Bahkan Panitia Kerja SEA Games Komisi X DPR menyatakan Indonesia belum siap menghadapi perhelatan olahraga antar negara ASEAN tersebut. Lemahnya kesiapan tim Indonesia dalam menghadapi SEA Games terungkap dalam rapat dengar pendapat umum Panja SEA Games Komisi X DPR dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olahraga Indonesia (KOI) dan Pelaksana Program Indonesia Emas (Prima).
Rohmani, salah seorang anggota Panja, mengatakan, ketidaksiapan tersebut nampak dari persiapan tim yang hingga hari ini belum menentukan tim inti dan masih dalam proses seleksi. Sementara waktu pelaksanaan sudah dekat.
Seharusnya kata Rohmani, tim inti sudah ada sejak sekarang sehingga pelatihan dan pembinaan tim sudah fokus dalam sisa waktu yang ada. Di samping itu Pelaksana Prima belum bisa memetakan cabang olahraga mana saja yang akan menjadi unggulan. Seharusnya, dalam RDPU kali ini, Komisi X DPR sudah mendapat laporan cabang olahraga mana saja yang menjadi lumbung emas Indonesia.
"Sekarang kita targetkan juara umum, sementara kita belum memiliki peta kekuatan kita dan peta kekuatan lawan. Saya kira bagus kita targetkan juara umum, apalagi kita tuan rumah. Tapi, target juara ini harus ada perhitungannnya. Tidak muncul tiba-tiba," urai Rohmani kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Kamis, 19/5).
Bentuk ketidaksiapan Indonesia dalam mengikuti SEA games 2011 juga nampak
dari pengadaan sarana, peralatan dan perlengkapan latih tanding atlet yang masih dalam proses pengadaan. Padahal, sarana, peralatan dan perlengkapan latih tanding ini memiliki andil besar dalam sebuah kejuaraan.
"Seharusnya pengadaan sarana dan peralatan latih ini sudah ada sejak Januari lalu.
Eh,
baru sekarang proses pengadaannya. Bagaimana kita mau juara sementara kebutuhan dasar para atlet kita masih belum terpenuhi,†katanya.
Rohmani juga mengingatkan pemerintah agar mau memberikan reward yang layak
kepada para juara. Bagi atlet yang berhasil mengharumkan nama bangsa harus diberikan penghargaan yang layak. Menurut Rohmani, pemerintah cukup mengikuti
aturan yang ada.
"Bila ada atlet yang sukses memberikan emas maka bisa dipromosikan jadi pegawai negeri sipil. Ini sebagai pemicu," saran Rohmani.
Beberapa waktu lalu, Deputi I Bidang Sport dan Venue Panitia Penyelenggara SEA Games (Inasoc) Pusat, Djoko Pramono, kendala utama ada di pengadaan dan pembangunan tempat untuk pertandingan atau venues SEA Games yang merupakan pekerjaan sangat teknis dan belum begitu kelihatan.
Yang lebih disayangkan lagi, dengan keterlambatan itu Indonesia sebagai tuan rumah tidak bisa mencuri start uji medan pertandingan.
Rasa khawatir ditambahi dengan rasa malu bukan main. Kasus dugaan suap Wisma Atlet yang mewarnai persiapan SEA Games, lanjut dia, membuat pihaknya terus-terusan dihubungi beberapa negara peserta SEA Games.
[ald]
BERITA TERKAIT: