RMOL. Kinerja anggota DPR dari kalangan artis diragukan kualitasnya. Tapi, anggota Komisi X DPR, Dedi Gumelar justru mengklaim, keberadaan artis di parlemen cukup mewarnai pembentukan undang-undang.
Dedi Gumelar yang akrab diÂsapa Miing adalah pelawak ‘Bagito’. Vakum melawak, Miing masuk ke PDI Perjuangan. “Saya ambil contoh, Rieke Dyah PitaÂloka dan Nurul Arifin memiliki kapasitas cukup baik, sehingga tidak ada lagi pandangan orang yang merendahkan kapasitas artis di DPR,†kata Miing.
Berikut kutipan selengkapnya:
Tudingan anggota DPR dari kalangan artis tidak berbuat apa-apa itu kan hanya segelintir orang. Kalau yang tahu bagaiÂmana kinerja kalangan artis di DPR, tidak akan menuding seÂperti itu. Kalau ada yang memanÂdang artis di DPR tidak ada kerjaannya juga salah.
Artinya, tudingan itu tidak benar?
Jelas sekali tidak benar dan tidak berdasar. Masyarakat sudah mulai dewasa, ketika seorang artis terjun ke dunia politik harusÂnya tidak dilihat latar belakang artis atau tidaknya. Harusnya berdasarkan kompetensi, apakah mereka layak atau tidak menjadi anggota DPR.
Politisi dari kalangan artis kenapa jadi sorotan ya?
Artis itu dunianya kecildan dia terkenal, sehingga menjadi soroÂtan. Sementara politisi tulen yang tidak berprestasi lebih banyak tapi anehnya tidak menjadi soroÂtan karena tidak menjadi perÂhatian publik. Lagipula kalau kami ini berprestasi terpublikasi media begitu juga sebaliknya tiÂdak berprestasi tetap jadi sorotan.
Anda merasa berprestasi?
Karena menjadi perhatian dan menjadi omongan, tentu saya harus bekerja keras. Di Komisi X, nyatanya kan saya tidak seburuk pemikiran orang-orang yang menuding bahwa artis tidak bisa melakukan kerja politik. Kalau saya tidak berprestasi, tentu saya akan ditegur fraksi dan bahkan bisa saja dibuang.
Ada yang menilai, kinerja anggota DPR dari kalangan artis justru tak kelihatan, beda deÂngan kepala daerah yang juga berasal dari kalangan artis...
Kalau kita arif melihat sesuatu tentu tidak akan melihat dari latar belakang keartisan, lagipula saat ini ada pemahaman yang salah di masyarakat bahwa tugas DPR ini sama dengan bupati atau kepala daerah lainnya, yang dituntut kerja konkret. Pada dasarnya, DPR adalah pembuat kebijakan bukan pelaksana kebijakan dan DPR juga bukan pengguna anggaÂran, maka jangan samakan bupati dan gunbernur yang memÂbangun jalan dan sekolah.
Bagaimana dengan ide-ide politisi dari kalangan artis?
Anggarkan 20 persen untuk penÂdidikan dalam APBN yang dibahas di Komisi X juga usulan dari kita. Bahkan ide-ide yang kita gagas dan kita munculkan, semuanya sudah disampaikan ke pemerintah. Masalah lainnya, saat ini telah terjadi ketidakaÂdaiÂlan kalau ukurannya ide itu harus terpublikasi di media. Saat ini kalau ada video porno cepat diÂblow up, tapi kaÂlau perjuangan sekolah bagi maÂsyarakat miskin dan membeÂbaskan biaya masuk perguruan tinggi sepi publikasi.
Anda risih dengan munculÂnya tudingan miring ke kalaÂngan artis di DPR ini?
Dari awal, saya sudah siap dan terbiasa kalau jadi pemberitaan karena saya orang pangÂgung. MasalahÂnya, kerja baiknya sering tidak diberitakan tapi kerja buruknya di -blow up terus. Saya hanya berfikir, biarlah orang tiÂdak tahu tapi Tuhan tahu apa yang saya kerjakan untuk rakyat.
Jumlah persisnya saya kurang tahu, mungkin sekitar 18 orang, tapi memang dari 18 orang ini tidak semuanya berbunyi mengeÂluarkan statemen-statemen. NaÂmun saya tidak menilai prestasi teman-teman lainnya. Sebab saya sendiri mungkin belum tentu lebih baik dari teman-teman. Teman-teman aktivis atau masyaÂrakat juga tidak bisa menilai orang dari pemberitaan saja, karena bisa saja teman-luput meliÂhat kinerja politisi artis.
Biar adil, kalau kinerja itu tidak cukup berprestasi jangan hanya dialamatkan pada yang berlatar belakang artis. Karena dari 560 orang, artis cuma 18 orang. Kalau kita mau imbang, dari 400 lebih anggota DPR juga tidak semuaÂnya bagus. Saya juga melihat tidak semua politisi tulen (yang bukan artis) bersuara. Bahkan kita bisa list orang-orang yang seÂring berstatemen dan mengemuÂkakan pendapat, paling itu-itu saja orangnya.
Apa komentar anda mengeÂnai parpol yang lirik artis jadi caleg?
Partai yang mulai melirik artis bukan yang pertama. Wajar artis masuk dunia politik apalagi meÂmiliki modal sosial di masyaraÂkat. Dengan menggaet artis mungÂkin untuk memperkenalÂkannya kepada masyarakat lebih gampang, tinggal kapasitas dan kompetensinya yang dipilih.
Popularitas belum tentu tingÂkatkan jumlah suara, apa beÂnar?
Untuk artis ada hak untuk diÂpilih dan memilih, maka berikan haknya untuk dipilih dan meÂmilih itu. Akan tetapi sebagai pengalaÂman saja banyak juga artis yang punya nama tapi tidak lolos, berarti pemilih kita sudah cerdas, tidak hanya memilih karena keÂartisannya saja. Saya cuma berÂpesan jangan terlalu percaya dengan popularitas dan jangan ada anggapan karena populer kita pasti akan menang atau terpilih. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: