WAWANCARA

Tjatur Sapto Edy: Kami Belum Lakukan Seleksi Kok Sudah Banyak Tudingan

Senin, 22 Agustus 2011, 02:02 WIB
Tjatur Sapto Edy: Kami Belum Lakukan Seleksi Kok Sudah Banyak Tudingan
Tjatur Sapto Edy
RMOL. Masyarakat diminta berpikir positif terhadap DPR atas fit and proper test calon pimpinan KPK.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi III DPR Tjatur Sapto Edy kepada Rakyat Mer­deka, di Jakarta, Sabtu (20/8).

“Jangan berprasangka buruk, ada dagang sapi, dan sebagainya. Kami belum melakukan seleksi, kok sudah banyak tudingan. Itu doa loh. Kalau kita mendoakan yang buruk-buruk maka hasilnya buruk,” ujarnya.

Seperti diketahui, Pansel Pim­pinan KPK  memberikan ranking calon yang sudah disampaikan ke DPR. Yakni; Bambang Widjo­janto, Yunus Husein, Abdullah Hehamahua, Handoyo Sudrajat, Abraham Samad, Zulkarnain, Adnan Pandupradja, dan Aryanto Sutadi.

Ini dilakukan untuk benteng moral bagi DPR dalam mela­ku­kan seleksi. Sebab, lembaga itu diragukan memilih empat orang menjadi pimpinan KPK.

Tjatur Sapto Edy selanjutnya mengatakan, tidak ada institusisi yang ingin menghancurkan ne­gara ini. Pada dasarnya, pe­merin­tah, DPR, kepolisian, kejaksaan, dan KPK sama-sama mau negara ini menjadi baik.

“Nggak ada  institusi ini peru­sak negara. Mari kita benahi se­muanya bareng-bareng,” ujar Ke­tua Fraksi PAN DPR itu.

Berikut kutipan selengkapnya:

 Apakah DPR meloloskan se­suai ranking yang dibuat Pansel Pimpinan KPK?
Kalau mereka memaksakan itu, berarti mengintervensi DPR dong. Kami nggak pernah meng­intervensi.

Mereka  bukan Rasul yang wajib diikuti. Mereka itu manusia biasa seperti kami yang masih bisa salah.

Artinya ranking itu diabai­kan?
Tidak begitu. Kami menghor­mati penilaian pansel dan itu akan dijadikan sebagai masukan ber­harga dalam pengambilan kepu­tu­san di DPR. Namun, kami tidak bisa memastikan kalau hasilnya akan persis seperti itu.

Mudah-mudahan hasil uji ke­patutan dan kelayakan yang dila­kukan DPR, hasilnya sama. Tapi kalau tidak sama, jangan marah. Kan semuanya punya kewena­ngan masing-masing.

Calon dari kepolisian dan ke­jaksaan disorot, apa itu diper­tim­­bangkan?
Sekali lagi saya ingatkan, tidak ada institusi perusak negara atau institusi itu  memperbaiki negara. Buktinya, para pimpinan KPK se­belumnya yang berasal dari kepo­lisan dan kejaksaan ki­nerjanya tetap baik. Misal­nya, Bibit Samad Riyanto dan Tau­fiequrachman Ruki, mereka kan berasal dari  kepolisian.

Kemudian dari kejaksaan ada Tumpak Hatorangan Panggabean dan Antasari Azhar.

Menurut saya, orang yang baik bukan orang yang tidak pernah salah. Orang yang baik adalah orang bertobat setelah melakukan kesalahan.

Apa saja tahapan uji kepa­tu­tan dan kelayakan itu?
Kami akan melakukan prose­dur standar uji kepatutan dan ke­layakan. Kami akan mengundang pansel untuk menyampaikan hasil seleksi yang telah mereka laku­kan, meminta masukan dan infor­masi dari masyarakat, serta meng­undang institusi yang ber­wenang, seperti PPATK, BIN dan institusi lain yang kita pandang kredibel untuk memberi infor­masi.

Kemudian, kami melakukan in­vestigasi lanjutan dan melaku­kan kunjungan ke kediaman atau kantor yang bersangkutan. Sete­lah memperoleh cukup data dan informasi, kami akan melakukan rapat internal komisi dan uji ke­patutan dan kelayakan.

Kapan dimulai?
 5 September mendatang. Kami targetkan awal Oktober, se­luruh tahapan selesai, dan mene­tapkan pimpinan KPK yang baru.

Apa kriteria yang ditetapkan DPR?
Fokusnya pada track record, ke­­mampuan kepemimpinan, kre­dibilitas, gagasan, cita-cita, dan keberanian terhadap pembe­ranta­san korupsi.   [rm]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA