WAWANCARA

Julian Aldrin Pasha: Reuni Akabri Lulusan 1973 Tidak Terkait Pilpres 2014

Jumat, 18 Mei 2012, 09:13 WIB
Julian Aldrin Pasha: Reuni Akabri Lulusan 1973 Tidak Terkait Pilpres 2014
Julian Aldrin Pasha
RMOL.Presiden SBY ke Bali pekan lalu bukan untuk jalan-jalan. Tapi ada dua agenda penting. Pertama, membahas mengenai perekonomian nasional. Kedua, reuni alumni Akabri lulusan 1973.

“Kalau diasumsikan atau di­perkirakan reuni ini terkait de­ngan pembahasan tentang isu-isu politik terkini, saya kira tidak se­perti itu,” kata Juru Bicara Pre­siden Julian Aldrin Pasha kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, Rabu (16/5).

Berikut kutipan selengkapnya:

Masa sih tidak ada pem­ba­ha­san tentang isu politik?

Acara tersebut sebagaimana kita ketahui merupakan acara rutin dalam peringatan reuni di lulusan taruna Akabri. Ini bukan sesuatu yang sangat luar biasa atau yang baru. Tapi rutin di­selenggarakan.

Dengan kekompakan lulusan 1973 ini menjadikan acara ter­sebut menjadi sukses sesuai pe­rencanaan yang diharapkan. Acara tersebut sifatnya intern. Itu dilaksanakan demi memperkuat silaturahmi antar mereka.

Apa isi pertemuan SBY de­ngan Prabowo Subianto?

Saya kira bisa dikonfirmasi langsung kepada Pak Prabowo Subianto, apakah betul ada per­temuan dan apa yang dibicara­kan. Yang jelas, beliau tidak ter­masuk di dalam lulusan 1973. Tetapi itu hal y ang biasa saja.

Saya kira tidak ada tujuan politik-politik praktis atau mem­bicarakan mengenai isu politik 2014. Tidak sedikitpun kekha­wa­tiran Pak SBY dalam menyi­kapi isu-isu para pengemuka, baik dalam bidang politik atau bidang lainnya.

Bukannya Istana yang me­nyelenggarakan acara ini?

Bukan protokol Istana yang mengurus itu. Mereka saling berkomunikasi dan ada panitia yang dikelola mereka sendiri. Itu merupakan kegiatan setiap ang­katan kesatuan. Mereka semua­nya hadir dan menyewa tempat sendiri.

Saya rasa, sesuatu yang sangat wajar untuk melakukan reuni. Saya kira, hal itu terlalu teknis. Saya sendiri mempunyai infor­masi terbatas. Karena ini internal mereka.

Acara tersebut bukan acara kenegaraan, bukan protokol istana yang mengurusi itu. Me­reka kan sudah terbiasa disiplin. Pasti itu bukan sesuatu yang sulit bagi mereka.

Ada yang menilai ini ada kai­tannya dengan politik, tangga­pan Anda?

Lebih baik jika itu dilihat se­cara utuh. Mereka tidak lagi aktif di dalam militer dan kepolisian. Tetapi berkumpul. Itu hanya untuk reuni untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa dan ber­manfaat.

Jujur saja, saya tidak ikut dalam acara itu meski pun saya ada di Bali. Tapi itu kan acara intern. Saya harus menghormati acara mereka.

Ada kabar menyebutkan bah­wa reuni itu untuk duku­ngan terhadap Djoko Suyanto menjadi capres 2014, apa benar begitu?

Itu kan spekulasi. Silakan  ditanya langsung. Kalau memang adanya seperti itu, saya juga ingin mendengar apa dasar pemikiran­nya, alasan dan argumentasi.

Saya rasa, kabar itu bisa digali. Kalau ada kelompok masyarakat atau individu yang berbicara mengenai figur yang pantas jadi calon presiden, itu sah-sah saja. Dalam iklim demokrasi, siapa saja boleh menjadi calon pre­siden.

Acara tersebut dihadiri siapa saja?

Saya kira banyak sekali dari seluruh Indonesia. Tapi saya tidak tahu pesisnya berapa. Perkiraan saya, usia paling muda sekitar 60-an tahun. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA