"Pernyataan itu untuk memberikan kesan tidak ambisius. Tapi karena berhubungan dengan kekuasaaan kita lihat saja praktiknya bukan dengan ucapan," ujar mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Rachmawati Soekarnoputri, kepada
Rakyat Merdeka Online, Senin petang (13/6).
SBY saat itu berjanji menyerahkan mekanisme pada demokrasi. Namun, karena sistem politik yang berjalan sekarang atas dasar visi liberalisasi, bukan demokratisasi, maka pernyataan SBY itu dapat dimaknai berbeda.
"Saat ini yang dibela bukan demokratisasi tapi sisi liberalismenya. Ujungnya bicara demokratisasi tapi sebenarnya liberalisasi. Pernyataan itu hanya
cover (bungkus) dari liberalisme" tegas putri Bung Karno bersapaan Mbak Rachma ini.
Pendiri Partai Pelopor ini mengatakan, SBY tidak usah berkali-kali mengutarakan jaminan itu dan lebih baik mengajak masyarakat kembali ke aturan main dalam konstitusi yaitu dua periode untuk jabatan Presiden dan Wakil Presiden.
"Kecuali ada upaya mengubah amandemen baru lagi," pungkasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: