WAWANCARA

Komjen Pol Gories Mere: Selama Dua Tahun Terakhir 1.000 Polisi Terlibat Narkoba

Minggu, 10 Juni 2012, 08:35 WIB
Komjen Pol Gories Mere: Selama Dua Tahun Terakhir 1.000 Polisi Terlibat Narkoba
Komjen Pol Gories Mere

RMOL. Badan Narkotika Nasional (BNN) sedang melakukan investigasi terkait keterlibatan anggota koperasi Badan Intelijen Strategis (Bais) berinisial S atas penyelundupan 1.412.476 butir pil ekstasi.

 â€œInvestigasi sedang kita la­ku­kan secara intensif untuk meng­ungkap jaringan antar ne­gara,” kata Kepala BNN Komjen Pol Gories Mere kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Seperti diketahui, BNN bekerja sama dengan Direktorat Bea dan Cukai, Polri, dan TNI berhasil mem­bongkar penyelundupan eks­tasi melalui pelabuhan JITC Tanjung Priok, Jakarta Utara dengan barang bukti berupa eks­tasi sebanyak 1.412.476 butir atau 3.784.358 gram dikirim oleh sindikat internasional.

Gories Mere selanjutnya me­ngatakan, untuk mengungkap jaringan internasional itu, BBN melakukan koordinasi dengan China, Hong Kong, dan Amerika Serikat.

“Kita kerjakan secara bersama-sama, baik di dalam negeri mau­pun di luar negeri,” katanya.

Berikut kutipan selengkapnya:


Bagaimana dengan dalang kasus itu?

Saat ini kami sedang melaku­kan pengejaran-pengejaran pada tersangka lainnya. Termasuk siapa dalang semua ini.

   

DPR meminta BNN untuk me­­rekomendasi anggota TNI atau Polri yang terlibat narkoba untuk dipecat, tanggapan Anda?

Saya rasa itu diserahkan ke­pada institusi masing-masing. Kan ada bagiannya untuk mela­kukan penghukuman di militer.

   

Modus apa yang dilakukan anggota TNI berinisial S itu?

Modus yang dilakukannya yaitu memalsukan tanda tangan bekas kepala Primkop Kalta dan menambahkan tulisan ‘BAIS TNI’. Selain itu, S juga mengu­bah data barang untuk menurun­kan bea masuk dan selanjutnya selisih pembayaran bea masuk diambil dan dinikmati oleh S. Selain S, ada tujuh warga sipil yang ikut terlibat.

Sedangkan kontainer yang di­gunakan bernomor TGHU 0683898 diangkut oleh kapal YM Instruction Voyage 93 S berang­kat dari pelabuhan Lianyungang, Jiangsu melalui Shenzhen dengan tujuan Jakarta, 28 April 2012.

Tanggal 8 Mei 2012, kapal tiba di pelabuhan JICT Tanjung Priok, Jakarta dan container yang di­angkut pada kapal tersebut di­bongkar  pukul 22.00 WIB.

   

Berapa aparat polisi yang ter­libat kasus narkoba tahun ini?

Untuk tahun ini kita belum mengetahui pasti. Karena data­nya masih terus di up date. Na­mun, selama dua tahun terakhir, tercatat sebanyak 1.000 polisi yang terlibat dalam jaringan pere­daran narkoba di Indonesia.

 

Apa ini termasuk data tahun 2012?

Tidak. Tahun ini belum diketa­hui datanya, apalagi ini kan tahun berjalan.  

      

Apa anggota BBN terlibat?

Ada. Empat orang. Mereka su­dah ditindak.    


O ya, bagaimana dengan pem­berantasan sindikat nar­koba, di Kampung Ambon, Ceng­kareng, Jakarta Barat?

Tentunya tidak bisa dilakukan secara cepat. Ini membutuhkan waktu bertahun-tahun. Sama hal­nya memberantas sindikat nar­koba di kota-kota besar di seluruh dunia. Seperti Mexico City, New York, dan Peru. Kota-kota besar di dunia juga mempunyai tempat-tempat rawan seperti itu.

   

Kapan Kampung Ambon ber­sih dari peredaran nar­koba?

Kita tangani se­cara kompere­hensif dengan melibatkan ber­bagai unsure. Sudah dilaku­kan bertahun-tahun. Tapi masih be­lum se­lesai. Tiga ta­hun lalu, untuk masuk ke Kam­pung Am­bon harus mengerahkan 1.500 personil polisi.

Tapi seka­rang ini kami sudah bisa masuk ka­pan saja. Ini arti­nya, masyarakat sudah bisa kita bang­kit­kan per­la­wa­nan­­nya untuk melawan narkoba.

Solusi apa yang dilakukan BNN?

Pemberantasan narkoba ini tidak bisa dilakukan hanya de­ngan menangkap para pengedar. Perlu keterlibatan instansi lain untuk mengeliminir tindak ke­jahatan narkoba di Kampung Ambon.

BNN bekerja sama dengan berbagai universitas, khususnya  Universitas Indonesia melakukan pilot project untuk mengatasi masalah narkoba di Kampung Ambon.

   

Adakah solusi lain yang lebih tepat?

Tentunya dengan cara mem­buka lapangan pekerjaan ke­pada warga Kampung Ambon, se­hingga pengedar dapat me­ning­gal­kan pekerjaan lamanya itu. Makanya perlu melihat per­soalan Kampung Ambon de­ngan mem­buka lapangan peker­jaan. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA