Hal ini dialami Soraya Hanum, calon donatur Greenpeace yang tinggal di Bogor. Sejak Agustus hingga September 2012, Soraya kehilangan uang dari rekening Mandiri miliknya sebesar Rp 200 ribu.
"Per bulannya di auto debet sebesar Rp 100 ribu. Padahal, saya belum terdaftar sebagai donatur resmi Greenpeace," ujar Soraya kepada wartawan, Selasa (18/9).
Soraya mengisahkan, Greenpeace menyedot rekeningnya ketika sang pacar bernama Rian iseng-iseng mengisi formulir sebagai donatur Greenpeace di sebuah mal di Bogor, April lalu. Saat itu, Rian sebenarnya mengisi formulir donatur atas nama Soraya. Sedangkan persyaratan lain seperti tanda tangan dan fotokopi KTP Soraya, belum dilampirkan. Namun anehnya, uang yang tersimpan di rekeningnya bisa disedot Greenpeace.
"Padahal saya tidak pernah menandatangani formulir maupun menyerahkan fotokopi KTP, tapi kenapa Greenpeace bisa mengambil uang saya?" ucap Soraya heran.
Merasa sudah tertipu, Rian yang sejak awal tidak menduga uang pacarnya akan tersedot, akhirnya mencoba menghubungi customer service Greenpeace. Namun, usaha Rian menemui jalan buntu karena lupa nomor identitas saat mengisi formulir.
"Saya kan tidak ingat nomor ID waktu mengisi formulir donatur itu. Soalnya, saya sudah memutuskan tidak bergabung. Apalagi belum ada tanda tangan pacar saya di situ," kata Rian.
Rian menambahkan, Soraya pacarnya, juga tidak pernah mendapatkan pemberitahuan dari Greenpeace kalau sudah terdaftar sebagai donatur.
"Sampai sekarang belum pernah dihubungi Greenpeace baik lewat telepon atau surat kalau Soraya sudah terdaftar sebagai donatur. Sebagai LSM asing, Greenpeace harusnya profesional dong," sesal dia.
Rian dan Soraya pun akhirnya berniat menanyakan autodebet yang dilakukan Greenpeace ke Bank Mandiri, cabang Kapten Muslihat, Bogor. Namun, lagi-lagi keduanya harus kecewa karena pihak Mandiri mengaku tidak bisa berbuat apa-apa. Solusi yang ditawarkan Mandiri pun membuat Rian dan Soraya makin kecewa.
"Mandiri hanya menyarankan agar rekening dikosongin saja. Tidak bisa apa-apa," kata Rian diamini Soraya.
Dari pihak Mandiri, Rian dan Soraya memperoleh informasi, bisa saja oknum Greenpeace memalsukan tandatangan Soraya pada formulir pendaftaran donatur sekaligus membuatkan surat kuasa atas nama Soraya untuk diserahkan kepada pihak Mandiri. Dengan demikian, pihak Mandiri merasa sudah memperoleh persetujuan melakukan autodebet atas nama Soraya.
"Kata customer service Mandiri, mungkin ini permainan oknum Greenpeace," tegasnya.
Rian dan Soraya juga mencoba cara lain untuk memperoleh penjelasan dari pihak Greenpeace. Salah satunya dengan mengirimkan surat pembaca ke sejumlah media massa, termasuk membagikan pengalamannya di situs kaskus.co.id. Mereka memberi judul surat pembacanya: ‘Minta Bantuan: Pencurian uang dari rekening saya oleh Greenpeace’.
Ternyata, Soraya dan Rian tidak sendirian yang menjadi korban Greenpeace. Sejumlah korban penipuan Greenpeace juga terjadi ada di Medan, Sumatera Utara. Diantaranya Sartika Sari Tarigan, mahasiswi Universitas Sumatera Utara yang mempertanyakan transparansi keuangan Greenpeace.
Ia dan sejumlah temannya merasa tertipu karena setelah bersedia menjadi donatur, tak pernah mendapatkan laporan keuangan dari Greenpeace. Majalah yang sebelumnya dijanjikan dikirim pun tak pernah sampai ke rumah.
"Uang di rekening saya diambil, tapi saya tidak dapat laporan keuangan dari Greenpeace. Uang saya dipakai untuk apa?" Sartika mempertanyakan.
Sartika menguraikan, awalnya dia bersama beberapa temannya mendaftarkan sebagai donatur Greenpeace karena iseng mengikuti seniornya. Namun, dia tidak menduga uang di rekeningnya dipotong sebesar Rp 75 ribu per bulan, tanpa disertai laporan tertulis dari pihak Greenpeace.
"Selama 2011 dua kali dipotong," katanya.
Kecewa karena Greenpeace hanya menyedot uang di rekeningnya tanpa memberikan laporan, Sartika akhirnya memutuskan berhenti sebagai donatur. Keyakinan Sartikan untuk mencabut donasi dari Greenpeace semakin bulat karena kegiatan Greenpeace di daerahnya tidak pernah jelas.
"Daripada uang saya tidak berguna, lebih baik saya keluar sajalah. Saya khawatir Greenpeace justru sedang melakukan pencucian uang," tukas dia.
[dem]
BERITA TERKAIT: