Beredarnya foto-foto tidak senonoh Novie Amelia saat diperiksa di kantor polisi merupakan pelecehan terhadap perempuan.
“Foto itu sama saja menÂdisÂkriminasi perempuan. Walaupun Novi tersangkut kasus. Tapi tetap diÂperlakukan wajar saat diÂpeÂriksa,†kata Menteri Negara PemÂberdaÂyaan Perempuan dan PerlinÂdungan Anak (Meneg PP dan PA), Linda Amalia Sari Gumelar menilai kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Seperti diberitakan, Novie AmeÂÂlia adalah pelaku kecelakaan yang menabrak 7 orang pejalan kaÂki. Novie keluar dari mobilnya deÂÂngan pakai bikini dan celana dalam. Bukan hanya sampai diÂsitu, foto Novie Amelia berbikini juÂga beredar di internet. Di foto itu Novie menunjukkan adanya keÂÂÂÂsengajaan oknum tertentu yang ingin memanfaatkan keadaan saat NoÂvie Amelia ditahan hanya mengÂÂgunakan pakaian bikini saja.
Linda Gumelar selanjutnya mengatakan, kepolisian diminta mencari tahu siapa orang yang mengambil foto di dalam sel yang seharusnya bukan untuk konÂsumsi publik.
“Saya gregetan, Novie kan peÂrempuan, kok diperlakukan seÂcara tidak wajar. Saya sangat meÂnyesalkan hal ini,†ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Bukankan saat Novie ditangÂkap seharusnya ditangani polÂwan?
Seharusnya yang menangani Polwan. Saya rasa ada polwan-nya yang damping ya. Tapi saya tiÂdak tahu juga mungkin ada keÂsempatan dari oknum tertentu mengambil foto-foto itu dan akhirnya tersebar.
Apa yang harus dilakukan?
Untuk masalah Novie henÂdakÂnya kepolisian mencari tahu siapa saja yang melakukan tindakan melanggar hukum itu. Karena foto itu sudah tersebar kepada maÂsyarakat umum.
Apa ini bisa terjadi pada peÂremÂpuan lainnya?
Bisa saja. Makanya harus ditindak bila ada yang melanggar hukum. Saya sangat tersinggung sekali kenapa selalu perempuan yang dilecehkan seperti itu.
Apa yang harus dilakukan pihak kepolisian?
Memang Novie harus meÂnemÂpuh jalur hukum atas kesalaÂhanÂnya itu. Tapi Novie juga harus diÂbeÂrikan rehabilitasi.
Kenapa?
Itu hak warga negara, karena peÂraturan yang baru Novie harus diÂrehab, hal ini bukan saja dilakuÂkan pada Novie saja. Tapi pada peÂlaÂku kejahatan lainnya, terutaÂma pada perempuan dan anak.
O ya, apa tanggapan Anda mengenai tawuran semakin marak?
Untuk masalah tawuran yang semakin marak saya juga sangat prihatin. Saya kira tawuran ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kita semua. Sebab, ini tidak seÂmata persoalan anak-anak itu, taÂpi juga persoalan keluarga.
Peran orang tua begitu?
Ya. Kita juga harus melihat baÂgaimana keluarga bisa memÂbangun komunikasi yang baik terÂhadp anak-anak agar tidak muÂdah melakukan hal-hal yang desÂtruktif.
Sebagai orang tua haÂrusÂnya mampu membangun keteÂladanan baik yang dapat ditiru generasi berikutnya.
Dengan perhatian yang cukup kepada anak-anak di lingkunÂgan sekitar dan sekolah tentu taÂwuran tidak akan mudah terÂjadi.
Sebenarnya apa sih yang meÂmicu tawuran?
Secara tidak langsung media telah menjadi salah satu faktor membentuk karakter seseorang, apakah menjadi pelaku kekerasan atau bertindak santun.
Saya berharap semua jangan saling menyalahkan. Kasihan anak-anak yang menjadi korban.
Apa yang Anda lakukan?
Saya terus melakukan koordiÂnasi dengan badan PP dan KB yang ada di daerah yang lebih inÂtens untuk melakukan kerja sama. Sekali lagi masalah maslah yang timbul dimasyarakat tidak bisa hanya tanggungjawab pemerinÂtah legislatif, yudikatif dan maÂsyarakat juga berperan, terutama keluarga. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: