Kendaraan Listrik dan Mitos Bebas PolusiPeralihan ke kendaraan listrik sering disebut sebagai jalan keluar. Namun, adakah garansi bahwa peralihan ini akan menghapus polusi? Tidak.
Kendaraan bukan satu-satunya penyebab polusi. Asap industri, terutama dari PLTU berbahan bakar batubara, kontribusi besar pada kualitas udara yang buruk. Polusi dari PLTU berlipat-lipat lebih berbahaya daripada polusi kendaraan bermotor.
Sumber Polusi Jakarta: Lebih dari Sekadar KendaraanMeskipun transportasi, khususnya kendaraan pribadi adalah kontributor besar, sumber polusi lain seperti industri, pembangunan, pembakaran sampah, dan PLTU juga memberikan kontribusi signifikan.
Sebuah pendekatan holistik diperlukan, bukan hanya fokus pada salah satu penyebab.
Pemindahan Ibu Kota: Bukan Solusi AjaibPemindahan ibu kota ke IKN di Penajam mungkin terdengar sebagai langkah progresif, tetapi ini bukanlah solusi cepat.
Memindahkan ibu kota tidak akan menyelesaikan masalah polusi di Jakarta. Polusi akan tetap ada dan membutuhkan penanganan serius.
Kendaraan Listrik: Bukan Tanpa DosaSementara kendaraan listrik tampak menjanjikan, kita harus mempertimbangkan dampak produksi baterai.
Pertambangan mineral untuk baterai memerlukan litium, kobalt, dan nikel yang berdampak pada lingkungan dan masyarakat. Jika seluruh armada kendaraan digantikan dengan kendaraan listrik, dampak ekologis dari pertambangan dapat meningkat.
Subsidi EV: Sebuah Kebijakan Tidak Adil?Subsidi untuk EV mungkin tampak menarik, tetapi manfaat ini mungkin hanya dinikmati oleh segelintir orang.
Banyak masyarakat miskin mungkin tidak mendapat manfaat dari kebijakan ini. Sebuah pendekatan yang lebih inklusif seperti memperbaiki transportasi publik bisa menjadi jalan keluar.
Pembangkit Listrik: Sumber Polusi yang TerabaikanPLTU berperan penting dalam memenuhi kebutuhan listrik Jakarta, namun kontribusi mereka terhadap polusi sering diabaikan.
Konsumsi batubara oleh PLTU menghasilkan polutan berbahaya. Dengan meningkatnya penggunaan kendaraan listrik, permintaan untuk listrik akan meningkat, meningkatkan konsumsi batu bara dan polusi yang dihasilkannya.
KesimpulanSolusi untuk mengatasi polusi udara di Jakarta memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan semua sektor.
Sebagai warga Jakarta, kita perlu terlibat aktif dalam diskusi ini dan mendorong pemerintah untuk mencari solusi yang benar-benar efektif dan berkelanjutan.
Penulis adalah ekonom, yang juga pakar kebijakan publik UPNVJ dan CEO Narasi Institute
BERITA TERKAIT: