Profesor Tamrin Kritik Media Economic Animal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Sabtu, 11 Februari 2012, 09:42 WIB
Profesor Tamrin Kritik Media <i>Economic Animal</i>
ilustrasi
RMOL. Pers zaman ini dikritik karena lebih menempatkan dirinya provokator konflik bukan memberikan nuansa ketenteraman pada publik.

Sosiolog ternama, Tamrin Amal Tamagola, mengajak melihat pers dari perspektif sejarah dan menilai seperti apa pers hari ini.

"Ada satu era pers perjuangan, lewati era Orde Lama ke Orde Baru jadi pers pembangunan. Perlahan menjadi pers industri dimana modal dan teknologi pegang peran," kata Tamrin dalam acara Polemik Sindo Radio bertajuk "Pers Kita Hari Ini" di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (11/2).

Nah, saat ini, dunia pers masuk lebih jauh lagi bersamaan masuknya modal bisnis ke dalam politik. Celakanya lagi, 60 persen politisi di DPR misalnya, adalah pengusaha atau mantan pengusaha. Akhirnya, semua draf peraturan yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara itu dihasilkan atas tekanan kepentingan bisnis.

"Dampaknya, pers sekarang benar-benar menampilkan sosok economic animal. Sekarang bukan lagi pers industri, tapi modal. Pers di atas tumpukan modal dan terus terobsesi pada akumulasi modal," terangnya.

Ideologi making money berujung pada kompetisi media yang sangat sengit, dan itu berujung pada kerja yang sangat mengedepankan kerja cepat tapi menepikan keakuratan.

"Pers juga bukan lagi mendukung calon yang didukung taipan. Tapi taipan media itu jadi calon kuat presiden yang akan datang. Tidak semua taipan itu murni dari pers," ucapnya.[ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA