Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Babul Khoir Harahap: 8 Calon Jaksa Agung Hanya Aspirasi Jaksa, Itu Semacam Harapan Dan Memohon

Kamis, 23 September 2010, 00:26 WIB
Babul Khoir Harahap:  8 Calon Jaksa Agung Hanya Aspirasi Jaksa, Itu Semacam Harapan Dan Memohon

RMOL.Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung (Kapuspenkum  Kejagung) Babul Khoir Harahap mengaku dirinya yang menyampaikan soal delapan calon Jaksa Agung sudah diusulkan ke Presiden, tapi itu hanya bersifat aspirasi.

“Delapan nama itu kan diusul­kan sebagai bentuk aspirasi. Namanya juga aspirasi,  boleh saja kan. Istilahnya mengharap­kan atau memohon,” ujarnya ke­pada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Ini menanggapi pernyataan Staf Khusus Presiden Bidang Infor­masi, Heru Lelono bahwa calon Jaksa Agung dari pejabat karier belum diserahkan ke Presiden.

Kemudian  Jaksa Agung Hen­darman Supandji membantah bahwa dirinya telah mengajukan calon Jaksa Agung kepada Presiden.

“Tahu-tahu muncul (di pem­beritaan) sudah usulkan nama, tidak ada itu. Tidak ada Jaksa Agung mengusulkan ke Bapak Presiden, baik tulis maupun li­san,” tegas Hendarman di kom­plek Kejaksaan Agung Jalan Sultan Hasanuddin Jakarta Sela­tan, Selasa (21/9).

Delapan nama itu adalah Darmono (Wakil Jaksa Agung), M Amari (Jaksa Agung Muda Pidana Khusus), Hamzah Tadja (Jaksa Agung Muda Pidana Umum), Marwan Effendy (Jaksa Agung Muda Pengawasan),  Edwin P Situmorang (Jaksa Agung Muda Intelijen), Iskamto (Jaksa Agung Muda Pembinaan), Kemal Sofyan Nasution (Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara), dan Zulkarnaen Yunus (Staf Ahli Jaksa Agung Hendarman Supandji yang juga Kepala Kejati Jawa Timur).

Babul Khoir selanjutnya menga­takan, delapan nama itu aspirasi dari kalangan jaksa. Tapi kalau Presiden menginginkan dari luar yang terbaik, ya silakan. “Kita siap terima. Kita harus dukung, siapa pun yang dipilih. Pasti itu yang terbaik menurut Presiden,’’ ujarnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Pak Hendarman membantah telah mengajukan delapan orang calon Jaksa Agung, ke­napa bisa begitu?

Aspirasinya beliau kan sudah menyampaikan delapan orang itu. Tapi yang secara tertulis kan tidak. Itu yang diomongkan beliau. Aspirasinya delapan orang  untuk diajukan Presiden kalau dipilih dari dalam.

Beliau katakan silakan dipilih dari luar atau dalam. Itu kan hak prerogatif Presiden. Namanya juga aspirasi, jadi boleh saja kan. Istilahnya mengharapkan atau memohon.

Anda mengatakan sudah menga­jukan calon Jaksa Agung ke Presiden?

Itu sebagai aspirasi,  delapan nama itu sebagai usulan. Nama­nya orang kalau mau diganti berarti ada penggantinya.

Ada kesan ini strategi me­n­jebak Presiden agar me­milih dari pejabat karier?

Tidak ada maksud seperti itu. Sebelum Pak Presiden menen­tukan Jaksa Agung, Pak Hendar­man mengajukan dari dalam sebagai aspirasi. Ya, boleh dong, beliau ngomong begitu. Masa beliau tidak punya hak untuk ngomong kayak gitu.

Tapi pak Hendarman menga­­ta­kan tidak pernah mengajukan calon Jaksa Agung baik lisan maupun tertulis?

Itu kan saya yang bilang,  saat ditanya sama wartawan maka saya mengusulkan delapan orang ini. Delapan orang ini dari calon kami. Dan kalau ditanya sama Presiden, ya delapan orang ini dari dalam.

Kenapa delapan orang?

Karena mereka yang meme­nuhi syarat. Inilah aspirasi, dan inilah permintaan. Delapan orang itu, yang berkembang. Lagipula mereka sudah lama menjabat eselon I di kejaksaan.

Sampai sekarang, apakah Pre­­siden sudah meminta tangga­pan dari Pak Hendarman?

Belum. Kemarin (21/9) beliau ngomong, Presiden belum me­minta. Nggak tahu kalau seka­rang (22/9). Tapi kelihatannya belum.

Kalau nanti  sudah ada, baru menyodorkan delapan orang itu?

Ya.

Dari delapan orang itu, siapa­kah yang dinilai terbaik?

Semuanya memenuhi syarat.  Kami tidak ada menargetkan dua  atau tiga orang. Itu kan hak prero­gatif Presiden, kami nggak berani, dan Pak Hendarman juga nggak berani menentukan ini calon Jaksa Agung yang harus dipilih.

Memang bagaimana Anda me­lihat aspirasi dari Kejaksaan?

Kalau dulu kan aspirasi kejak­saan jarang. Tapi sekarang aspi­rasi sudah terbiasa. Jadi, sekali lagi kami tidak meminta. Tapi kalau diminta, kami mengusul­kan dari dalam ya, delapan orang itu.

Kalau yang dipilih  dari luar menjadi Jaksa Agung, bagai­mana tuh?

Kita mendukung sekali. Siapa pun yang dipilih nanti. Sebab, kami sangat loyal dengan siapa pun.

Apa nggak merasa kecewa ?

Nggak. Sudah biasa kan Jaksa Agung dari luar. Awal kejaksaan berdiri, juga dari luar kok. [RM]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA