Keluhan Presiden SBY Tanda Lemah Jiwa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Rabu, 01 Juni 2011, 18:22 WIB
Keluhan Presiden SBY Tanda Lemah Jiwa
presiden sby/ist
RMOL. Konferensi pers yang digelar Presiden Yudhoyono untuk membantah serangan padanya lewat SMS, bukan lebih banyak berbuah simpati, justru dibalas kritik tajam.

SBY dinilai hanya gusar ketika ada pihak yang menohok eksistensi pribadinya. Tapi, SBY tidak pernah gusar ketika angka kemiskinan semakin tinggi, koruptor merajalela di jantung kekuasaan, proses disintegrasi bangsa berlangsung, dan ancaman paham neoliberal serta radikalisme agama semakin mengikis Pancasila dan UUD 1945.

"Semua ancaman di atas itu mengancam eksistensi NKRI, tapi SBY tidak begitu tersinggung dibandingkan ketika ada serangan pada pribadinya," ucap aktivis politik, Ahmad Kasino, kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu (1/6).  

Aktivis reformasi 98 ini melanjutkan, sikap SBY membuktikan politik pencitraan lebih kental daripada politik demi kesejahteraan dan kedaulatan bangsa.

"Pemimpin itu siap menghadapi resiko apa pun seperti Bung Karno yang menghadapi upaya pembunuhan berkali-kali, tapi tidak pernah mengeluh. Mengeluh itu tanda lemahnya jiwa, kalau pemimpin sudah lemah jiwanya bagaimana mau memimpin bangsa besar ini?" gugat Kasino.

Justru Kasino mengajak SBY melihat fakta bahwa rumor-rumor negatif yang menyerang SBY adalah refleksi frustasi rakyat selama 7 tahun pemerintahannya.

"Keadaan ekonomi rakyat semakin terpuruk sementara kaum elit kekuasaan berpesta pora dengan hasil korupsi," tandasnya.[ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA