Pemikirannya sejalan deÂngan sejumlah elemen masyaÂrakat seperti LBH, Kontras, ICW, dan Jaringan Miskin Kota yang Selasa (5/4) lalu melakukan soÂmasi terhadap DPR terkait renÂcana pembangunan tersebut.
Mereka mengumpulkan seribu tanda tangan dari masyarakat dan akan diserahkan kepada pimpiÂnan DPR selambat-lambatnya 12 April 2011. Apabila DPR tidak membatalkan niatnya itu, seÂjumlah LSM akan melayangkan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Fahmi Idris menilai, yang perlu dilakukan hanya renovasi geÂdung, tidak perlu hingga memÂbangun gedung baru.
“Kantor Ketua DPR saat ini, jauh lebih mewah dan lebih besar bila dibandingkan dengan kantor Presiden RI,†ujarnya.
â€Yang lebih penting dilakukan saat ini adalah meningkatkan kiÂnerja para anggota dewan, bukan beradu-adu mewah dan beradu-adu besar,†tambahnya.
Berikut kutipan selengkapnya;
Apa alasan Anda ikut aksi penggalangan tanda tangan soÂmasi terhadap DPR?
Saya menilai ada ketidakwaÂjaran keputusan DPR untuk memÂbangun gedung baru dengan alasan untuk memfasilitasi keÂgiatan anggota dewan. Fasilitas yang ada selama ini menurut saya sudah cukup.
Bagaimana dengan keÂkuraÂngan ruangan?
80 persen kegiatan anggota dewan dilakukan di ruangan-ruangan rapat, baik rapat fraksi, rapat komisi, sidang paripurna, raÂpat panja, rapat pansus. SeÂdangÂkan ruangan-ruangan yang menampung kegiatan itu sudah tersedia. Sekitar 20 persen kegiaÂtan anggota dewan ada di ruaÂnganÂnya, ruangan itu sudah lebih dari pada cukup.
Ada yang mengeluh masalah kenyamanan, itu bagaimana?
Nyaman dan tidak nyaman adalah relatif. Masalahnya bukan pada luasnya ruangan, tapi bagaiÂmana me-redesign ruangan atau menambah fasilitas ruangan.
Apa yang seharusnya dilakuÂkan?
Kekurangannya selama ini adaÂlah faktor usia gedung yang sudah tua, untuk itu cukup meÂlakuÂkan renovasi gedung. SeÂlain itu menambah kelengÂkapan fasiÂlitas yang ada. Kalau itu dilaÂkuÂkan, biayanya relatif kecil sekali.
Tapi anggota dan pimpinan DPR itu tetap ngotot mau memÂbangun gedung baru?
Perlu dicamkan. Kalau memÂbangun gedung yang baru meÂmang dibutuhkan biaya yang beÂsar, menurut saya kurang pantas dalam situasi seperti ini lalu kita membangun gedung yang super mewah. Prinsipnya kalau diÂangÂgap cukup, sebaiknya meÂmanÂfaatkan yang ada saja.
Dengan kinerja DPR selama ini, apa pantas gedung baru diÂbangun?
Tentu tidak, dari segi kinerja belum optimal. Artinya kurang memÂbanggakan. Hal itu yang sering dipermasalahkan oleh teman-teman yang bersama saya melakukan somasi, kami sering memperbandingkan itu.
Kinerja dalam bidang legisÂlasi bagaimana?
Salah satu fungsi utama DPR adalah lembaga legislasi. Jadi saya setuju dengan anggapan bahwa kinerja DPR, jauh dari haÂrapan. Misalnya pada tahun 2010, dari 77 RUU yang masuk, yang bisa diselesaikan hanya 19 menÂjadi produk undang-undang.
Kok sikap Anda berbeda deÂngan Golkar?
Menurut saya biasa saja, IndoÂnesia kan negara bebas dan tidak perlu dipersoalkan. Banyak anggoÂta partai lain berbeda panÂdangan dengan partainya, tapi mereka biasa saja. Lagi pula saya bukan anggota dewan, kalau saya anggota dewan, itu bisa diperÂsoalkan.
Apa langkah selanjutnya seÂtelah somasi ini?
Kami dan teman-teman yang lain akan menempuh jalur hukum dan kami sudah mempersiapkan pengacara untuk mendukung langkah kami tersebut. [RM]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.