Menurut Juru Bicara KeÂmenlu, Michael Tene, saat ini jumlah WNI yang tersisa di Libya sebanyak 16 orang, terdiri dari 4 orang staf kedutaan, 2 orang mahasiswa, 2 orang wartawan, dan 3 orang yang sudah merapat ke KBRI. Sedangkan 5 orang lagi yang sudah melapor dan mau merapat ke KBRI.
“Meski kelima orang tersebut informasinya belum terlalu jelas, kami akan tetap menunggu dan siap melakukan evakuasi,†ujar Michael Tene kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Saat ini, lanjut dia, Kemenlu tengah bersiap melakukan pengosongan KBRI di Tripoli, Libya. Namun, Tene belum dapat memastikan, kapan evakuasi terÂsebut akan dilakukan.
“Kami akan melakukan evaÂkuasi menyeluruh dalam bebeÂrapa hari ke depan. Namun, meÂngenai kepastian waktunya, saya belum dapat menginforÂmasikan. Sebab, staf KBRI yang berada di Libya masih menunggu inforÂmasi dan perkembangan situasi terakhir tentang WNI yang tersisa di sana,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Sejak gejolak di Libya hingga agresi militer tentara Persatuan Bangsa-bangsa (PBB), sudah berapa banyak WNI yang telah dievakuasi?
Sejauh ini, sudah 892 orang WNI yang tercatat keluar dari Libya. Sebagian besar WNI ke luar dari Libya difasilitasi oleh pemerintah, dan ada juga WNI yang melakukan evakuasi secara mandiri.
Dari 892 orang yang telah keluar dari Libya, berapa baÂnyak yang sudah kembali ke Indonesia?
Sebagian besar sudah kembali ke Indonesia. Menurut catatan kami, 545 orang telah kembali ke tanah air. Sementara sisanya masih berada di sejumlah negara yang bertetangga dengan Libya. Makanya, kami terus berupaya mengajak dan memulangkan semua WNI tersebut ke IndoÂnesia.
Mengenai wartawan yang meliÂput di sana, apakah KBRI juga akan mengajak pulang?
Betul. Kami sudah berbicara dengan mereka, tapi semuanya itu terserah saja. Soalnya, mereka pun mengetahui situasi yang sedang terjadi di sana. Dalam evakuasi menyeluruh itu, kami tidak memaksa. Kami hanya menghimbau dan mengajak meÂreka untuk kembali ke Indonesia. Jika mereka memiliki pertimÂbangan-pertimbangan lain, kami serahkan pilihan tersebut kepada mereka.
Sejak kemelut di Libya berÂlangsungg, hingga agresi miÂliter PBB, adakah WNI yang menjadi korban?
Kami bersyukur, sejauh ini tidak ada satu pun WNI yang menjadi korban atas kemelut yang terjadi di Libya.Sebab, warga kita bukan merupakan target atas konflik yang terjadi di sana. Meski demikian, kami mengÂhimbau agar mereka mengÂhindari lokasi konflik supaya tidak menjadi korban salah sasaran.
O ya, bagaimana sikap pemeÂrintah Indonesia terkait gejolak di sana?
Ada dua hal yang menjadi kebijakan politik Indonesi terkait konflik yang sedang terjadi di Libya.
Pertama, Indonesia konÂsisten mendukung perlinÂdungan terÂhadap penduduk sipil. IndoÂnesia juga telah memberikan manÂdat kepada PBB untuk mengÂambil semua langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Makanya, kita mendukung resuÂlusi PBB nomor 1973 yang diÂkeluarkan 17 Maret lalu.
Indonesia berpandangan, jika resolusi tersebut dijalankan seÂcara ketat, utuh dan benar, maka upaya perlindungan terhadap penduduk sipil akan tercapai, dan tidak menimbulkan sejumlah persoalan baru.
Kedua, perlu diciptakan konÂdisi kondusif untuk menciptakan proses politik yang damai dan demokratis di Libya. Indonesia berpandangan, semua persoalan yang terjadi di sana tidak dapat diselesaikan dengan kekerasan dan konflik. Jika, perdamaian dan dialog dapat dilakukan, rakyat Libya dapat menentukan masa depannya secara demokratis.
Agresi militer yang dilangÂsungkan tentara sekutu telah meÂlukai sejumlah warga sipil di Libya, apa yang akan dilakukan pemerintah Indonesia?
Sikap kita cukup jelas dan teÂgas. Semua penanganan permasaÂlahan yang terjadi di Libya kita kembalikan kepada dua poin yang sudah saya jelaskan tadi. Sejak awal, Indonesia prihatin terhadap kekerasan yang terjadi pada penduduk sipil, baik sebeÂlum maupun setelah serangan militer tentara PBB. Makanya, kami meminta agar resolusi PBB dijalankan secara tepat dan teruÂkur agar tidak terjadi masalah baru. Mengenai langkah-langkah selanjutnya, kita akan mengikuti perkembangan yang terjadi. Yang pasti, kita akan selalu berpegang pada dua hal tersdebut. [RM]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.