WAWANCARA

Luthfi Hasan Ishaaq: Kami Nggak Niat Keluar dari Koalisi

Kamis, 23 Desember 2010, 07:15 WIB
Luthfi Hasan Ishaaq: Kami Nggak Niat Keluar dari Koalisi
RMOL. Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS)  Luthfi Hasan Ishaaq mengatakan, pihaknya tidak merasa terpinggirkan dalam Sekretariat Gabungan (Setgab) Parpol Koalisi.

’’Jadi, kami tidak  ada niat un­tuk keluar dari koalisi gara-gara peran Partai Demokrat dan Partai Gol­kar lebih dominan dalam Set­gab,’’ ujarnya kepada Rakyat Mer­deka, di Jakarta, kemarin.

Sebelumnya Sekjen PKS Anis Matta menyatakan bahwa par­tai­nya bermaksud untuk meninjau ulang koalisi. Bahkan meng­an­cam mau berkoalisi dengan PDIP.

Luthfi Hasan Ishaaq selan­jut­nya mengatakan, sepanjang plat­form dan kontrak koalisi berjalan se­suai kesepakatan, tentu pihak­nya tetap menjaga kesetia­ka­wan­an.

’’Jadi, kami tetap komitmen da­lam koalisi hingga 2014. Se­bab, kami tidak pernah merasa ter­pinggirkan,’’ katanya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Masa sih nggak merasa ter­ping­girkan?
PKS tidak pernah merasa ter­ping­girkan, sangat bisa mema­hami apa yang terjadi. Kami juga tidak punya keinginan apa-apa, ka­mi cukup bisa memahami tat­kala Presiden SBY sebagai Ketua Koalisi menunjuk Ketua Umum Pa­rtai Golkar Aburizal Bakrie  sebagai ketua harian, dan menunjuk salah satu menterinya menjadi sekretarisnya.

Masalahnya adalah pem­ba­hasan isu-isu strategis hanya Partai Demokrat dan Golkar?
Itu kan mekanisme yang diba­ngun antara Ketua Harian dengan Pimpinan Koalisi. Jadi, kita se­ba­gai anggota koalisi tidak terlibat da­lam membangun pola ko­mu­nikasi itu. Kita hanya anggota yang diberitahu, dikasih kabar.

Komunikasi seperti ini kan me­ng­abaikan parpol lainnya ?
Kami tidak pernah merasa ter­munafikan. Kami tetap merasa bah­wa PKS adalah mitra koalisi. Inikan hanya pola manajemen dalam forum komunikasi antar koalisi saja. Hanya mekanisme yang dibangun dalam Setgab saja, jadi tidak serta merta dimak­nai memutuskan atau menjauh­kan PKS. Jadi, itu hanya pola ma­najemen yang membuat komu­ni­kasi yang memang dijembatani oleh Ketua Harian. Kita anggota hanya diberitahu saja.

Itu pula yang membuat PKS dan parpol lainnya meng­an­cam keluar dari koalisi?
PKS tidak pernah berniat ke­luar dari koalisi. Ucapan seperti itu hanya sikap pribadi, bukan suara PKS.

PKS tetap konsisten di Set­gab Parpol Koalisi hingga 2014?
Ya. Kita kan mitra koalisi dan kita sudah menunjukkan bahwa komitmen kita pada koalisi sudah digariskan dalam tema-tema apa saja kita harus bekerja sama. Kon­trak politik dan platform koa­lisi kita kan sudah jelas, sehingga kita tidak akan keluar dari koalisi. Se­panjang platform dan kontrak koalisi berjalan sesuai kese­pa­katan, ya kita akan tetap menjaga kesetiakawanan. Kalau soal pola ko­munikasi itu hanya upaya untuk membangun dan mening­katkan efektifitas koalisi.

Jadi, ancaman keluar dari Setgab itu nggak ada ya ?
Menurut saya tidak meng­an­cam, tapi hanya menyatakan bah­wa mungkin berpotensi untuk mun­culnya aspirasi ke arah sana. Itu yang saya pahami bahwa ka­lau komunikasi tidak bagus, ber­potensi memunculkan ketidak­puasan di anggota koalisi.

Apa PKS masih intens diajak berkomunikasi dalam Setgab ?
Kita memang sering diajak ber­komunikasi dan sering diundang dalam Setgab. Tapi inikan Setgab ma­­sih baru, belum satu tahun. Se­cara prinsip kesepakatan-kese­pa­kat­an, model dan pola kerja sa­ma di Setgab bagus, tapi di ta­tar­an im­plementasi masih banyak catatan-catatan yang harus di­benahi. Lagipula yang punya oto­ritas berkomunikasi dengan pim­pinan koalisi kan hanya pimpinan harian saja. Selain pimpinan hari­an, itu tidak ada space untuk ko­mu­nikasi dengan pimpinan koa­lisi, jadi ya menunggu saja apa yang dilon­tarkan oleh pimpinan harian saja.

Menurut Anda apa problem di Setgab?
Sama seperti PPP, PKS juga meng­ungkapkan bahwa sesung­guh­nya prinsip komunikasi yang di­sepakati bersama para pim­pin­an partai, termasuk dengan Ketua De­wan Pembina Partai Demokrat itu bagus, tetapi dalam tataran im­ple­mentasi jarang sekali terjalin ko­munikasi yang dalam dan intensif.

Pertama, mungkin problem itu dika­renakan kurang komunikasi. Kedua, masalah-masalah penda­lam­an tema-tema politik yang se­dang berkembang. Ketiga, defi­nisi yang harus kita sepaham da­lam koalisi itu seringkali beda-be­da. Apalagi ada kesepahaman bahwa substansi yang harus kita bersepakat itu adalah pada tema-tema skala strategis yang berskala nasional. Tetapi Selain itu kita boleh berbeda. Itu konsensusnya. Tapi dalam mendefinisikannya ini yang seringkali berbeda-beda. Kemudian tema yang harus di­sepakati itu tataran pem­ba­hasa­n­nya di para pimpinan partai. Dan tema itu tidak pernah dibicarakan secara tajam di kalangan para pim­pinan.

Makanya ke depan Setgab ha­rus bagaimana?
Ke depan mestinya ada perte­mu­an yang efektif, terschedule, waktu itu kita sudah sampaikan. Jadi, jangan hanya menumpuk isu yang sedang ada di lapangan tapi juga meng-create isu untuk me­na­ta tema-tema strategis yang ber­skala nasional. Itu tiap ta­hun­nya harus ada. Jadi tidak hanya bereaksi pada isu lapangan dan men­dadak saja dan seringkali per­­temuan-pertemuan itu men­da­dak-mendadak saja.

Soal koalisi dengan PDIP?
Koalisi kerja sama dengan PDIP itu di tingkat kabupaten/ko­ta, propinsi sebagian sudah ber­jalan. Yaitu komunikasi strategis dalam arti di tempat-tempat yang tidak berbenturan dengan ko­mit­men koalisi kami dengan Partai Demokrat.

Bagaimana dengan kemung­kinan koalisi di tingkat na­sional ?
Koalisi dengan PDIP itu tema­nya isu per isu. Kasus per kasus. Inti­nya, kadang beriringan dalam be­berapa isu, tapi ada juga ber­sebrangan. Tema-tema yang kita beriringan dan bersepakat ya kita kerja sama dan melakukan komu­nikasi intensif. Jadi, koalisinya belum permanen.

Kalau koalisi 2014 ?
Masih jauh kalau 2014. Seka­rang masih 2010, he-he-he.

Apa pernah berkomunikasi de­ngan Ketua Umum PDIP Me­­gawati Soekarnoputri?
Kami para pimpinan belum per­nah berinteraksi langsung de­ngan ibu Mega. Kami berin­ter­aksi itu hanya di tataran fraksi, tataran antar anggota dewan yang biasa kita bertemu dengan PDIP. Kalau sampai pada level pim­pin­an masih belum.  [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA