Menteri Orde Baru: Sekarang Rakyat Dimiskinkan untuk Dimanipulasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Senin, 16 Mei 2011, 15:31 WIB
Menteri Orde Baru: Sekarang Rakyat Dimiskinkan untuk Dimanipulasi
fuad bawazier/ist
RMOL. Tren merosotnya kepercayaan publik dan kredibilitas pemerintahan SBY-Boediono, diyakini bakal berkelanjutan. Yang paling buruk, rakyat jadi merindukan kehadiran rezim otoriter yang bisa menciptakan kesejahteraan.

"Kalau sudah begitu bukan cara berpikir rakyat yang salah, tapi pemerintahan yang tidak baik ini dimana skandal ditutup dengan skandal," ucap Menteri Keuangan di akhir era Orde Baru, Fuad Bawazier, kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Senin, 16/5).

Mantan Dirjen Pajak ini juga menguraikan, jika sudah sedemikian buruk kepercayaan rakyat pada pemerintahan sekarang, lalu muncul pertanyaan: apakah kekecewaan rakyat membuka ruang kembalinya kekuatan Orde Baru di pucuk pimpinan semua lini baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif?

"Anda tidak usah katakan takut Orde Baru jilid II. Sekarang tegaskan dulu, kalau sekarang ini pemerintahan demokrasi, maka dalam demokrasi itu rakyat maunya apa lagi kalau bukan kesejahteraan," tegas Fuad yang sekarang aktif sebagai pimpinan DPP Partai Hanura.

Sementara elit-elit politik sekarang, menurut Fuad tidak memikirkan lagi persoalan kemiskinan yang semakin mendera rakyat. Padahal, tanpa ada kelayakan hidup, konsep demokrasi itu akan semakin jah dari cita-cita bersama. Konsep demokrasi dan hak asasi manusia hanya wacana yang dibicarakan di level elit politik, semakin jauh dari benak mayoritas yang miskin.

"Mereka yang cuma bisa bicara HAM dan demokrasi itu elit-elit baru, orang kaya baru, politisi baru. Mereka mana pernah pikirkan mensejehterakan rakyat," ucapnya.

Bukan berarti dengan demikian demokrasi tidak penting. Yang harus dipahami bersama bahwa substansi dari demokrasi adalah kesejehteraan rakyat.

"Jangan munafik. Kalau ditanya rakyat mau apa, HAM, demokrasi atau kesejahteraan lebih dulu? Mereka pasti jawab kesejahteraan," sebut Fuad.

Di sisi lain, yang paling menyedihkan adalah indikasi praktik pemiskinan yang tengah berlangsung untuk kepentingan politik kelompok bermodal besar. Dia menduga ada pemiskinan sistematis yang dilakukan, sementara demokrasi prosedural diagung-agungkan.

"Tinggal disogok saja, rakyat bisa memilih calon pemimpin yang tidak beres dan dibuatlah kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat. Karena rakyat dibikin miskin, dimiskinkan, supaya mudah dimanipulasi," tandas Fuad.[ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA