"Ini bukan suatu warisan tapi didirikan secara sadar bersama-sama," kata budayawan Taufik Abdullah dalam Dialog Budaya Nusantara bertajuk "
Menghidupkan Kembali Nilai-nilai Luhur Budaya Bangsa Menuju Nusantara Jaya" di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Karena itu, lanjut dia, sebagai suatu negara Indonesia memiliki aturan main yang tercermin dalam suatu konsep negara modern menyangkut pembagian kekuasaan dan aturan lainnya yang tumbuh dari demokrasi yang tahapannya terus berkembang. Semua itu merupakan kesadaran politik masyarakat.
Di lain pihak, Franz Magnis Suseno yang juga jadi pembicara dalam dialog tersebut mengingatkan, sebagai suatu kesadaran politik, pembukaan UUD 1945 tidak boleh diamandemen.
"Kalau diamandemen, berarti itu sudah menyeleweng dari kesadaran yang tumbuh pada waktu itu dan tidak sama lagi (Indonesia)," terangnya.
Dia juga mengingatkan, Pancasila merupakan suatu nilai-nilai yang terbuka, sehingga mestinya konflik-konflik yang terjadi di sejumlah daerah tidak perlu terjadi, karena ada ruang melakukan musyawarah. "Pemerintah sebagai pelaksananya mesti setia terhadap cita-cita tersebut dan melaksanakan secara konsekuen termasuk kepatuhan menaati ketentuan dan hukum bagi warganegaranya," tegasnya.
Sementara itu, terkait dengan nilai-nilai Pancasila yang menjadi falsafah bangsa, Ray Sahetapy menilainya sebagai sesuatu yang sudah final karena tumbuh sesuai dengan keberadaan masyarakat kepulauan yang plural. Pancasila ideologi terbuka, tapi sudah final.
Yang masih perlu diperbaiki, lanjut dia, terkait dengan Panca Darma atau pelaksanaan dalam masyarakat sehingga menjadi suatu budaya
inheren, termasuk pemberian porsi yang adil bagi negara, pemodal, pekerja dan pelestarian lingkungan hidup.
Adapun Wahyu Sanjaya mengatakan, Pancasila merupakan kesadaran yang tumbuh secara alamiah dalam bentuk peradaban dari masa ke masa yang merekatkan masyarakat di wilayah Nusantara. "Ada banyak simbol-simbol dalam masyarakat, sayangnya itu semua tidak ditransformasi secara baik, sehingga terjadi sejumlah ketegangan," terangnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: