RMOL. Hubungan bilateral Indonesia dengan Rusia tidak masalah dengan adanya kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 yang menabrak tebing Gunung Salak, Bogor, Rabu (9/5).
“Hubungan kedua neÂgara soÂlid. Sesaat seteÂlah peÂsaÂwat itu kecelaÂkaan, PreÂÂsiden Rusia VlaÂdimir PuÂtin langÂsung meneleÂpon PreÂsiden SBY untuk meÂnyampaiÂkan beÂlangsungÂkawa,†ujar Staf KhuÂsus PresiÂden Bidang HuÂbungan Luar NeÂgeri, Teuku Faizasyah, keÂpada Rakyat MerÂdeka, kemarin.
Bukan itu saja, lanjut Teuku Faizasyah, Putin juga menaÂwarÂkan kerja sama untuk proses idenÂtifikasi forensik.
“Presiden Putin menawarkan kerja sama untuk mengirimkan pakar yang akan mengidentifikasi reruntuhan pesawat,’’ katanya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Anda yakin tidak mempeÂngaÂruhi hubungan kedua negara?
Ini kan pesawat untuk komerÂsial. Tidak tepat jika masalah ini dikaitkan dengan hubungan bilaÂteral kedua negara.
Justru yang harus digarisbaÂwahi, ada komunikasi pada tingÂkat tertinggi antara Presiden PuÂtin dengan Presiden SBY, untuk memÂbahas langkah-langÂkah apa yang bisa dilakukan. JusÂtru dari pembicaraan itu terÂcermin bahÂwa hubungan bilateÂral negara sangat solid.
Sesaat setelah kecelakaan terÂsebut. Kedua kepala negara langÂsung mengucapkan belasungÂkawa yang mendalam kepada korban yang meninggal. SelanÂjutnya ada kesepakatan untuk membangun kerja sama dalam hal identifikasi atau forensik jeÂnaÂzah dan juga serpihan-serÂpihan pesawat. Ini cerminan bahwa hubungan bilateral kita sangat baik.
Dalam pemÂbicaÂraan itu apa diÂÂbaÂhas mengenai duÂgaan keÂcuÂriÂgaan adanya saÂboÂtase daÂlam keÂcelakaan ini?
Kalau yang saya ikuti pemÂbiÂcaraan telepon itu, nuansanya saÂngat positif. Ini sebagai muÂsiÂbah. Berangkat dari muÂsibah ini keÂdua neÂgara beÂÂruÂÂsaha untuk daÂpat beÂkerja sama untuk mencoba mengaÂtasi atau menangani perÂmasalahan yang terjadi. Tidak ada pembahasan hal-hal lain di luar yang saya sebutkan itu.
Berapa tim dari Rusia yang diÂsepakati untuk didatangkan ke Indonesia untuk menangani kecelakaan tersebut?
Disepakati yang datang dari tim forensik, dan dari bagian reÂkonstruksi pesawat. Tentunya komponen ini yang kerja sama dengan kita untuk mencari peÂnyebab kecelakaan tersebut.
Apakah ada komunikasi lanÂjutan yang dilakukan antar dua peÂmerintahan mengenai kecelaÂkaan Sukhoi ini?
Sebenarnya komunikasi pada tahap tertinggi itu kan hanya memÂbuka jalan bagi kerja sama tataran di bawahnya. Tentunya melalui interaksi tersebut otomaÂtis akan berlangsung suatu koÂmunikasi di tataran tingkat menÂteri dan lain-lain. Yang akan diÂlaporkan kepada Presiden maÂsing-masing mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan ke depannya.
Apa Kedutaan Rusia telah berÂtemu dengan Presiden SBY terÂkait masalah ini?
Tidak ya. Ini kan ada levelnya tersendiri. Komunikasi pada jajaÂran antar kepala pemerintahan sudah terjadi. Kalau dubes ya dengan mitranya, dengan kemenÂterian luar negeri atau dengan pihak-pihak yang menangani di lapangan.
Kedubes telah melakukan koÂmunikasi dengan Kemlu pada saat penyampain surat belasungÂkawa dari dari Presiden Putin ke Presiden SBY. Karena selain biÂcara melalui telepon juga ada surat belasungkawa disampaikan.
Apa ada kemungkinan PresiÂden Rusia datang ke Indonesia daÂlam waktu dekat ini?
Waduh, saya tidak tahu. PreÂsiden Rusia kan baru awal bulan ini dilantik. Yang pasti Presiden akan menghadiri KTT APEC, September di Rusia. Dalam KTT nanti juga telah direncanakan akan ada pertemuan terpisah dengan Presiden Putin.
O ya, apa pemerintah memiÂliki rencana untuk melakukan pemÂbelian pesawat Sukhoi SuÂperjet 100?
Saya tidak mendalami masalah itu. Kita menggunakan pesawat Sukhoi untuk TNI Angkatan Udara. Tapi di luar itu, saya tidak tahu. Itu kan lebih pada pesawat komersil. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: