Dengan menggunakan metode purposive sampling terhadap tiga media nasional terkemuka, IMMC menganalisa semua berita tentang isu penaikan harga BBM. Mulai dari tren pemberitaan, tone pemberitaan media, analisa berita dampak penaikan harga BBM hingga respons publik.
Rentang pemberitaan soal penaikan harga BMM yang dimonitoring oleh IMMC adalah sejak 1 Februari hingga 13 Maret 2012. Dalam durasi satu setengah bulan tersebut, IMMC menemukan ada sekitar 737 pemberitaan seputar penaikan harga BBM. Namun, dari jumlah tersebut, masih terbagi menjadi 934 isu. Jumlah isu lebih besar dari total berita. Karena dalam satu berita, kerap ada lebih dari satu isu.
"Jumlah ini tentu semakin besar, jika cakupan monitoring kami perluas pada media yang lainnya. Namun, ini sudah cukup representatif, karena mewakili beberapa media massa nasional terbesar." jelas Koordinator Riset IMMC, Muhammad Farid, dalam rilis yang dikirimkannya (Selasa, 27/3).
Lebih jauh, Farid menjelaskan bahwa dari 737 berita tersebut, yang tertinggi adalah pemberitaan soal dampak kenaikan harga BBM, yaitu 24 persen. Setelah itu, disusul dengan berita soal penolakan atas kebijakan tersebut, sebesar 22 persen. Di posisi ketiga adalah pemberitaan soal rencana pemberiaan Bantuan Langsung Sementara yang mencapai 12 persen. Setelah itu, disusul berita soal dukungan atas kebijakan penaikan harga BBM yang mencapai 10 persen pemberitaan. Setelah itu, secara berurutan adalah pemberitaan soal koversi dari BBM ke BBG (7 persen), berita kelangkaan BBM (7 persen), penimbunan BBM (6 persen), dan berita lain-lain (12 persen).
'Banyak aspek dan sisi isu yang dicakup oleh pemberitaan BBM ini. Hal ini membuktikan bahwa isu BBM ini sangat strategis sekaligus serius sehingga memiliki imbas pemberitaan yang luas," ucapnya.
Jumlah pemberitaan yang mengangkat aspirasi penolakan penaikan harga BBM mencapai 22 persen.
"Jumlah ini dua kali lipat lebih banyak dari berita tentang dukungan atas kebijakan tersebut," imbuhnya.
Tentang tingginya persentase pemberitaan tentang dampak penaikan harga BBM yang mencapai 24 persen, Farid menjelaskan bahwa sangat wajar karena memang ada efek langsung yang dirasakan oleh masyarakat.
Hasil temuan IMMC juga menunjukkan bahwa ada tiga topik utama dalam pemberitaan tentang dampak penaikan harga BBM tersebut. Dan ketiganya bersinggungan dengan hajat hidup orang banyak atau masyarakat ekonomi menengah dan bawah. Dari 24 persen pemberitaan soal dampak penaikan harga BBM, yang tertinggi adalah soal kenaikan harga bahan kebutuhan pokok (53 persen), kemudian naiknya tarif transportasi (31,5 persen) dan berita tentang dampak sosial dari penaikan harga BBM (15,3 persen).
"Demonstrasi yang terjadi belakangan ini, juga menjadi isu utama pemberitaan di berbagai media massa nasional," ucap Farid.
[ald]
BERITA TERKAIT: