Jarkoni itu
iso ngajar, ora iso nglakoni (bisa menggurui, tapi enggak bisa ngejalanin). Ini sangat penting, di tengah persaingan politik kandidat.
Sederhana saja sebetulnya, Capres-Cawapres pasca Jokowi harus mampu membuat program berkelanjutan dari Jokowi, sekaligus menyempurnakannya dan mengaitkan program-program barunya, hingga rakyat merasakan hasilnya secara konkret.
Tentu ada beberapa hal sektor fundamental yang perlu dicapai untuk tindakan berkelanjutan dan penyempurnaan.
Sektor-sektor ini menyangkut politik, ekonomi, sosial, lingkungan hidup dan pertahanan keamanan. Dengan orientasi pencapaian
civilian direction (arahan sipil) yang kuat, di mana rakyat, warga menjadi subjek utama dalam pembangunannya di segala sektor secara demokratik.
Pembangunan infrastruktur, hilirisasi, IKN Nusantara yang merupakan 3 program strategis Jokowi membutuhkan penjelasan konkret, rasional, dan demokratik untuk membuat program-program tersebut berkelanjutan sekaligus tersempurnakan.
Sehingga, calon pemimpin mendatang tidak hanya bicara jarkoni ke rakyat.
Program-program tersebut harus manifes menjadi sumber kekuatan kemakmuran dan kemajuan rakyat, bangsa, dan negara di tingkat lokal, nasional, dan global.
Untuk itu, para calon pemimpin harus mampu menjawab tantangan-tantangan ini.
Capres-Cawapres yang saat ini telah ditetapkan oleh Rapimnas PPP, yaitu Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno merupakan bakal calon pemimpin yang paling mampu untuk menjawab tantangan-tantangan Indonesia ke depan, pasca pemerintahan Jokowi-Maruf.
*Kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
BERITA TERKAIT: