WAWANCARA

Adityawarman: Solusinya Dibuat Halte, Selesai Dalam Tiga Hari

Sabtu, 28 Juli 2012, 10:59 WIB
Adityawarman: Solusinya Dibuat Halte, Selesai Dalam Tiga Hari
Adityawarman

rmol news logo Penutupan akses menurunkan dan menaikkan penumpang di terminal bayangan Jatibening sudah beberapa kali dilakukan sosialisasi.

‘’Mulai Februari lalu sudah diso­sialisasikan ke warga, tapi mengapa diributkan sekarang. Apalagi, penutupan ini membuat arus lalu lintas lancar,’’ ujar Di­rektur Utama Jasa Marga Adityawarman kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Seperti diketahui, kemarin pagi ribuan warga memblokir ruas jalan tol Jatibening, kota bekasi. Warga  mengamuk dengan mem­bakar satu unit mobil milik Jasa Marga. Kejadian ini dipicu penu­tupan akses masuk warga menuju terminal bayangan.

Adityawarman selanjutnya mengatakan, dari sisi traffic mana­ge­ment jika dibiarkan bisa menimbulkan potensi kecelakaan luar biasa karena ada cross.

Berikut kutipan selengkapnya:

Barangkali sosialisasinya masih kurang?

Kami ini sudah sering melaku­kan sosialisasi. Bahkan ada yang ditilang tetapi nggak kapok-kapok.

Kan di terminal bayangan Jati­bening itu ada angkot, taksi dan lainnya.


Penutupan tersebut dinilai sepihak, komentar Anda?

Pada prinsipnya kami ini bukan bersikap arogan, tetapi mencari solusi yang terbaik. Kami sudah duduk bersama baik dengan kepolisian dan Wali Kota Bekasi. Penutupan itu sekarang sudah dibuka kembali.


Kenapa tidak dibikin ter­minal resmi saja?

Kalau mau dibikin terminal resmi perlu ada syarat-syaratnya. Berkaitan dengan juga Dinas Perhubungan Bekasi. Dengan kejadian ini, kami sudah bertemu dengan kepolisian dan Wali Kota Bekasi.

Apa kesimpulannya?

Kami sudah ada solusinya. Ken­daraan bis dari arah Jakarta ke Bekasi bisa keluar luar tol dulu ke ring Jatibening, untuk menu­runkan dan menaikkan penum­pang. Kami akan membuat ring Jatibening dan di depannya akan kami buat pintu masuk tol lagi.

Sedangkan dari arah Bekasi ke Ja­karta kami punya area tanah cukup luas di sebelah kantor Jasa Marga Jatibening, di situ bisa keluar tol, dan bisa masuk tol lagi. Nantinya betul-betul seperti halte. Tidak seperti sekarang ini.


Kapan target realisasinya?

Kalau ring  dari arah Jakarta ke Bekasi sekitar tiga hari sudah bisa diselesaikan. Kami langsung tam­bah aspalnya. Kami juga ber­harap kepada masyarakat, ter­masuk tukang ojek untuk bisa be­kerja sama untuk tetap tertib agar tidak ada kecelakaan.

Sedangkan arah dari Bekasi ke Jakarta selesainya sekitar satu minggu karena harus member­sih­kan areanya terlebih dulu.


Kenapa rencana dibikin ring itu baru sekarang?

Sebenarnya kami ini nggak mau ribut seperti ini. Tetapi rasa­nya memang selalu seperti itu. Masyarakat meledak dulu, kemu­dian baru duduk bersama.

Kami sering diomelin penggu­na jalan tol karena adanya kema­cetan akibat adanya ter­minal ba­yangan itu.

Tidak hanya itu, pengguna ja­lan tol juga sering komplain ka­rena bisa membahayakan. Karena itulah, kami di tengah-tengah sa­­ja. Kami ini tidak arogan.

   

Seberapa sering terminal bayangan itu terjadi kecela­kaan?

Terminal bayangan itu sering terjadi kecelakaan tapi belum vital. Tapi potensi-potensi itu ter­jadi kapan saja dan menim­bulkan kemacetan, potensi itulah yang ingin kami buang. Ini namanya manejemen risiko.

   

Berapa total kerugian akibat kerusuhan tersebut?

Nggak ada kerugian besar yang dialami Jasa Marga selain kenda­raan milik Jasa Marga saja yang dibakar.  [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA