Demikian dikatakan Ketua Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Kota Banjar, Muhtadin, yang sempat bersama-sama Baasyir menghadiri pengajian di Masjid Agung Banjar, Jawa Barat (Sabtu, 7/8).
"Makanya kami protes, kenapa Ustad Abu ditangkap. Dari Sabtu di Banjar sampai Senin pagi di Tasikmalaya, Ustad hanya berdakwah, tidak ada kegiatan lain," kata Muhtadin kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Selasa, 10/8).
Muhtadin melanjutkan, apa yang menjadi pemikiran Ustad Abu tentang terorisme selalu diajarkan mantan tersangka Bom Bali itu pada pengikutnya dan dijadikan pegangan hidup semua anggota JAT.
"Dengan bom-bom itu kami sangat tidak setuju. JAT di Banjar dan dimanapun tidak setuju aksi teroris,' tegas Muhtadin.
"Kalau mau bunuh diri di Afghanistan, atau di Jalur Gaza saja. Indonesia negara aman. Kalau ada berita dari Jakarta ada seorang pelaku teroris pelaku bom bunuh diri itu adalah anggota JAT, itu rekayasa," imbuh Muhtadin.
Muhtadi yang mengaku dekat dengan Baasyir selalu memperhatikan aktivitas pimpinannya itu, tidak pernah berbau perekrutan apapun, apalagi untuk mendukung kegiatan terorisme.
"Kami merasa keheranan. Apa dosa Ustad Abu? Kami yakin tuduhan Ustad Abu terlibat teroris Aceh pasti rekayasa polisi dari pengakuan orang yang bukan anggota Jamaah Anshorut Tauhid," tandasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: