Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mengapa Dokter Bedah ke-3 Lebih Suka Politisi Indonesia

Minggu, 07 Agustus 2011, 14:37 WIB
Mengapa Dokter Bedah ke-3 Lebih Suka Politisi Indonesia
ilustrasi
TIGA orang dokter bedah senior di sebuah rumah sakit papan atas di Amerika Serikat sedang terlibat dalam sebuah pembicaraan serius saat menyantap makan siang di kantin rumah sakit.

Ketiganya sama-sama pernah bertugas di Indonesia beberapa tahun lalu. Sampai kini pun ketganya masih memiliki beberapa pasien orang Indonesia.

Biasanya, pembicaraan di antara mereka bertiga selalu diselingi canda dan tawa. Terlebih bila ketiganya mengenang masa-masa indah di bangku kuliah. Tetapi siang itu, suhu udara di dalam kantin mendadak panas ketika ketiganya berdebat tentang pasien-pasien Indonesia yang mereka tangani.

Si dokter bedah pertama mengatakan lebih suka membedah orang Indonesia yang berprofesi sebagai akuntan.

“Bagian tubuhnya sudah tertera dalam angka-angka,” kata dokter ini tanpa menjelaskan lebih detil maksudnya.

Dokter bedah kedua menggelengkan kepala. Dia berusaha memberikan ilustrasi yang lebih jelas.

“Saya lebih suka orang Indonesia yang bekerja sebagai pustakawan. Organ tubuh mereka tersusu dengan rapi, berdasarkan abjad dan kode-kode kepustakaan yang sudah mapan,” kata dokter bedah kedua ini.

Dokter bedah ketiga menggelengkan kepala. Bagaimanapun, katanya, politisi Indonesia lebih enak.

“Mengapa?” Tanya dokter bedah pertama dan kedua hampir bersamaan.

“Lebih mudah membedah mereka, karena mereka tidak punya hati, tidak punya otak, tidak punya syaraf malu. Hanya mulut mereka yang besar,” katanya ringan. [***]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA