WAWANCARA

Jusuf Kalla: Hubungan Pertemanan Dengan Ical Sudah Terjalin Sejak Mahasiswa

Senin, 28 Mei 2012, 08:40 WIB
Jusuf Kalla: Hubungan Pertemanan Dengan Ical Sudah Terjalin Sejak Mahasiswa
Jusuf Kalla
RMOL.Setiap kunjungan ke daerah, bekas Wakil Presiden Jusuf Kalla selalu ditanya kesiapannya menjadi capres.

JK, sapaan akrab Jusuf Kalla selalu  menegaskan, terlalu dini membicarakan soal capres  saat ini.

“Jawaban saya selalu sama. Terlalu dini membicarakan itu. Masih banyak tugas-tugas ke­manu­siaan menanti saya untuk diselesaikan,” kata Ketua Umum PMI Pusat itu kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Berikut kutipan selengkapnya;

Berarti Anda belum melaku­kan persiapan menjadi capres  2014?

Saat ini saya terus konsentrasi pada tugas kemanusiaan sebagai Ketua Umum PMI, yakni bagai­mana agar saat masyarakat mem­butuhkan pertolongan kemanu­siaan (bantuan darah), harus ter­sedia di seluruh kantor dan mar­kas PMI yang ada di tanah air.

Berapa yang dibutuhkan da­lam setahun?

Minimal 4,5 juta kantong da­rah. Sekarang ini belum seluruh­nya dipenuhi, sehingga perlu dukungan semua pihak.

Sikap Anda tidak berubah kan siap menjadi capres?

Saya tidak mau munafik. Hara­pan masyarakat agar saya bisa kembali tampil sebagai capres 2014, itu semua tergantung rakyat.

Kalau memang rakyat meng­inginkan seperti itu, saya juga tidak munafik, dan tentu  saya me­mikirkan untuk yang terbaik bagi kesejahteraan dan kemasla­hatan rakyat Indonesia.

Partai Golkar akan metetap­kan Aburizal Bakrie sebagai ca­pres, tanggapan Anda?

Saya menyambut baik keputu­san yang telah menjadi kesepaka­tan internal Dewan Pengurus Pu­sat Golkar itu. Selama prosedur yang harus dilewati ditempuh dengan benar, saya menghargai apa pun yang menjadi keputusan partai.

Ini berarti Anda hanya bisa maju sebagai capres dari partai lain?

Saya tidak punya ambisi untuk mencari kekuasaan. Namun, se­perti yang pernah saya katakan kalau memang rakyat Indonesia masih membutuhkan dan mem­beri­kan kepercayaan, saya siap. Tapi saya belum melakukan pen­jajakan dengan partai manapun. Belum sampai sana pembicaraan­nya. Lagipula masih lama itu. Lihat nanti saja.

Bagaimana kalau Anda yang dijajaki?

Itu adalah soal lain. Kalau ada partai politik yang meminta ke­se­diaan saya. Itu namanya dijaja­ki, bukan menjajaki. Jika ada partai politik yang meminta ke­sediaan saya atas permintaan rakyat Indo­nesia, maka saya tidak bisa menolak.

Kalau Anda maju, berarti ada perpecahan di Partai Gol­kar dong?

Sama sekali tidak. Saya masih terus berkomunikasi dengan Pak Ical kok. Saya komunikasi tele­pon-teleponan. Tapi konteks bicara sebagai teman. Hubungan pertemanan kami  sudah terjalin sejak  mahasiswa. Saya tidak ingin mengganggu kaderisasi partai.

Saya menghormati apapun keputusan partai, termasuk ren­cana Pak Ical maju menjadi ca­pres dari Golkar di 2014. Sebagai orang Golkar tentu kita harus menghormati aturan.

Apakah Ical cocok menjadi capres?

Saya tidak bisa menilai apakah Pak Ical cocok untuk menjadi ca­pres. Sebab, yang bisa menilai cocok atau tidaknya adalah rakyat.

Apa Aburizal Bakrie sudah meminta restu kepada Anda untuk maju di Pilpres 2014?

Saya kira bukan soal restu. Itu kan tergantung prosesnya

Ketua MPR Taufik Kiemas me­­nyindir agar tokoh sudah ber­umur tidak usah menjadi ca­pres, tanggapan Anda?

Saya tidak risau dengan hal itu. Saya yakin Pak TK itu se­orang nasionalis yang patuh pada kons­titusi dan undang-undang. Yang menyebutkan ka­lau bicara pre­siden yang dibatasi justru batas bawah bukan batas atas. Kalau yang dibatasi batas atas itu tidak sesuai dengan empat pilar. [Harian  Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA