Siapa Buka Pintu untuk Amdocs?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Kamis, 19 Mei 2011, 10:40 WIB
Siapa Buka Pintu untuk Amdocs?
ilustrasi
RMOL. Amdocs, sebuah perusahaan IT kelas dunia yang selama ini disinyalir memiliki kaitan dengan jejaring bisnis dan politik Yahudi-Israel, diisukan sedang mengincar proyek pembangunan Customer Relationship Management (CRM) di Telkomsel senilai 200 juta dollar AS atau setara Rp 1,8 triliun untuk jangka waktu lima tahun.

Ada yang khawatir bila Amdocs terlibat dan memenangkan tender tersebut. Pasalnya, Amdocs diduga bisa memetakan profil pelanggan Telkomsel yang jumlahnya diperkirakan hingga 100 juta. Dan banyak pejabat tinggi dan pengambil kebijakan Indonesia adalah pelanggan Telkomsel. Bukan tidak mungkin berbagai informasi strategis yang diperbincangkan tokoh-tokoh Indonesia dalam komunikasi seluler disadap dengan mudah dan dimanfaatkan untuk melemahkan sendi-sendi kenegaraan dan kebangsaan.

Lain hal pendapat Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin. Dugaan awal memang akan ada dua keuntungan yang diambil negara Israel bila terbukti Amdocs berafiliasi dengan negara zionis itu dan berhasil memenangkan tender CRM.

"Tapi saya berpendapat tidak akan ada keuntungan intelijen yang diambil Israel. Keuntungan intelijen bisa didapatkan suatu negara dari agen lain, dan tidak secara direct dilakukan perusahaan yang berbisnis," ujar purnawirawan Mayor Jenderal yang bergelimang pengalaman intelijen ini kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Kamis, 19/5).

Yang ditegaskan TB adalah, tidak etis secara moral dan tidak punya dasar hukum pula apabila Indonesia melalui perusahaan semi plat merah Telkomsel mengadakan hubungan bisnis dan memberi profit pada negara yang, pertama-tama, masih melakukan penjajahan pada bangsa lain yaitu Palestina; dan kedua, tidak punya hubungan diplomatik maupun dengan dagang dengan Indonesia.

"Saya lebih dari kekhawatiran intelijen. Tapi ini persoalan berbangsa dan bernegara. Sikap politik kita jelas, Israel belum diakui sebagai negara sejak pemerintahan Bung Karno sampai SBY. Dan sudah tertera pada pembukaan UUD 45 bahwa kita harus hapuskan penjajahan di bumi seperti yang dilakukan Israel ke Palestina," urainya.

TB mengaku heran, sekalipun Indonesia tidak lakukan hubungan diplomasi dan perdagangan dengan negara dimana Amdocs bermarkas, tapi perusahaan IT kelas dunia itu bisa berbisnis dengan Telkomsel?

"Patut ditanyakan Israel masuk lewat siapa? Mereka patut dipertanyakan itu," tegasnya.

Seperti diketahui, cengkeraman Amdocs di perusahaan semi plat merah itu bukan berita baru karena sudah dilakukan dari pertengahan tahun lalu. Amdocs mendapat kemenangan dalam tender pengadaan sistem penagihan Telkomsel.[ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA