Berita duka ini sungguh-sungguh merupakan sebuah "kepergian" yang mendadak dan mengejutkan kita semua tetutama yang mengenal almarhum.
Almahum Ir. Viktor Sirait adalah aktivis lurus dan tulus sejak kuliah dan lulus menamatkan studi dari kampus terbaik dan terkenal: Institut Teknologi Bandung (ITB). Seorang aktivis mahasiswa dan aktivis organisasi intra dan ekstra kampus pada zamannya.
Bergumul dan bergelut serius, tekun, dan gigih dengan berbagai permasalahan dan tantangan zaman yang serba kompleks, dinamis, dan kompetitif. Proaktif terlibat melakukan pembelaan dan pendampingan rakyat pada masanya.
Viktor Sirait adalah salah seorang pengusaha yang mandiri dan relatif berhasil. Kemandirian dan keberhasilan ini dilalui dengan penuh dinamika dan tantangan yang serba heroik. "DNA" kepribadian Viktor Sirait sebagai pengusaha, pada dasarnya selalu dan sungguh peduli dan bertanggungjawab untuk memajukan masyarakat dan membangun bangsa.
Perihal ini dipraxiskan melalui tugas panggilan pelayanan profesi yang dijalaninya dan ditekuninya. Intinya adalah sebuah profesi yang bersentuhan dengan infrastruktur dan sejumlah pembangunan terkait lainnya.
Viktor Sirait memilih secara sadar dan dengan
confirm atas pilihannya tersebut. Kemudian berdiri tegak dan lurus meyakini pilihannya dan terpanggil untuk segera membumikan sistem nilai perjuangan atas pilihannya tersebut. Viktor Sirait membumikan secara profesional dan dengan analitis bahwa pembangunan kohesivitas infrastruktur, penataan kapasitas sumber daya, penyiapan kualitas kader (SDM), peningkatan relasi-jaringan, percepatan dan pemudahan pelayanan, pada dasarnya mengandung dan memiliki sistem nilai.
Ini adalah serangkaian jalan pengabdian dan saluran pelayanan yang mesti ditempuhnya secara serius dan efektif demi membangun dan menumbuhkan nilai-nilai perjuangan dan pengabdian.
Viktor Sirait bersama kawan-kawannya mentransformasi nilai-nilai dan sistem nilai ini ke "wilayah, ke ranah, ke tingkat, ke kawasan" yang lebih luas, yaitu Indonesia yang berideologi Pancasila dan Berbhinneka Tunggal Ika dalam wadah NKRI.
Hingga pada akhirnya, Viktor Sirait bersama kawan-kawannya mendirikan dan mengorganisasikan komunitas relawan Bara JP untuk bersama-sama puluhan ribu, ratusan ribu bahkan jutaan elemen dan komunitas lain mendukung dan memenangkan Joko Widodo menjadi Presiden RI saat Pilpres tahun 2014 dan tahun 2019.
Viktor Sirait adalah salah seorang yang terkemuka dan terdepan di barisan komunitasnya yang menggerakkan keseluruhan sumber daya, potensi, dan jaringan yang dimiliki. Penggerakkan ini diorientasikan dan diabdikan untuk memajukan masyarakat dan membangun bangsa Indonesia. Penggerakkan ini tentu dengan baik dan benar serta secara obyektif, kritis, positif, dinamis, kompetitif, efektif, inovatif, dan produktif.
Kandungan pemikiran dan muatan pengabdian Viktor Sirait bagi masyarakat, bangsa, dan negara, pernah terlontar dalam sejumlah dialog dan diskusi kami.
Pernah ada sekelumit kecil dialog kami bersama Viktor Sirait suatu saat di pertengahan tahun 2000-an (2005). Ketika itu, saya sebagai salah seorang anak buah dan anggota staf dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, yaitu saya sebagai salah seorang Ketua DPP PDI Perjuangan, meminta kepada Viktor Sirait menjadi salah seorang fungsionaris Departemen yang saya bidangi di DPP PDI Perjuangan.
Viktor Sirait yang memang sejak awal sebelumnya sudah menyatakan keinginan untuk bergabung menjadi fungsionaris Departemen di DPP PDI Perjuangan, pada gilirannya ditugaskan menjadi salah seorang fungsionaris Departemen. Malahan sempat proaktif terlibat selama beberapa waktu. Kemudian memohon maaf dan memohon ijin kepada saya untuk selanjutnya akan kurang aktif dalam kegiatan departemennya.
Bersama Viktor Sirait, ada sejumlah fungsionaris departemen DPP PDI Perjuangan di bidang saya yang merupakan anggota dan kader PDI Perjuangan, dengan asal latarbelakang dari berbagai kalangan: profesional, akademisi, politisi (anggota DPR RI), kalangan aktivis ideologis dan berpengaruh terutama dari ormas strategis dan besar, khususnya mantan pimpinan dan aktivis ormas kemahasiswaan ekstra kampus yang tergabung dalam komunitas "Kelompok Cipayung". Ada GMNI, GMKI, HMI, PMII, PMKRI.
Saat itu Viktor Sirait amat sibuk dengan kegiatan profesinya di bidang ekonomi dan bisnis bahkan sampai sering keluar kota. Juga mungkin karena Viktor Sirait memiliki
passion yang lebih cocok dengan profesi pengusaha dan memilih tumbuh berkembang dalam lingkungan profesi pengusaha.
Meskipun pada akhirnya kurang aktif terlibat secara fisik di partai dan dalam sejumlah kegiatan "politik" lainnya, namun Viktor Sirait senantiasa tampil sebagai figur dan kader bangsa yang "ideologis", sama sekali tidak praktis pragmatis. Juga selalu tampil sebagai yang sosok dan SDM yang "Merah Putih", sama sekali tidak partikular primordial sektarian. Viktor Sirait berjalan dengan lingkungan pergerakan dan bergerak dalam suasana perjuangan rakyat. Spritualitas perjuangan ini diletakkan dalam perspektif untuk bergotongroyong memajukan masyarakat dan membangun bangsa Indonesia.
Viktor Sirait sampai akhir hayatnya memiliki sifaf dan sikap kepribadian yang cerdas, sederhana, santun, bersahaja, tegas, berani, terbuka, arif dan bijak, peduli, berkomitmen, bersosial, responsif, dan sebagainya yang baik dan bajik. Saya pernah meminta sebuah buku kepada Viktor Sirait saat Pilpres tahun 2014. Buku tersebut merupakan buku baru yang sedang dibawanya, yang isinya bermuatan pengulasan dan pembahasan mengenai rekam jejak, prestasi, keberhasilan, dan keunggulan Jokowi (lulusan UGM), Yogyakarta.
Saya juga sesungguhnya sudah memiliki buku yang sama judul dan isinya tetapi saya sedang tidak membawanya saat itu. Padahal saya sudah merencanakan untuk segera menyampaikannya sebagai ole-ole akademik dan bahan bacaan bermanfaat kepada Dubes Indonesia untuk Belanda saat itu Retno Marsudi (lulusan Jurusan Hubungan Internasional FISIPOL UGM, dan kini menjabat sebagai Menteri Luar Negeri RI).
Dubes Retno Marsudi rencana berangkat dari Jakarta ke Belanda dengan penerbangan pesawat malam hari, sehingga menunggu beberapa waktu di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten. Saya masih ada sejumlah kegiatan sore sampai malam saat itu, sehingga buku "Jokowi" tersebut diantar ke bandara oleh seorang aktivis profesional dan fungsionaris komunitas Keluarga Alumni UGM (KAGAMA) Yogyakarta bernama Rinina (lulusan Jurusan Hubungan Internasional FISIPOL UGM).
Dan kemudian buku tersebut diserahkan kepada Dubes Retno Marsudi yang sedang menantinya di bandara sembari menunggu keberangkatan pesawat ke Belanda. Buku tersebut sesungguhnya adalah tinggal satu-satunya buku terbatas yang dimiliki Viktor Sirait namun rela bersedia memberikannya kepada saya. Pemberian ini semakin menjadi bermakna karena berlangsung dalam waktu singkat dan dalam suasana darurat keberangkatan jauh.
Victor Sirait, selain sebagai pengusaha, juga sedang menunaikan tugas pengabdian kenegaraan sebagai Komisaris di BUMN Waskita Karya di bawah koordinasi tehnis fungsional Kementeriaan PUPR RI. Tengah menunaikan amanah dan kepercayaan menjadi Ketua Umum DPP Bara JP. Pernah menjadi salah seorang Pengurus Pusat GMKI. Dan masih banyak lagi kegiatan dan tugas panggilan pelayanan lainnya demi untuk membangun Indonesia maju.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melindungi dan memberkati keluarga yang ditinggalkan. Juga diberi penguatan, penghiburan, dan pengharapan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Selamat jalan Ir. Viktor Sirait. Tuhan Yang Memberi dan Tuhan Yang Mengambil.
Rest in peace. Amin.