Bagaimana cara menguÂrangi damÂpak negatif bagi lingÂkungan hidup saat Lebaran? Berikut waÂwancara
Rakyat MerÂdeka dengan Menteri Negara LingÂkungan HiÂdup Gusti MuÂhammad Hatta:
Apa hubungannya Lebaran dengan dampak negatif bagi lingÂÂkungan hidup?Sebenarnya Lebaran sendiri tidak memberikan dampak neÂgatif buat lingkungan. Hanya saja kurangnya kesadaran masyarakat kita terhadap lingkungan hidup saat menjelang hari tersebut (Lebaran). Kita sudah tidak asing lagi tentunya dengan adanya keÂtuÂpat, makanan yang enak-enak dan berlimpah, shalat ied, baju baru beserta hal-hal baru lainnya, salam tempel, kunjungan silatuÂrahmi untuk saling memaafkan ke rumah kerabat, macet dalam muÂdik, kota besar yang agak lengang bahkan sampai tradisi mengunjungi tempat-tempat hiburan. Wah, model berlebaran seperti ini sangat khas Indonesia. Sehingga muncullah efek negatif yang merusak lingkungan, polusi udara dan banyaknya sampah contohnya.
Dampak apa yang paling paÂrah bagi lingkungan hidup saat Lebaran?
Polusi udara tentunya. Dampak dari penggunaan kendaraan berÂmotor yang meningkat saat LeÂbaran bisa menurunkan kualitas udara, yakni dengan polusi udara yang meningkat. Peningkatan udara ini bisa mempercepat emisi gas rumah kaca. Transportasi meÂnyumbangkan emisi gas rumah kaca terbesar, di Jakarta saja menÂcapai 47 persen. Apalagi saat maÂcet sehingga emisi akan berÂtambah.
Lalu apa solusi untuk menguÂrangi polusi udara?Solusinya adalah mengurangi jumlah kendaraan bermotor. MisalÂnya, pemindahan jalur truk dan kendaraan besar menjadi salah satu penyebab kemacetan. Selain itu menggunakan kendaÂraan massal untuk berkendara sehingga mengurangi jumlah kendaraan pribadi.
Hal apa yang seharusnya diÂlaÂÂkukan masyarakat untuk menÂÂjaga kelestarian lingkungan hidup saat Lebaran?Agar lingkungan hidup tetap terjaga, masyarakat harus melaÂkukan Lebaran Hijau, yakni lebaÂran yang diupayakan supaya raÂmah lingkungan. Ramah lingÂkuÂngan berarti tidak menggunakan sumber daya seperti baju, makaÂnan, alat transportasi secara berÂlebihan dan juga tidak menghasilÂkan limbah (sampah) yang berlebihan. Sehingga lebaran kita tetap khidmat dan sesuai dengan nilai-nilai dasar yang diajarkan oleh agama tetapi tidak berÂpoÂtensi merusak lingkungan.
Aplikasi Lebaran Hijau seÂperti apa?Lebaran Hijau itu tentu saja mengumpulkan sampah yang sudah pasti akan banyak sekali menggunung di rumah-rumah kita sementara petugas sampah juga dipastikan tidak ada. Pilah sampah basah dan kering dan bungkus dengan rapi mengguÂnakan wadah sampah khusus. Begitu pula selama perjalanan mudik selalu menyediakan temÂpat sampah di dalam kendaraan agar kita tidak sembarangan memÂÂbuang sampah di jalan. Jika penuh, buanglah pada saat berisÂtirahat di tempat sampah yang tersedia. Tidak usah mengajak orang lain, cukuplah dari diri kita sendiri dan keluarga terdeÂkat. Maka itu masyarakat harus menÂjaga kelestarian lingkungan hiÂdup. Sayangnya, masih banyak orang yang kurang bertanggung jawab atas kebersihan lingkuÂngan sekitarnya, karena dia meÂrasa telah membayar biaya retriÂbusi sampah. Padahal seharusÂnya semua pihak harus berpartiÂsipasi untuk menciptakan lingÂkungan yang bersih dan bebas dari segala macam penyakit yang ditimbulÂkan dari sampah yang berserakan.
Mengapa kelestarian lingkuÂngan hidup ini harus dijaga?Lingkungan merupakan bagian dari mahluk hidup. Artinya, tanpa lingkungan manusia tidak akan bisa bertahan hidup.
Apa yang Anda terapkan terÂhadap masyaÂrakat untuk menÂjaga kelestarian lingkungan hidup?Banyak hal yang harus diteÂrapkan. Namun yang terpenting, menjaga kelestarian lingkungan hidup harus menjadi budaya bagi setiap insan. Dan budaya buruk yang sebelumnya sering terjadi harus dibuang. Salah satu conÂtohÂnya, masyarakat tidak hanya satu atau dua kali membuang sampah di sungai atau dengan sembaraÂngan, akan tetapi berÂkali-kali dan terus berulang. Budaya baik yang paling sederÂhana perlu dikemÂbangÂkan adalah buanglah sampah pada tempatÂnya.
[rm]
BERITA TERKAIT: