Angelina Sondakh: Kader-kader Kami Diteror Kantor Fraksi Dimuntahi

Kamis, 16 Desember 2010, 06:51 WIB
Angelina Sondakh: Kader-kader Kami Diteror Kantor Fraksi Dimuntahi
RMOL. Musda Partai Demokrat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tetap dilaksanakan 22 Desember 2010, meski kader-kader partai berlambang mercy itu diteror.

”Kader-kader kami memang diteror pasca-pembacaan sikap soal pemilihan Gubernur DIY, ta­pi tetap saja ada 6 calon Ketua DPD Partai Demokrat yang su­dah mendaftarkan diri,’’ ujar pe­lak­sana tugas (Plt) Ketua DPD Par­tai Demokrat DIY, Angelina So­n­dakh,  kepada Rakyat Mer­deka, di Jakarta, Selasa (14/12).

Berikut kutipan selengkapnya:

Siapa saja orangnya?
Rahasialah, nanti pada saatnya akan diberitahu.

Apakah Anda salah satunya?
Nggaklah. Aturan kita kan jelas, kalau mau menjadi Ketua DPD, tidak boleh menjadi ang­gota DPR. Kalau saya tetap di DPR dari Dapil 6 Jawa Tengah sa­ja. Saya sudah terlanjur cinta de­ngan Magelang, Purworejo, dan lainnya, he-he-he.

Menurut Anda bagaimana sosok ke 6 calon tersebut?
Itu sedang kita analisis rekam jejak dan ketokohan mereka. Tapi mereka itu cukup dikenal di Yog­ya. Kami yakin dengan adanya ca­lon-calon itu, yang pasti dia ha­rus dipilih oleh DPC-DPC. Kami harap yang terpilih nanti betul-be­tul bisa mem­besarkan partai.

Apa 6 calon ini bisa menan­di­ngi ketokohan Prabu­ku­su­mo?
Saya kira partai modern itu tidak hanya tergantung pemimpin saja, tapi juga mesin partai. Partai Demokrat kini sedang diuji, jadi ini adalah latihan politik kita untuk membuktikan di 2014 bahwa mesin partai bisa berjalan. Mesin politk itu harus bekerja sede­mi­kian baik untuk menghasilkan kon­stituen yang banyak.

O ya, bagaimana situasi men­jelang Musda?
Saya memantau langsung rapat paripurna DPRD DIY, di situ saya melihat  konsistensi sikap Fraksi Par­tai Demokrat. Alhamdulillah berlangsung dengan baik, tidak ada yang di luar dugaan. Jadi se­jalan dengan garis partai.

Apa tugas Anda hanya me­lak­sanakan Musda?
Saya ditugaskan memper­siap­kan dan menyelenggarakan Mus­da pada 22 De­sember 2010. Ini untuk menunjuk ke­tua definitif.

Bagaimana persiapannya?
Steering Commitee (SC) dan Or­ganizing Commitee (OC) su­dah terbentuk.Yang menjadi Ketua SC itu Su­tan Imran, dan Ketua OC Ambar Cahyono.

 Hotel juga sudah dapat un­tuk tempat penyelenggaraan. Ini sudah final dan telah dikon­sultasikan dengan DPP.

Kami berharap agar kader-ka­der Partai Demokrat DIY  bisa me­milih ketuanya sendiri dengan cara demokratis.

Apa Musda kesulitan memi­lih ketua gara-gara situasi me­manas di sana akibat polemik RUUK DIY?
Kita harapkan penyelengaraan Musda bisa betul-betul terse­leng­gara dengan aman. Apalagi kita dapat laporan bahwa kader-kader da­lam posisi ketakutan karena men­dapat teror. Selain itu, ru­angan Fraksi Partai Demokrat juga dimuntahi.

Kami sangat menyayangkan tindakan-tindakan intimidasi se­perti ini. Padahal, kalau men­jun­jung nilai-nilai demokrasi, hal se­perti ini hendaknya tidak terjadi.

 Demokrasi harus menjunjung tinggi kesopanan dan kesantunan, tak ada teror, anarkisme, dan inti­midasi. Sekarang itu posisi ang­gota DPRD dari Fraksi Partai De­mok­rat dan keluarganya sangat merasa ketakutan.

Perbedaan pendapat lumrah dalam demokrasi, dan semestinya bisa diselesaikan dengan cara musyawarah mufakat, tidak perlu dengan cara-cara intimidasi. Tidak perlu membuat psikolo­gi­s ang­gota kami tertekan.

Apa Anda khawatir Musda di­boikot?
Insya Allah tidak ada boikot. Se­mua anggota kami sedang sibuk-si­buknya menyiapkan pelak­sa­naan Musda. Kami juga me­mot­ret dan merekam kondisi di sana, sehingga kami sedih karena di tengah demokrasi yang tumbuh subur, masih ada tindakan-tin­dakan yang tidak santun.

 Kami berharap ketika Musda nanti atribut-atribut kami tidak dicopoti. Artinya, tidak terlalu di­politisasi karena keberadaan par­pol di daerah itu kan juga dilin­dungi Undang-undang.

Jangan-jangan ada upaya peng­gembosan?
Mudah-mudahan kekha­wa­tir­an kami tidak terjadi, agar pelak­sanaan Musda tidak digembosi. Ter­lebih kami mendengar 18 De­sember nanti akan ada pesta rak­yat, kami harapkan tidak me­nim­bulkan ketakutan pada kader kami.

Apa Anda tidak khawatir Pe­ngurus DPD dan DPC DIY  me­ngikuti jejak Prabukusumo yang mundur dari Demokrat ?
Alhamdulillah hingga saat ini belum ada yang secara resmi me­ngundurkan diri atau mem­berikan KTA (Kartu Tanda Ang­gota). Pada rapat pleno pun se­mua DPC-DPD hampir lengkap. Ini menunjukkan bahwa mereka solid.

Ah, masa nggak ada masalah sih?
Secara internal tak ada ma­sa­lah. Ketika ditanya apa ada yang mengundurkan diri,  tidak ada yang secara resmi atau mem­be­rikan surat pengunduran diri. Me­mang ada juga beberapa pe­ngu­rus DPC yang tidak hadir. Mereka ber­halangan karena kondisi di luar tidak kondusif.

Apakah ada DPC yang m­e­no­lak pelaksanaan Musda?
Tidak ada. Mereka bahkan me­nyambut gembira pelaksanaan Musda. Bahkan ada calon yang mun­cul dan itu di luar perkiraan kita.   [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA