SBY Cukup Sampai Saat Ini atau Tunggu Sampai 2014?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 17 Februari 2012, 20:11 WIB
SBY Cukup Sampai Saat Ini atau Tunggu Sampai 2014?
hermawi taslim/ist
RMOL. Ketua Umum Forum Komunikasi Alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik RI (Forkoma PMKRI), Hermawi Taslim menyoroti melimpahnya barang impor di dalam negeri. Indonesia adalah negara agraris, tapi bawang singkong saja impor. Dilanjutkannya, Indonesia juga sebagai negara maritim, tapi garam juga diimpor.

"Itu dilema anak bangsa," tegasnya saat bersama Forum Alumni Kelompok Cipayung bersilaturrahim ke redaksi Rakyat Merdeka, di gedung Graha Pena, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, petang ini (Jumat, 17/2).

Menurutnya, semua persoalan yang ada saat ini karena tidak adanya ketegasan dan tauladan dari Presiden SBY. Dia yakin, kalau semua Presiden tegas, semua perangkat negara juga akan ikut tegas. Makanya, jelas Taslim, ada beberapa bupati dan bahkan gubernur yang tidak mau ikut menghadiri acara Presiden.

"Kita hanya dibuat pajangan (dalam acara itu)," kata Taslim menirukan alasan sang kepala daerah tidak mengikuti acara Presiden.

Presiden sendiri tidak bisa membedakan mana urusan partai dan mana urusan negara. Dia menyontohkan, Presiden melakukan uji kelayakan terhadap calon menteri di Cikeas, kediaman pribadinya. Tapi SBY mengumumkan pemberhentian M. Nazaruddin dari jabatan Bendahara Umum Partai Demokrat di Istana

"Kepemimpinan seperti ini menganggap masalah akan selesai setelah konferensi pers dan rapat kabinet. Padahal kalau presiden tegas, bupati dan gubernur pasti tegas," ungkapnya.

"(Jadi) persoalan utamanya di tangan presiden," sambungnya.

Karena itu perlu didisikusikan apakah pemerintahan ini harus dipertahankan dan menunggu hingga 2014 atau cukup sampai saat ini melalui kekuatan rakyat. Menurutnya, dua cara itu sama-sama konstitusional.

Perwakilan KAHMI juga menyiratkan hal yang sama. Menurutnya, kelompok alumni Cipayung dalam melihat kepemimpinan nasional tidak terpaku kepada periodesasi lima tahunan. Kalau terjadi turbulensi politik dan itu keinginan rakyat, tidak harus menunggu 2014.

Tapi, Ketua Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Arief Mudatsir Mandan, menegaskan bahwa pergerakan dan langkah Forum Alumni Kelompok Cipayung ke depan tidak akan sama dengan organisasi induknya, seperti HMI, PMII, PMKRI, GMKI dan GMNI, yang pengurusnya masih mahasiswa.

"Kalau mahasiswa semangat, menggebu-gebu, idealisme masih luar biasa. Kami akan masuk pada ranah praktis seperti ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya," ungkapnya.

Selain itu, masih kata mantan anggota DPR ini, Forum Alumni Kelompok Cipayung sangat majemuk, yang datang dari berbagai latar belakang dan saat ini aktivitas di sosial kemasyarakatan dan partai politik juga beragam.

"Karena itu kami tidak masuk ranah politik praktis. Bukan berarti kami tidak berpolitik. Kami paham politik. Tapi kami berpolitik kebangsaan," tegasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA