Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Soetrisno Bachir Akhirnya Ngaku Wakafkan Kantor Hatta Rajasa ke Muhammadiyah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Minggu, 03 Juni 2012, 09:50 WIB
Soetrisno Bachir Akhirnya Ngaku Wakafkan Kantor Hatta Rajasa ke Muhammadiyah
soetrisno bachir
RMOL. Mantan Ketua Umum DPP PAN Soetrisno Bachir akhirnya buka mulut ihwal status gedung yang beralamat di Jalan Warung Buncit Raya 17 Jakarta Selatan, yang dijadikan sebagai kantor atau akrab disebut Rumah PAN.

Isu ini sudah mencuat sejak awal Maret lalu.

"Gedung itu punya saya. Setelah dibangun dan diresmikan, dikelola Yayasan Amanat Bangsa. Tapi, tetap aset saya. Zaman saya menjadi ketua umum PAN (2005-2010), saya (DPP) menyewa Agustus 2010. Saya lupa harga sewanya. Begitu saya sudah nggak di partai, ternyata sewanya nggak diperpanjang," kata SB, demikian ia akrab disapa.

Karena pengurus DPP baru tidak memperpanjang sewa, sekitar awal Januari 2012, jelas SB, seperti dikutip dari JPNN, dia bertemu dengan Majelis Ekonomi Muhammadiyah. Dari diskusi yang terjadi, muncul gagasan untuk mendirikan lembaga pendidikan bisnis. Dia mengaku idenya itu terinspirasi oleh Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII) yang didirikan Kwik Kian Gie.

"Semoga sepuluh tahun ke depan banyak lahir pengusaha Muhammadiyah. Yang dibutuhkan bangsa ini bukan politisi. Kita sudah inflasi politisi," ujar pengusaha batik itu.

Menurut SB, mewakafkan gedung itu ke Muhammadiyah bukan sekadar niat. Tapi, itu sudah sampai pada penandatanganan akad wakaf pada April 2012. Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin juga tahu.

"Kayak mau nikah begitu, pakai salaman, ada akadnya, dibuatkan salinan tertulis, dan ada 'penghulu’ dari Kementerian Agama. Semua sudah terdokumentasi," tegasnya.

Bahkan, imbuh SB, PP Muhammadiyah sebagai penerima wakaf gedung akan mengesahkan secara resmi dalam sidang tanwir di Bandung pada 21 Juni mendatang. "Seluruh pengurus PP Muhammadiyah akan hadir," ujar SB.

Dia menyampaikan, saat penandatanganan akad wakaf, peruntukan gedung itu juga sudah dijelaskan. Yakni, untuk pendidikan, dakwah, dan penguatan ekonomi umat Islam. "Jadi tidak boleh digunakan untuk yang lain di luar itu," tegasnya.

SB menyebut perlunya mindset baru yang bersifat entrepreneurship. "Mudah-mudahan menjadi suatu tonggak sejarah gerakan baru Muhammadiyah yang dulu dilahirkan seorang saudagar bernama Ahmad Dahlan," katanya.

Saat ditanya bagaimana "nasib" PAN kalau sampai harus keluar dari gedung itu, SB menjawab enteng. "PAN punya banyak uang. Banyak menterinya. Saya kira tidak ada persoalan," tegas SB.

Namun, SB menampik keputusan mewakafkan gedung tersebut terkait rasa kecewanya terhadap partai yang saat ini dipimpin oleh Hatta Rajasa tersebut.

"Saya tidak ada korelasi dengan Ketum PAN sekarang. Saya kan sudah tidak berpartai. Intinya karena kontrak gedung itu sudah habis," jawab SB. [zul]

ARTIKEL LAINNYA