indonesia ini ke arah yang lebih baik. Kita bu­tuh pemimpin yang mampu men­distribusikan harapan ke seluruh masyarakat. Figur seperti Pak Dah­lan yang gesit, cekatan dan me­masyarakat bisa saja jadi kuda hi­tam. Tapi mekanisme penca­presan di PKS masih panjang dan belum mengerucut pada nama-nama tertentu. Teman-teman be­kerja saja dulu secara maksimal


 Tapi kan popularitas Dahlan bi­sa menutupi anjloknya popu­la­ri­tas PKS menurut beberapa survei?

Jebloknya citra partai Islam ha­rus dimaknai proses politik yang biasa saja. Mudah-mudahan ini ja­di pemicu semangat kami kem­ba­li menggeliat, hadir bergerak memenuhi harapan masyarakat.


Jelasnya, kenapa sih PKS ti-dak simpatik seperti dulu lagi?

Dalam sistem demokrasi, bu­kan hanya partai Islam tapi secara em­piris memang partai berlan­daskan agama apa pun sulit untuk menjadi be­sar. Gerakan politik dengan ge­ra­kan keagamaan me­mang harus di­bedakan karena ka­dang ka­rak­ter­nya sulit untuk di­satukan. Dalam de­­mokrasi, partai berlandaskan aga­­ma selalu disapa oleh ambi­gui­tas yang membuat pemilih ke­ce­wa dan kehilangan ke­­percayaan. Pada­hal pula, de­mo­krasi sebagai sis­tem po­litik punya instrumen dan me­ka­nis­me yang bisa memaksa se­tiap par­tai politik berperilaku sama.   [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA