"Bahkan di era Orba, Solo pernah muncul dengan perlawanan sengit terhadap rezim Orba, dengan label Mega-Bintang," ujar Ketua Presidium Indonesia Police Wacth Neta S. Pane kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini (Minggu, 6/5).
Karena itu, potensi konflik yang besar ini bukan mustahil digunakan pihak-pihak tertentu untuk memicu kerusuhan sosial, termasuk untuk memojokkan Walikota Solo Joko Widodo yang kini maju menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Tapi upaya memojokkan itu sepertinya gagal total.
"Sebab Jokowi (panggilan akrab Joko Widodo) berhasil dengan cepat mengendalikan situasi Solo dengan cara melakukan pendekatan dnegan pihak-pihak yang bertikai," ujar Neta terkait kerusuhan yang terjadi di Solo pada Kamis dan Jumat kemarin.
Justru cara-cara yang ditempuh Jokowi ini berhasil mengangkat popularitasnya, baik sebagai Walikota Solo maupun Cagub DKI. Bukan mustahil cara-cara yang dilakukan Jokowi di Solo bisa pula dilakukan dalam mengatasi aksi tawuran warga yang kerap terjadi di Jakarta.
"IPW menilai, kerusuhan di Solo justru mengangkat citra yang luar biasa bagi Jokowi. Sehingga upaya pihak-pihak tertentu untuk memojokkan Jokowi menjadi gagal total. Dan Jokowi tampaknya harus lebih waspada lagi. Sebab bukan mustahil pihak-pihak yang tak bertanggung jawab itu kembali melakukan manuver yang lebih besar lagi," demikian Neta, yang sebelumnya lama menggeluti dunia jurnalistik ini. [zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: