Bahkan dia berjanji berdiri paling depan membela SBY jika ada yang ingin menjatuhkannya. Pernyataan Dipo Alam yang juga eks aktivis mahasiswa 1976 itu dimuat di Harian
Rakyat Merdeka edisi Senin 1 Agustus dan dikritik barisan aktivis pro demokrasi.
Sepekan kemudian (Senin malam, 8/8), sebanyak 45 tokoh nasional lintas suku, agama dan profesi, berkumpul di Hotel Four Season, Jakarta. Mereka menyatakan, pemerintahan SBY-Boediono telah melenceng dari tujuan dan cita-cita kemerdekaan. Karena itu para tokoh mendesak DPR segera membubarkan pemerintahan SBY-Boediono.
Hariman Siregar, tokoh Malapetaka 15 Januari 1974 yang ikut hadir di Four Seasons dua malam lalu dan menyepakati tuntutan membubarkan pemerintah, tidak mau anggap serius celoteh Dipo.
"Itu orang emosional. Memang Dipo siapa? Itu omongan biasa, zaman sekarang tidak ada ancam-ancaman. Sudah sangat demokratis," kata Hariman kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Rabu, 10/8).
Hariman memastikan, forum-forum yang meminta pembubaran pemerintahan SBY-Boediono pasti berkelanjutan seperti selama ini terjadi. Menurutnya pertemuan serupa dilakukan hampir tiap hari oleh para tokoh nasional yang kritis.
"Ini kan lagi bangun opini, bangun kekuatan, kita bukan lihat opini partai-partai. Negara ini punya rakyat. Jadi opini rakyat. Kekuatan itu merujuk pada rakyat," ujar Hariman.
Sedikit dia menjelaskan, Forum 45 tokoh di hotel bintang lima dua malam lalu (8/8) hanya pertemuan formal untuk menyambut peringatan 9 Ramadhan atau 17 Agustus 1945 (9 Ramadhan 1364 H).
"Itulah mengapa 45 orang, kenapa tidak delapan kenapa tidak seratus," singkatnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: