PDI Perjuangan memperjuangkan agar sistem pemilihan umum 2014 mendatang menggunakan sistem tertutup. Hal ini berkaca pada pemilu 2009, yang menggunakan sistem terbuka, dimana ongkos politik setiap calon anggota DPR sangat mahal.
"Kita melihat pengalaman pemilu tahun 2009 lalu kan sangat mahal sekali. Biaya politik menjadi sangat mahal sekali dan rata-rata setiap calon harus menghabiskan lebih dari Rp2 miliar dan itu angka terlalu tinggi," kata Wakil Ketua DPR Pramono kepada di Gedung Nusantara II, kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, (10/4).
Mahalnya ongkos politik itu karena sistem pemilu terbuka membuat persaingan tidak saja antara partai, tapi persaingan antar calon di interal partai juga luar biasa.
"Kebetulan saya mempelajari itu dan saya menemukan angka yang fantastis pada pemilu 2009 lalu dibandingkan pemilu 2004 lalu yang hanya menghabiskan Rp200 juta," ungkapnya.
Bila menggunakan sistem terbuka, maka pemilih akan langsung menentukan siapa calon anggota legislatif yang ia sukai. Sementara sistem tertutup, pemilih hanya memilih partai.
Bukankah itu seperti membeli kucing dalam karung?
"Tantangannya ada pada parpol untuk melakukan kaderisasi dan rekrutmen calon anggota. Nantinya masyarakat juga bisa menghukum bagi parpol yang anggotanya tidak baik, ya jangan dipilih lagi," jawabnya. [zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: