WAWANCARA

Freddy Numberi: Kinerja Semua Ditjen Sangat Membanggakan

Rabu, 15 Desember 2010, 06:19 WIB
Freddy Numberi: Kinerja Semua Ditjen Sangat Membanggakan
RMOL. Menteri Perhubungan Freddy Numberi terlihat begitu percaya diri saat menyampaikan laporan kinerja tahun 2010 kementerian yang dipimpinnya kepada publik, di kantornya, Jakarta, kemarin.  

Tentu ada alasan kenapa per­caya diri. Pertama, kinerja se­mua Direktorat Jenderal Kemen­terian Perhubungan (Ditjen Ke­menhub) sudah ada pencapaian. Kedua, di antara 34 kementerian di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II,  Ke­menhub yang per­tama kali me­nyam­paikan lapo­ran akhir tahun untuk 2010 ini.

“Laporan akhir tahun ini se­bagai bentuk pertanggung­ja­waban dan transparansi kepada publik mengenai pencapaian yang telah dilakukan Kemenhub. Intinya kinerja semua Ditjen sangat membanggakan karena sudah ada pencapaian,’’ ujar Freddy Numberi kepada Rakyat Merdeka, seusai jumpa pers laporan akhir tahun ter­sebut.

Berikut kutipan seleng­kapnya:

Bisa disebutkan apa saja pen­capaian itu?
Saya bicara per Ditjen saja ya. Mulai dari Ditjen Perhubungan Darat. Di sini ada terobosan sig­nifikan, yakni di tahun 2010 ini telah ditetapkan 143 trayek ang­kutan jalan perintis di 22 pro­vinsi. Padahal, 2009 ditetapkan 138 trayek di 21 provinsi. Ini ber­arti terjadi peningkatan se­banyak 3,6 persen.

Bagaimana dengan sara­na­nya?
Pada 2009 dilakukan penga­daan bus sebanyak 78 untuk un­tuk 20 provinsi, kemudian 2010 dilakukan penambahan sebanyak 37 bus untuk 19 provinsi.

Apa subsidi perintis masih tetap diberikan?
Tetap dong. Ini kan upaya pe­merintah untuk meningkatkan konektivitas di wilayah terpencil guna mendorong pengembangan aktivitas ekonomi setempat.

Berapa subsidi operasional­nya?
Rp 48 miliar, ini total pagu angga­ran Satker LLAJ 2010 untuk kegiatan subsidi operasio­nal bus perintis yang tersebar pada 22 lokasi/provinsi untuk  143 lintasan.

Kalau subsidi untuk LLASDP?
Rp 140 miliar total pagu angga­ran Satker LLASDP 2010 untuk subsidi 49 kapal angkutan pe­rin­tis di 111 lintas penyebe­rangan.

Bagaimana dengan peningka­tan pelayanan publik?
Itu juga berkembang. Tahun 2010 ini dilaksanakan program peningkatan dan pengembangan Bus Rapid Transit (BRT) di 10 kota. Program ini  untuk me­ngem­­­bangkan transportasi massal berbasis bus di beberapa kota besar. Dalam pelaksanaan­nya bekerja sama dengan peme­rintah kota setempat.

Prospek ke depannya ba­gai­mana?
Ini diarahkan untuk pening­katan konektivitas dengan  moda lain. Saat ini percontohan konek­tivitas angkutan adalah di Yogya­karta,  di situ terjadi ko­nektivitas antara BRT, Kereta Api Kom­puter, dan akses me­nuju Bandara.

Kalau pencapain di Ditjen Per­hubungan Laut?
Itu juga ada pencapaian pe­ningkatan. Misalnya saja, posisi Oktober 2010 total armada se­banyak 9.884 ka­pal. Padahal sampai Maret 2005, armadanya hanya 6.041 kapal. Ini berarti ter­jadi pe­ning­katan ju­mah ar­mada se­ba­nyak 3.843 kapal.

Apa itu saja yang di­capai?
Tentu tidak. Kami juga telah me­ngeluarkan Pe­raturan Menhub Nomor PM 22 Tahun 2010 serta peruba­han­nya Nomor PM 73 Ta­hun 2010 tentang Pengang­kutan Barang/Muatan Antar Pe­labuhan Laut di Dalam Negeri sebagai pengganti Keputusan Menteri Nomor KM 71 Tahun 2005. Ini dikeluarkan untuk me­ningkatkan pelayanan angkutan melalui pe­layaran se­kaligus mem­­berdaya­kan pelaya­ran nasional.

Apa terobosan dengan Pera­tu­ran Menhub tersebut?
Penggunaan kapal asing yang melakukan kegiatan pengang­ku­tan penunjang usaha hulu dan hilir minyak dan gas bumi di da­lam negeri  tetap dapat melaku­kan kegiatannya sampai 7 Mei 2011.

Bagaimana dengan subsidi di sini?
Ditjen Hubla tahun 2010 ini mengalokasikan subsidi pengo­perasian angkutan laut perintis sebesar Rp 274 miliar untuk 60 trayek dengan pelabuhan pangkal tersebar di 20 provinsi.

Ini dilakukan untuk memberi­kan pelayanan angkutan laut bagi masyarakat di daerah terpencil, terisolasi dan wilayah terdepan.

Apa itu saja tujuannya?
Selain itu, untuk meningkatkan keselamatan pelayaran, telah dioperasikan 1.925 Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) dengan rincian 277 menara suar, 1.291 rambu suar dan 357 pelam­pung suar. Telah terbentuk orga­ni­­sasi dan tata kerja Kantor Syahbandar dan Kantor Otoritas Pelabuhan sebagai amanat UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Badan Pengembangan SDM Perhubungan pada tahun 2010 telah meluluskan 117.491 lulusan Diklat Non Aparatur dan 3.464 lulusan Diklat Aparatur. Ketiga, pemerintah pada Sidang Marine Safety Committe IMO ke 88 th 2010 telah menyampaikan laporan 5 tahunan agar Diklat Pelaut Indonesia tetap masuk White List IMO. Saat ini terdapat 27 lembaga Diklat di Indonesia yg masuk White List IMO.

Maksudnya?
Ini artinya Badan Penelitian dan Pengem­bangan Perhubungan pada tahun 2010 telah berhasil melaksanakan Penyusunan Im­ple­mentasi Cetak Biru Trans­portasi Antarmoda/Intermoda serta Tinjau Ulang Sis­tem Trans­portasi Nasional (Sistranas).

Kalau keberhasilan di Ditjen Perhubungan Udara?
Kami berhasil melakukan ko­munikasi dengan Uni Eropa agar maskapai penerbangan kita yang  sebelumnya dilarang terbang, kini sudah bisa beroperasi lagi.

Selain itu apa lagi?
Peningkatan produktivitas pe­nerbangan nasional yaitu  Okto­ber 2010, jumlah penumpang dalam negeri 36.052.462 penum­pang. Sementara penumpang luar negeri 4.876.575 orang.

Kemudian jumlah perusahaan penerbangan nasional meningkat.

Perusahaan Angkutan Udara Niaga Berjadwal naik dari 16 buah tahun 2009 menjadi 19 buah tahun 2010. Perusahaan Angku­tan Udara Niaga Tidak Berjadwal juga naik dari 38 buah tahun 2009 menjadi 41 buah tahun 2010.

Apa dampak dari pening­ka­tan itu kepada masyarakat?
Berhasil meningkatkan ko­nek­­tivitas antar wilayah di Indo­nesia guna mendorong pengem­bangan aktivitas ekonomi yg terlihat dari peningkatan Armada Angkutan Niaga Berjadwal yang beroperasi yaitu dari 766 pe­sa­wat tahun 2009 menjadi 821 pesawat tahun 2010, pening­ka­tan Rute Pener­bangan Komer­sial  Domestik dari 175 rute ta­hun 2009 menjadi 194 rute tahun 2010, peningkatan Kota terhubung untuk Rute Pe­ner­bangan Komersial  Domestik dari 83 kota tahun 2009 menjadi 94 kota tahun 2010, dan pening­katan Rute angkutan udara Perin­tis dari 94 rute tahun 2009 men­jadi 118 rute tahun 2010.

O ya, apa yang dilakukan ke­men­terian yang Anda pimpin dalam tanggap darurat ben­cana?
Untuk bencana banjir bandang di Wasior, Papua Barat, kami sudah lakukan antisipasi awal saat menerima informasi terjadi banjir di sana dengan segera di­ke­rahkan 3 kapal (2 kapal Pe­rintis dan 1 kapal swasta) yang dikoor­dinasikan Adpel Manok­wari untuk pengangkutan per­sonil dan peralatan SAR serta bahan obat-obatan dan sembako maupun membawa korban dan pengungsi.

Selama operasi tanggap da­ru­rat dikerahkan berapa kapal?
10 kapal untuk angkutan per­sonil dan peralatan SAR serta ba­han obat-obatan dan sembako mau­pun membawa korban dan pe­ngung­si. Selain itu juga di­sedia­kan pengangkutan. Jumlah kese­luruhan pengungsi yang diang­kut 4.572 orang gratis ke daerah asal pengungsi melalui kapal laut dan pesawat udara. Daerah asal pengungsi adalah Makassar, Ambon, Bau-Bau.

Kalau bencana tsunami di Ke­pulauan Mentawai?
Kami mengerahkan 5 kapal untuk pengiriman peralatan dan personil SAR, bahan bantuan dan obat-obatan. Salah satu ka­pal yang dikirim yaitu KM La­bobar dijadikan sebagai Posko Tera­pung.

Kalau bencana meletusnya Gunung Merapi?
Sudah dikerahkan 2 truk dan bus untuk pengangkutan ban­tuan serta pengungsi termasuk angku­tan untuk anak sekolah. Pembe­rian bantuan rambu-ram­bu pe­ringatan bahaya. Pengang­kutan tanpa dipungut biaya untuk ban­tuan maupun tenaga sukarela dengan menggunakan kereta api yg diberangkatkan dari Pasar Senen ke Yogyakarta.   [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA