Pemerintah menargetkan 83 juta penduduk menerima manfaat program pada 2029. Adapun para penerima program antara lain pelajar pendidikan anak usia dini hingga sekolah menengah atas, anak di bawah usia lima tahun atau balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Peran MBG dalam Menekan Angka Stunting dan Gizi Buruk
Program MBG ini menjadi harapan bagi anak bangsa utamanya dalam pemenuhan gizi mereka, serta menjadi harapan bagi sang ibu agar anaknya mendapat asupan gizi seimbang. Kedepan dengan MBG ini anak Indonesia mendapatkan nutrisi yang cukup untuk menopang pertumbuhan dan perkembangannya, bahkan MBG ini menjadi semangat awal dalam menekan angka stunting dan gizi buruk, bahkan pemberian MBG ini bukan hanya diberikan kepada para siswa namun para ibu hamil pun turut diberikan MBG dengan harapan anak yang dilahirkan terhindar dari ancaman stunting dan gizi buruk.
Kami di KNPI melihat MBG bukan sekadar program intervensi gizi, tetapi momentum strategis untuk membangun budaya sehat dan produktif di kalangan generasi muda. MBG harus menjadi simbol keberpihakan negara pada masa depan anak bangsa. Jika digerakkan secara masif dan inklusif dengan melibatkan tenaga kesehatan muda, kader gizi, serta organisasi kepemudaan, maka MBG akan menjadi gerakan kolektif yang mampu menekan stunting dari akar masalahnya: ketidakseimbangan gizi, ketidaktahuan, dan ketidakadilan akses pangan.
Menu dan Standar Gizi Seimbang dalam Program MBG
Dalam pembuatan MBG ini hal yang paling mendasar yang perlu diperhatikan adalah bagaimana penyajian menu dipastikan sesuai standar kriteria gizi seimbang, karena target pembagian MBG ini yaitu pemenuhan asupan gizi seimbang para anak Indonesia, diharapkan pula dengan adanya MBG ini mampu menjadi daya tarik para siswa untuk semangat datang bersekolah, dan dapat membantu peningkatan prestasi siswa dalam belajar
Kualitas menu MBG sebaiknya tidak berhenti pada pemenuhan kalori semata, tetapi berorientasi pada gizi seimbang dan kearifan pangan lokal. Di berbagai daerah, termasuk di wilayah timur seperti Sulawesi Utara, kita memiliki sumber protein tinggi dari ikan laut, jagung, dan daun kelor yang kaya zat gizi mikro. Penguatan program MBG harus mendorong diversifikasi pangan lokal agar anak-anak sekolah tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga memiliki keterikatan budaya terhadap sumber pangan daerahnya.
Keberlanjutan dan Kualitas Gizi Program MBG
Dukungan lintas sektor sangat diperlukan dalam mensukseskan program MBG ini, begitu pentingnya integritas kebijakan agar program ini terjamin terselenggara dengan baik hingga ke pelosok Nusantara, persoalan anggaran perlu pengawasan yang detail agar tata kelola keuangan MBG transparan sehingga memperlancar implementasi program berjalan lancar, hal yang terpenting adalah keterlibatan organisasi kepemudaan dalam mengawal program ini, salah satunya adalah KNPI siap berkontribusi penuh dalam program MBG ini dengan tujuan sesuai dalam UUD 1945 yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa selain itu KNPI juga mendorong evaluasi rutin dan monitoring berkala proses MBG ini agar kedepannya program ini menjadi investasi dalam melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas, unggul dan pada akhirnya generasi emas 2045 akan kita capai.
Keberlanjutan MBG akan bergantung pada keseriusan pemerintah menjaga tiga hal: integritas kebijakan, kesinambungan anggaran, dan kemitraan lintas sektor. Pemerintah perlu membuka ruang kolaborasi dengan organisasi kepemudaan, tenaga kesehatan, dan akademisi agar evaluasi gizi dilakukan secara berkala. KNPI siap menjadi jembatan antara pemerintah dan masyarakat dalam mengawal kualitas serta keberlanjutan MBG. Karena bagi kami, gizi bukan sekadar urusan dapur, tapi urusan masa depan bangsa.

dr. Fachrurrozy Basalamah
Ketua Bidang Kesehatan DPP KNPI
BERITA TERKAIT: