Demikian disampaikan Sekretaris Departemen HAM DPP Partai Demokrat, Rachland Nashidik, dalam acara polemik "Politik Dinasti di Negeri Demokrasi", di Warung Daun, Cikini Raya 26, Jakarta Pusat, Sabtu (26/5). Hal itu dikatakannya untuk menyikapi isu kuat pencalonan Kristiani Yudhoyono atau Ani Yudhoyono sebagai capres Demokrat.
Bagi setiap kader Demokrat, pintanya, di samping mengekspresikan pengakuan akan kemampuan dan popularitas Ani Yudhoyono yang tinggi, harusnya sadari bahwa sudah tiga kali pertemuan terbuka dan satu kali pertemuan tertutup Ketua Dewan Pembina, Susilo Bambang Yudhoyono, menegaskan apabila tugasnya berakhir sebagai presiden maka dia dan keluarga akan memilih istirahat dari perpolitikan.
"Presiden mengatakan bahwa tidak akan memajukan dan tak akan mengizinkan anggota keluarganya mencalonkan diri. Itu harus dihargai dan dihormati. Jangan tempatkan presiden dalam posisi yang sulit, dibatasi pilihannya oleh kader Demokrat," pinta Rachland.
Pengakuan kader-kader Demokrat atas kemampuan Ibu Ani , dia anjurkan, lebih baik dipahami sebagai pengakuan memang Si Ibu Negara adalah figur penting dalam partai.
"Itu adalah semacam respons pertanyaan 'apakah Demokrat akan besar di tengah kondisi begini'. Sekarang ini, Demokrat bersih-bersih dulu baru bisa membangun," tegasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: