Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

WAWANCARA

Gamawan Fauzi: Kami Lakukan Evaluasi Rekrutmen PNS Daerah

Minggu, 21 Agustus 2011, 01:39 WIB
Gamawan Fauzi: Kami Lakukan Evaluasi Rekrutmen PNS Daerah
Gamawan Fauzi
RMOL.Pemerintah segera melakukan moratorium rekrutmen Pegawai Negeri Sipil (PNS) di daerah. Sebab, pos pengeluaran terlalu besar untuk belanja pegawai.

“Kami melakukan evaluasi se­cara menyeluruh. Salah satunya pengeluaran Anggaran Pendapa­tan dan Belanja Daerah (APBD) terlampau besar untuk belanja pe­gawai,” ungkap Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Diberitakan sebelumnya, Surat Keputusan Bersama (SKB) ter­kait moratorium PNS di daerah segera ditandatangani. SKB itu akan dikeluarkan Kementerian Da­lam Negeri, Kementerian Pen­dayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, serta Ke­menterian Keuangan. SKB ter­sebut  berlaku dari 1 September 2011 hingga 31 September 2012.

Gamawan selanjutnya menga­takan, saat ini ada 294 kabupaten dan kota yang pengeluaran APBD-nya sebesar 50 persen le­bih dihabiskan untuk belanja pegawai.

“Apabila pengeluaran APBD sebuah daerah lebih banyak di­gunakan untuk belanja pegawai, bagaimana  pembangunan daerah ter­sebut,” paparnya.

Berikut kutipan selengkapnya;

Apa alasan moratorium itu di­keluarkan?

Sebenarnya kita ingin menge­tahui berapa jumlah pegawai di seluruh Indonesia. Apalagi ada ribuan tenaga honorer yang be­lum diangkat. Terkait tenaga hono­rer itu, sudah sejak  2006 ada pemberitahuan bahwa pemerin­tah daerah jangan merekrut te­naga honorer lagi. Namun pem­beritahuan itu tidak diindahkan. Ini tentu membebani anggaran APBD. Akibatnya, karena biaya belanja aparatur sangat tinggi, maka belanja modal dan belanja barang menjadi kecil.

Selain itu?

Kita bertujuan untuk melaku­kan penataan distribusi aparatur, karena ditemukan ada satu daerah yang terlalu banyak pegawainya. Tapi ada suatu daerah yang ke­kurangan pegawai. Kekurangan itu bukan hanya kuantitas saja, tetapi juga masalah kualitas yang masih dibutuhkan. Misalnya di suatu daerah banyak tenaga admi­nistrasi, tetapi yang sebenarnya dibutuhkan adalah tenaga dokter. Untuk itu, dalam waktu 12 bulan ini akan dilakukan penataan kem­bali per Kabupaten, Kota dan Provinsi.

Penataan seperti apa?

Target dan sasaran kita agar ukuran dari kualitas pegawai ha­rus tepat dan kuantitasnya harus terpenuhi. Misalnya jumlah guru matematika, guru kimia dan lain-lain, itu harus pas, sehingga suatu daerah tidak kekurangan guru atau ada guru yang double job mengajar yang bukan bidangnya. Kita akan melakukan pembena­han secara menyeluruh dalam 12 bulan ini, bukan hanya sekadar moratorium.

Apa rekrutmen pegawai juga dibenahi?

Sebenarnya dalam hal rekrut­men, pemerintah daerah sudah melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi. Namun yang men­jadi masalah apakah kerja sama itu sudah objektif 100 per­sen atau masih ada permainan di dalam pemerintah daerah.

Pembina pegawai di daerah ada­lah bupati, walikota, dan gu­ber­nur. Itu tugas mereka. Tugas kita apabila ada laporan negatif, maka kita akan menurunkan tim untuk melakukan pemeriksaan, itu merupakan upaya pengawa­san.

Bagaimana dengan pening­ka­tan kualitas PNS?

Peningkatan kualitas PNS terus menerus dilakukan, seperti pendi­dikan penjenjangan itu tetap dila­kukan. Lalu ada pendidikan fung­sio­nal, seperti di Kementerian Pekerjaan Umum ada pendidikan teknologi jembatan layang baru dan teknologi baru di bidang in­frastruktur jalan.

Moratorium itu hanya untuk te­naga administrasi?

Moratorium itu dikecualikan untuk hal-hal yang sangat tidak bisa dihindari. Misalnya pelaya­nan dokter di suatu daerah kan ti­dak bisa kurang, karena kita harus meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, termasuk juga te­naga bidan. [rm]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA