“Belum tahu apa hasilnya. Tapi diharapkan tentu yang terbaik bagi masyarakat Yogya,’’ ujar GBPH Prabukusumo kepada
Rakyat Merdeka, via telepon, di Yogyakarta, Kamis (23/12).
Berikut kutipan selengkapnya:Sultan sudah bertemu PresiÂden SBY di Wisma Negara yang difasilitasi oleh Aburizal Bakrie, bagaimana tanggapan Anda?Waduh, saya nggak tahu. SeÂbab, saya baru pulang dari SingaÂpura. Lebih baik nanya langsung ke beliau saja ya.
Menurut Anda apakah perÂteÂÂmuan itu baik atau tidak untuk Yogya?Waduh saya nggak tahu. Sebab, saya kan tidak tahu apa yang dibicarakan. Jadi, tidak bisa mengomentari apa pun. Tapi tergantung isinya apa. Bisa baik, bisa buruk, bisa benar, dan tidak benar.
Apa Anda belum mendapat boÂcoran isi pertemuan itu dari Sri Sultan?Nggak ada. Jadi, nggak tahu saya apa yang dibicarakan.
Bagaimana dengan pembaÂhaÂÂsan RUUK DIY yang sudah digarap di DPR?Monggo saja, biar masyarakat yang menyampaikan dan bicara. Kita di keraton ini nggak enak bicara seperti itu. Sementara, kita mengawal masyarakat Yogya saja.
Bagaimana kalau DPR meÂnyeÂtujui saja pendapat dari peÂmerinÂtah, bagaimana langkah selanjutÂnya?Kita tidak bisa berandai-andai. Tetapi kita butuh kepastian.
O ya bagaimana suasana di Yogya saat ini?Yang pasti teman-teman baÂnyak sekali kegiatannya. Sebab, ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan.
Anda mau mendirikan HaÂmengÂku Buwono Institute, bisa diceritakan latarbelaÂkangÂÂnya?Ya, untuk menggali pemikiran almarhumah Bapak saya, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, demi memperjuangkan harga dirinya. Begitu juga dengan peÂmikiran Sri Sultan Hamengku Buwono X di segala bidang. Ini tentu akan bermanfaat bagi maÂsyarakat.
Apa Anda pernah diajak biÂcara terkait RUUK DIY? Selama ini saya belum pernah diajak bicara tentang RUUK DIY. Seolah-olah saya nggak ada. Kan bisa diajak bicara, tapi ini tidak.
[RM]
BERITA TERKAIT: