RMOL. Badan Narkotika Nasional (BNN) sedang melakukan investigasi terkait keterlibatan anggota koperasi Badan Intelijen Strategis (Bais) berinisial S atas penyelundupan 1.412.476 butir pil ekstasi.
“Investigasi sedang kita laÂkuÂkan secara intensif untuk mengÂungkap jaringan antar neÂgara,†kata Kepala BNN Komjen Pol Gories Mere kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Seperti diketahui, BNN bekerja sama dengan Direktorat Bea dan Cukai, Polri, dan TNI berhasil memÂbongkar penyelundupan eksÂtasi melalui pelabuhan JITC Tanjung Priok, Jakarta Utara dengan barang bukti berupa eksÂtasi sebanyak 1.412.476 butir atau 3.784.358 gram dikirim oleh sindikat internasional.
Gories Mere selanjutnya meÂngatakan, untuk mengungkap jaringan internasional itu, BBN melakukan koordinasi dengan China, Hong Kong, dan Amerika Serikat.
“Kita kerjakan secara bersama-sama, baik di dalam negeri mauÂpun di luar negeri,†katanya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Bagaimana dengan dalang kasus itu?
Saat ini kami sedang melakuÂkan pengejaran-pengejaran pada tersangka lainnya. Termasuk siapa dalang semua ini.
DPR meminta BNN untuk meÂÂrekomendasi anggota TNI atau Polri yang terlibat narkoba untuk dipecat, tanggapan Anda?
Saya rasa itu diserahkan keÂpada institusi masing-masing. Kan ada bagiannya untuk melaÂkukan penghukuman di militer.
Modus apa yang dilakukan anggota TNI berinisial S itu?
Modus yang dilakukannya yaitu memalsukan tanda tangan bekas kepala Primkop Kalta dan menambahkan tulisan ‘BAIS TNI’. Selain itu, S juga menguÂbah data barang untuk menurunÂkan bea masuk dan selanjutnya selisih pembayaran bea masuk diambil dan dinikmati oleh S. Selain S, ada tujuh warga sipil yang ikut terlibat.
Sedangkan kontainer yang diÂgunakan bernomor TGHU 0683898 diangkut oleh kapal YM Instruction Voyage 93 S berangÂkat dari pelabuhan Lianyungang, Jiangsu melalui Shenzhen dengan tujuan Jakarta, 28 April 2012.
Tanggal 8 Mei 2012, kapal tiba di pelabuhan JICT Tanjung Priok, Jakarta dan container yang diÂangkut pada kapal tersebut diÂbongkar pukul 22.00 WIB.
Berapa aparat polisi yang terÂlibat kasus narkoba tahun ini?
Untuk tahun ini kita belum mengetahui pasti. Karena dataÂnya masih terus di up date. NaÂmun, selama dua tahun terakhir, tercatat sebanyak 1.000 polisi yang terlibat dalam jaringan pereÂdaran narkoba di Indonesia.
Apa ini termasuk data tahun 2012?
Tidak. Tahun ini belum diketaÂhui datanya, apalagi ini kan tahun berjalan.
Apa anggota BBN terlibat?
Ada. Empat orang. Mereka suÂdah ditindak.
O ya, bagaimana dengan pemÂberantasan sindikat narÂkoba, di Kampung Ambon, CengÂkareng, Jakarta Barat?
Tentunya tidak bisa dilakukan secara cepat. Ini membutuhkan waktu bertahun-tahun. Sama halÂnya memberantas sindikat narÂkoba di kota-kota besar di seluruh dunia. Seperti Mexico City, New York, dan Peru. Kota-kota besar di dunia juga mempunyai tempat-tempat rawan seperti itu.
Kapan Kampung Ambon berÂsih dari peredaran narÂkoba?
Kita tangani seÂcara kompereÂhensif dengan melibatkan berÂbagai unsure. Sudah dilakuÂkan bertahun-tahun. Tapi masih beÂlum seÂlesai. Tiga taÂhun lalu, untuk masuk ke KamÂpung AmÂbon harus mengerahkan 1.500 personil polisi.
Tapi sekaÂrang ini kami sudah bisa masuk kaÂpan saja. Ini artiÂnya, masyarakat sudah bisa kita bangÂkitÂkan perÂlaÂwaÂnanÂÂnya untuk melawan narkoba.
Pemberantasan narkoba ini tidak bisa dilakukan hanya deÂngan menangkap para pengedar. Perlu keterlibatan instansi lain untuk mengeliminir tindak keÂjahatan narkoba di Kampung Ambon.
BNN bekerja sama dengan berbagai universitas, khususnya Universitas Indonesia melakukan pilot project untuk mengatasi masalah narkoba di Kampung Ambon.
Adakah solusi lain yang lebih tepat?
Tentunya dengan cara memÂbuka lapangan pekerjaan keÂpada warga Kampung Ambon, seÂhingga pengedar dapat meÂningÂgalÂkan pekerjaan lamanya itu. Makanya perlu melihat perÂsoalan Kampung Ambon deÂngan memÂbuka lapangan pekerÂjaan. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: