PALESTINA

Rekonsiliasi Fatah-Hamas Disambut Positif

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Sabtu, 11 Februari 2012, 16:46 WIB
Rekonsiliasi Fatah-Hamas Disambut Positif
BENDERA PALESTINA
RMOL. Rekonsiliasi dua faksi di Palestina Fatah dan Hamas dinilai sebagai kemajuan yang sangat positif dan menjadi modal bagi kelanjutan perjuangan bangsa Palestina.

Demikian dikatakan Direktur Pusat Kajian Timur Tengah dan Dunia Islam (PKTTDI) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Hery Sucipto, saat diwawancarai TV3 Malaysia, belum lama ini.

"Rekonsiliasi itu (Fatah-Hamas) adalah kunci keberhasilan bagi perjuangan Palestina, khususnya dalam menghadapi penindasan negeri zionis Israel," jelas Hery.

Sejauh ini, lanjut Peneliti The Fatwa Center tersebut, upaya rekonsiliasi terus dilakukan. Namun baru kali ini terlaksana. Menurut Hery, kegagalan perjuangan bangsa Palestina antara lain adanya dualisme kepemimpinan di negeri itu, yakni Fatah yang memerintah di Tepi Barat dan Hamas yang mengontrol Jalur Gaza.

"Israel akan sangat senang jika Palestina terbelah. Dengan begitu, kekuatan Palestina akan sangat lemah. Terbukti, Israel menentang rekonsiliasi Fatah-Hamas," paparnya.

Dalam amatan Hery, sejauh ini Israel tidak pernah serius merealisasikan upaya perdamaian. Sebaliknya, Israel terus melakukan perluasan permukiman di Palestina dan menjajah negeri itu dengan sewenang-wenang.

Terkait pernyataan tokoh oposisi Malaysia Anwar Ibrahim di media terkenal, Wall Street Journal, yang akan mendukung segala upaya untuk melindungi dan menyelamatkan Israel, Hery sangat menyayangkan dan prihatin.

Menurutnya, pernyataan tersebut telah melukai hati umat Islam internasional yang menentang Israel dan mendukung Palestina.

"Mendukung Israel sama artinya mendukung penjajahan terhadap Palestina. Anwar tidak sensitif terhadap Palestina dan umat Islam. Dia telah menggali kuburnya sendiri," kata Hery mengakhiri wawancara tersebut. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA