Sebelumnya bekas Ketua Organisasi PSSI Tondo Widodo mengungkapkan kemungkinan adanya hidden agenda dari kubu Nurdin Halid untuk mengulur jadwal kongres tahunan menjadi Desember 2011. Nurdin terpilih untuk keduakalinya April 2007.
Tak sampai di situ, sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat melaporkan PSSI ke KPK dengan dugaan korupsi APBN, APBD, dan gratifikasi dalam turnamen Piala AFF Suzuki 2010 (Asean Football Federation). Yang melaÂporkan adalah pemerhati sepakÂbola yang bergabung dalam Save Our Soccer dikomandoi
IndoneÂsia Corruption Watch (ICW).
Menanggapi hal itu, Sekjen PSSI Nugraha Besoes meÂnanggaÂpi santai. Menurutnya, berbagai masalah dimunculkan di akhir kepengurusan ini merupakan hal yang wajar.
“Kita biasa saja. Kan pemerinÂtah juga banyak yang kritik, tapi pemerintahnya kan jalan terus. PSSI juga jalan terus,’’ ujarnya kepada
Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya:PSSI banjir kritikan dari berÂÂbagai pihak, komentar Anda?Ya biasa saja kita. Pemerintah saja yang gede dikritik kok bahÂkan sampai dibilang bahwa peÂmerintah melakukan pemboÂhongan publik. Sudah biasa itu kan, itu bagus, jamu buat kita itu.
Walau dituduh soal dugaan korupsi yang dilaporkan ke KPK?Ya tergantung. Kalau masalah KPK kan lain lagi ceritanya itu.
Apa PSSI siap untuk melaÂporÂkan semua anggaran keÂuangÂan PSSI?Kalau itu tanya sama Pak AchÂsanul (Bendahara PSSI Achsanul Qosasi). Itu bagian Pak AchsaÂnul, bukan bagian Sekjen.
Pembagian tiket ke para peÂjabat negara oleh KPK diÂanggap gratifikasi, menurut Anda?Bukan gratifikasi itu. Itu unÂdangan, bukan tiket. Undangan itu kan dikasih harga karena maÂsalahnya itu soal pajak. UnÂdaÂngan itu kan kepada tokoh-tokoh yang memang kita anggap harus kita undang. Di luar itu mana ada yang kita undang.
Dengan diadukannya ke KPK, bukankah pengurus PSSI akan jadi sasaran tembak?Ya biarin saja. Kalau di lapaÂngan ramai, di luar ramai, itu bagus kan. Jadi makin populer PSSI, sepakbola makin tambah naik, olahraga yang lain dianggap kurang populer dong.
Bukannya citra PSSI menÂjadi negatif?Tergantung. Positif bisa negaÂtif, negatif bisa jadi positif. TerÂgantung bagaimana kita melihat sudut pandangnya.
PSSI tidak resah dengan laÂporan ke KPK itu?Kami nggak resah kok. GeliÂsah pun tidak. Biasalah buat kita. Kami anggap seperti jamu, obat penawar sakit gitu. Mesti tahan kita.
Apa Nurdin Halid gerah deÂngan laporan ke KPK itu?Baik-baik saja, nggak masalah. Biasalah lapor-melaporkan itu.
PSSI akan menggelar kongÂres tahunan 21-24 Januari, seÂjauh ini bagaimana kesiapanÂnya?Persiapannya ya sudah selesai. Pengiriman materinya sudah ke daerah, tempatnya sudah ditentuÂkan nanti di Bali. Yang diproÂgramÂÂkan adalah pertanggungÂjawaban program kerja 2010 dan penyusunan rencana program kerja 2011.
Sejauh ini daerah-daerah berÂsikap bagaimana?Ya sama kayak dulu di Rapat Pengurus Nasional (Raparnas), bukan yang aneh-aneh, he-he-he. Nanti kalau Kongres untuk tahuÂnan dalam rangka pemilihan pengurus lain lagi.
Jadi bukan untuk menyiapÂkan Kongres 4 tahunan itu?Nggak juga. Kegiatannya lain lagi. Itu ada prosedur tersendiri seÂbelum kongres. Jadi nanti ada proses perencanaan tersendirilah.
Pengurus PSSI kan terpilih April 2007. Apakah ini berarti KongÂres 4 tahunan akan diÂlakÂsaÂnakan pada April juga?Ya Insya Allah nanti kita lakÂsanakan sesuai dengan target. Tapi belum ditetapkan waktunya. Pokoknya 2011 saja gitu.
Ada tudingan dari bekas peÂngurus PSSI bahwa akan ada penguluran jadwal April ke DeÂsemÂber untuk Kongres NaÂsioÂnal?Penguluran jadwal itu kan beÂlum ditetapkan, gimana mau mundur. Nanti akan ditetapkan waktunya, tanggal berapa. Tapi biarin saja, kan bagus juga kayak orang mau taruhan skor begitu.
Untuk LPI bagaimana?Sudah nggak ada lagi tuh di PSSI, sudah dianggap tontonan hiburan saja. Tanya saja sama BOPI (Badan Olahraga ProfesioÂnal Indonesia). Buat PSSI itu sudah selesai.
Kan kasian buat para peÂmain yang bermain di LPI?Ya resiko dong, konsekuensi karena FIFA sudah mengizinkan pada PSSI untuk mengambil tindakan.
Kalau pimpinan LPI memuÂtusÂkan meminta restu pada PSSI?Ah, nggak ada andai-andai kita karena dari awalnya juga tidak izin, ya nggak mungkin diberikan restu. Karena yang mereka inginÂkan kan Liga Profesional semenÂtara dalam aturan FIFA itu kan tidak mungkin dalam sebuah negara ada liga profesional yang selevel dengan PSSI. Jadi tidak dimungkinkan menurut aturan statuta FIFA.
Bukankah cita-cita mereka juga menginginkan Liga ProÂfesional?Tapi masalahnya kan mereka tidak mengikuti aturan. Yang namanya Liga Profesional tidak mungkin begitu saja, tentu ada tahapannya, ada tatanannya, jadi bagaimana mungkin klub yang tidak jelas bagaimana instruÂmenÂÂnya kemudian dikatakan klub proÂfesional. Apanya yang profeÂsional. Siapa yang bisa memÂberiÂkan predikat LPI sebaÂgai Liga Profesional. Kan harus ada atuÂranÂnya dari PSSI, harus memeÂnuhi ketentuan FIFA, nah LPI ini siapa yang mesti dijadiÂkan patoÂkan untuk katakan seÂbagai Liga Profesional. Nggak bisa seenakÂnya dong. Harus ada yang meÂngenÂdorse. Yang meÂngenÂdorse kita kan FIFA. Yang mengenÂdorse mereka (LPI) sebagai Liga Profesional siapa. BOPI? BOPI kemana tuh arahÂnya, kan nggak tahu.
Menpora berharap LPI tetap ada menjadi Liga Profesional yang diakui, bagaimana tuh?Kan sudah ada keputusan dari FIFA bahwa LPI itu sesuatu yang tidak diakui dan harus diambil tindakan tegas dan harus diberiÂkan sanksi kepada yang mereka terlibat dalam LPI. Kalau itu yang menyangkut orang-orang yang berkaitan dengan PSSI.
Tindakan tegas seperti apa?Ya, harus diberikan sanksi sesuai statuta FIFA maupun PSSI. Nanti biar Komisi Disiplin PSSI yang tangani itu
Bagaimana pencapaian PSSI sepanjang 2010?Ya kita kan bisa lihat sendiri bagaimana pencapaian PSSI daÂlam tim nasional kayak apa.
[RM]
BERITA TERKAIT: