“Jadi, stop Ical direkayasa daÂlam kasus Gayus. Janganlah masalah ini dikaitkan ke politik,’’ ujar Ketua Fraksi Partai Golkar DPR, Setya Novanto, kepada RakÂyat MerÂdeka, di gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Gayus mengecam pemberitaan di media massa, terutama yang mengkaitkan kasusnya dengan tokoh politik tertentu.
“Media juga memperburuk keadaan seperti dengan menjadiÂkan ini alat politik. Seperti ada god father, backing, di Bali keteÂmu Ical, ke luar negeri untuk mengaÂmankan aset. Itu tidak beÂnar,†ungkap Gayus seusai sidang di PN Jakarta Selatan, Jakarta, kemarin.
Gayus yang divonis tujuh tahun penjara itu mengaku siap mempertanggungjawabkan seÂmua perbuatannya yang dianggap sebagai tindak pidana. Namun dirinya meminta dengan sangat agar media massa tidak lagi mengaitkan kasusnya dengan isu politik.
Setya Novanto selanjutnya mengatakan, kasus Gayus ini menimbulkan banyak keanehan. Seorang pegawai negeri biasa, tapi bisa seenaknya keluar dari penjara, bahkan ngelancong ke luar negeri.
“Sepertinya ada skenario besar di situ. Aparat hendaknya memÂbuka tabir itu, sehingga terungkap duduk persoalannya. Yang jelas, kasus Gayus jangan lagi meÂnyeret-nyeret nama Pak Ical,’’ ujarnya.
Berikut kutipan wawancara dengan Bendahara DPP Partai Golkar itu:
Siapa di belakang skenario beÂsar itu?
Waduh, saya kurang tahu ya. Yang jelas kalau kita runut pemÂberitaan media massa, salah satu yang jadi sasaran adalah Partai Golkar, ketua umum kami Pak Ical disebut-sebut dalam kasus Gayus ini. Padahal, Gayus sendiri sudah menjawab bahwa kasusnya tidak ada hubunganya dengan Pak Ical.
Apakah ini dihembuskan untuk menghambat langkah Ical Pilpres 2014?
Kalau itu tujuannya, saya kira terlalu jauh ya. Pak Ical kan beÂlum tentu menjadi Capres dari Partai Golkar. Sebab, kami belum menentukan Capres.
Lalu apa motivasinya mengÂkait-kaitkan kasus Gayus deÂngÂan Ical?
Saya kurang paham ya. Yang jelas, Pak Ical pernah menyamÂpaikan ke media massa bahwa dalam kasus Gayus ini ada skeÂnario mengadu domba antara Pak Ical dengan Presiden SBY demi kepentingan politik sesaat.
Jangan-jangan ingin mendisÂkreditkan Partai Golkar?
Kalau nama Pak Ical terus diÂsebut-sebut dalam kasus itu tentu wajar bila ada penilaian seperti itu. Sebab, Pak Ical dan Partai Golkar itu kan sudah sama, beÂliau kan ketua umum kami.
Sebagai partai besar dan sudah berpengalaman, tentu wajar saja bila ada upaya untuk mendisÂkreÂditkan. Tapi marilah kita lakukan kompetitif secara fair, dengan bersaing secara sehat. Yakni deÂngan memperdayakan masyaÂrakat yang miskin. Dengan cara itulah kita bisa mengejar keterÂtinggalan kita dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Soalnya, politik kita selalu seperti ini, yakni selalu saling menyalahkan.
Tampaknya Partai Golkar sudah menjadi anak baik ya?
Ha-ha-ha dari dulu juga sudah baik. Begini ya, janganlah kita balas skenario jelek dengan skeÂnario jelek juga. Kita terjun ke poliÂtik ini kan demi memperÂjuangkan nasib rakyat. Suara Golkar kan suara rakyat. Itu slogan kami. Jadi, setiap kader Partai Golkar selalu berorientasi ke situ.
Jadi, tidak mendukung upaya pemakzulan?
Ya dong. Perlu saya tegaskan bahwa ada keinginan sejumlah kader Partai Golkar untuk meÂngajukan hak menyatakan penÂdapat, itu bukan untuk pemakÂzulan. Itu dua hal yang berbeda.
Lalu apa tujuan menyatakan pendapat itu?
Tugas kita di DPR adalah untuk memperat posisi DPR daÂlam menghadapi pemerintah. Hak menyatakan pendapat itu tidak ada hubungannya dengan pemakzulan.
Bagaimana kalau ada fraksi yang ingin hak menyatakan penÂdapat itu berujung dengan pemakzulan?
Kalau fraksi lain seperti itu, tenÂtunya kami menghargai. Namun kami dari Fraksi Partai Golkar sudah membuat keputuÂsan bahwa tidak mendukung upaya pemakzulan.
Kenapa?
Sebab, kami sudah sepakat bahwa Partai Golkar akan meÂngÂaÂwal pemerintahan SBY-BoeÂdiono sampai 2014. KomitÂmen itulah yang kita pegang betul-betul.
Bukannya ini kesempatan bagi Partai Golkar untuk meÂlengserkan Wapres Boediono?
SBY-Boediono itu satu paket, kami harus mengawalnya secara bersama. Jadi, tidak ada keingiÂnan untuk pemakzulan. Kami sebagai fraksi boleh mengkritisi pemerintah, tapi sifatnya memÂbangun. Sebab, wewenang kita untuk melakukan pengawasan sebagai koreksi pemerintah.
Berapa banyak anggota FrakÂsi Partai Golkar sudah tanÂda tangan untuk hak menyaÂtaÂkan pendapat itu?
Saya tidak mengikuti perkemÂbangannya ya. Sebab, itu urusan pribadi masing-masing. Kita berikan kebebasan, tapi jangan menyangkut pemakzulan. Sebab, sikap kami sudah tegas, yakni tidak mendukung pemakzulan.
Tetap solid nih mendukung peÂmerintah sampai 2014?
Ya dong. Kami sadari bahwa ada pihak-pihak yang ingin agar Setgab Parpol Koalisi menjadi pecah, sehingga koalisi tidak kuat. Kalau koalisi kuat maka peÂÂmerinÂtahan akan berjalan samÂpai 2014. Ada yang tidak mengÂinginÂkan itu.
Tapi kami tidak mau itu terjadi. Kami ingin mempertahankan peÂmerintahan dan membuat situasi politik yang kondusif, sehingga pemerintah bisa menjalankan tugasnya untuk kesejahteraan rakyat yang sebaik-baiknya.
O ya, bagaimana komentar Anda terhadap pernyataan toÂkoh agama yang mengkritisi peÂmerintah?
Kita menghargai pendapat para tokoh agama. Itu kritik memÂbangun bagi pemerintah. Tokoh agama, saya lihat sangat memberi bobot yang tinggi dalam situasi sekarang dalam keadaan yang susah, sehingga memang perlu ada pembenahan dan perlu ada peneÂgasan dalam mengungkapÂkan semua masalah yang ada. Apalagi masalah yang berkaitan dengan keputusan-keputusan Century. Itu kan perlu ada kejelasan.
Lalu apa yang dilakukan DPR terkait kasus Century?
Kita di komisi III dan XI DPR sudah membentuk pansus untuk menyelesaikan kasus Century dengan sebaik-baiknya. Makanya saya menyambut baik usulan tokoh agama itu agar kasus CenÂtury harus dituntaskan seceÂpatnya.
Kader-kader Partai Golkar sudah ngebet menjagokan Ical jadi Capres, komentar Anda?
Saya mengapresiasi kader-kader Golkar yang mengusung Pak Ical jadi Capres. Tapi DPP Partai Golkar belum memutuskan siapa Capres 2014.
Masalah ini kami tentukan akhir 2012 atau awal 2013 berÂdasarkan hasil survei, siapa CaÂpres dan Cawapres yang diinginÂkan rakÂyat. Jadi, intinya terserah rakyat, bukan terserah pimpinan Golkar. Tapi memang keinginan rakyat itu diÂputuskan lewat Rapim.
Tapi Ical sudah rajin ke daeÂrah ya?
Kunjungan ke daerah bukan berkampanye, tapi melakukan konÂsolidasi. Sebagai ketua umum, tentu wajar Pak Ical melakukan kunjungan ke daerah untuk konÂsolidasi partai.
Bagaimana tanggapan Anda soal reshuffle kabinet?
Saya berharap Presiden SBY perlu bersikap tegas. Kalau meÂmang ada keinginan reshuffle kabinet, ya lakukan sekarang. Tapi kalau tidak ada keinginan, ya sampaikan ke publik, sehingga para menteri itu bisa konsentrasi bekerja, tidak terpengaruh dengÂan isu reshuffle kabinet. [RM]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: