Fitnah.
Lies, lies & more lies. Firehose of Falsehood. Character Assasination. Anti HTI.
Pro Communist.
Otak prematur diolah dengan Islamophobia. Bohong secara terang-terangan dirasa sangat efektif membentuk
public opinion. Mengaktivasi rasa takut.
Fearmongering, shockvertising, fear sell dan
fear appeal is its campaign's powerful tools.
â€Fear Appeals†punya tiga komponen; pesan, target audience dan
recommended behavior. Struktur "tiga pilar" ini dimainkan
Evil Axis.
Pesan itu berbunyi, HTI di belakang Prabowo-Sandi yang hendak mendirikan Negara Islam.
Target Audience-nya adalah kelompok minoritas, kafir,
drop-outs, preman,
jobless, liberal, sekular,
half-baked intellectuals, psuedo academics, dan orang gila.
Recommended behavior yang diharapkan, coblos paslon Ko-Ruf No.1 di pilpres.
Memahami "Tiga Pillar Evil Axis" ini maka rencana mereka menjadi tampak jelas.
Crystal clear. Ternyata semua konten pesan
â€fear appeals†seputar "HTI, Prabowo-Sandi, Negara Islam" adalah propaganda politik hitam demi menang di pemilu.
Nobel
Memorial Prize in Economic Sciences laureate bernama Daniel Kahneman beri solusi mengatasi
fearmongering yang ditancap
Evil Axis.
Daripada terpengaruh secara emosi dan menciptakan perkubuan "kita dan mereka", sebaiknya
step back dan menganalisa data dengan kepala dingin. Solusi itu disebut
â€System 2 Thinkingâ€.
Data tersebut seperti kyai ultra konservatis dan pengacara HTI plus jenderal tertuduh international tribunal yang nggak pernah pergi ke luar negeri sejak 1998 ternyata ada di kubu paslon Ko-Ruf No 1.
In short, Prabowo-Sandi merupakan amalgamasi dari simbol dan spirit Islam yang melindungi semua elemen minoritas.

Penulis adalah aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak)